Meski baru 22, Haaland sudah di klub kelima dalam kariernya, dan ia tak pernah bertahan di satu tim lebih dari tiga musim. Ia memang nyaman di Man City dan ada koneksi nyata antara dirinya dan klub, tak ada alasan mengapa ia akan/harus setia, seperti Kane setia pada Tottenham atau Steven Gerrard pada Liverpool.
Dengan asumsi Haaland relatif bebas cedera, ia bisa memiliki kemewahan untuk memilih ke mana pun ia mau pergi, dan tak ada lagi klub yang lebih besar dari Real Madrid. Rafaela Pimenta, agen barunya setelah Raiola berpulang pada 2022, berkata ia dan kliennya selalu memikirkan soal langkah berikutnya.
"Ada Liga Primer, lalu ada Real Madrid. Real Madrid punya hal tersendiri yang menjadikan mereka destinasi impian para pemain. Madrid memiliki magisnya sendiri. Mereka tak selalu kompetitif di liga tiap pekannya, tetapi mereka punya Liga Champions," ujar Pimenta di Financial Times Business of Football Summit Maret kemarin.
"Di Agensi saya, kami mencoba menyusun rencana. Kami harus memiliki target. Mungkin tak tercapai, tetapi jika kami tak tahu ke mana kami ingin pergi, maka bisa dipastikan kami tak akan sampai di sana. Ketika kami memiliki seorang pemain, kami menyusun rencana."
Ayah Haaland juga tak malu-malu mengungkapkan keinginan anaknya untuk bermain di klub lain. "Saya rasa Erling ingin menguji kapabilitasnya di semua liga. Maka ia bisa bertahan di setiap liga maksimal tiga sampai empat tahun," ucap Alfie di The Big Decision.
"Ia bisa dua setengah tahun di Jerman, dua setengah tahun di Inggris, lalu di Spanyol, Italia, Prancis, ya kan? Kita tak tahu apakah akan seperti itu, tetapi saya rasa ia ingin menguji kemampuannya di liga-liga besar."
Maka, Madrid masih menjadi opsi yang sangat menarik bagi masa depan Haaland. Jangan kaget jika Galactico sejati pertama Man City akan menyebut Santiago Bernabeu sebagai rumahnya dalam kurun beberapa waktu tahun saja...