Manchester City berhasil mengamankan tiga poin krusial secara dramatis saat menjamu Leeds United di Etihad Stadium. Dalam laga yang berakhir dengan skor 3-2 tersebut, sang juara bertahan nyaris terpeleset setelah keunggulan nyaman mereka di babak pertama sirna begitu saja di babak kedua. Phil Foden tampil sebagai juru selamat dengan mencetak gol kemenangan di masa injury time, sebuah momen magis yang menutupi keretakan performa tim yang mengkhawatirkan.
Laga ini menjadi cerminan dua wajah berbeda dari The Citizens. Di babak pertama, mereka tampil begitu dominan dan klinis, seolah kemenangan besar sudah di depan mata. Namun, di babak kedua, mereka kehilangan kendali permainan, membiarkan Leeds bangkit, dan menunjukkan kerapuhan mental yang tidak biasa bagi tim asuhan Pep Guardiola. Anomali ini menjadi sorotan utama pasca-pertandingan.
Kemenangan ini untuk sementara membawa City naik ke posisi kedua klasemen, menempel ketat Arsenal. Namun, di balik euforia tiga poin, terdapat peringatan keras bagi Guardiola. Ketergantungan pada momen individu dan ketidakmampuan menjaga konsistensi selama 90 menit penuh adalah "penyakit" yang bisa menjadi batu sandungan fatal dalam upaya mereka mempertahankan gelar juara musim ini.
GOAL coba membedah secara mendalam bagaimana Foden mengambil alih peran protagonis dari Erling Haaland, analisis taktik perubahan formasi Leeds yang merepotkan City, serta data statistik yang mengungkap tren mengkhawatirkan dari performa babak kedua Manchester City sepanjang musim ini.







