Di era modern, sulit membayangkan seorang bek tengah bersaing memperebutkan gelar pencetak gol terbanyak liga. Namun, lebih dari tiga dekade lalu, seorang pemain bertahan Real Madrid tidak hanya bersaing, tetapi juga berhasil mengungguli para penyerang elite Eropa. Pemain itu adalah Fernando Hierro, yang mengukir sejarah dengan catatan gol yang mustahil pada musim LaLiga 1991/92.
Musim itu, Hierro menjelma menjadi ancaman serangan yang tak terduga bagi Los Blancos. Dengan kemampuan mengeksekusi bola mati, kekuatan fisik di udara, dan naluri menyerang yang tajam, ia mencatatkan namanya di papan skor sebanyak 21 kali. Angka ini secara luar biasa menempatkannya sebagai pencetak gol terbanyak kedua di seluruh liga, sebuah prestasi yang bahkan tidak bisa dicapai oleh banyak striker murni legendaris saat itu.
Kisah di balik musim fenomenal ini bukan hanya tentang statistik. Ini adalah cerita tentang perubahan taktis yang brilian, drama internal tim yang mengejutkan, dan momen tragis yang menentukan nasib sebuah gelar. Musim 1991/92 adalah kanvas yang melukiskan kehebatan Hierro sebagai salah satu pemain paling komplet dalam generasinya, seorang pemimpin yang bisa bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.
Bagaimana seorang bek bisa mencapai produktivitas setinggi itu? Apa rahasia di balik ledakan golnya, dan bagaimana konteks tim yang penuh gejolak membentuk salah satu anomali paling menarik dalam sejarah sepakbola Spanyol? GOAL coba menjelaskannya di sini!





