Ten Hag Foden City United GFXGetty/GOAL

Nasib Erik Ten Hag Di Manchester United Sudah TAMAT! Pemenang & Pecundang Saat Phil Foden & Man City Pupus Asa Liga Champions MU

Manchester lagi-lagi biru.

Dan, terlepas dari sesumbar Sir Jim Ratcliffe akan membawa Manchester United mengkudeta Manchester City dalam kurun tiga tahun, rasanya akan butuh mukjizat dan usaha yang keras untuk merebut supremasi pasukan Pep Guardiola di derbi ini, untuk kembali memerahkan Manchester.

Man City memang harus comeback untuk mengalahkan Man United di hari Minggu (3/3) - sebuah peristiwa yang untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah Liga Primer Inggris! - tetapi merekalah yang dominan sepanjang laga di Etihad, dan layak memetik poin penuh untuk menempel ketat Liverpool. Kemenangan ini pun menjadi bekal yang berharga menjelang duel puncak klasemen Liga Primer Inggris pekan depan di Anfield.

Setelah gol spektakuler Marcus Rashford, Man United hampir tak bisa melakukan tembakan ke gawang Man City. Pun pertahanan Setan Merah yang begitu kokoh akhirnya diruntuhkan oleh sesosok pria yang lahir, besar, dan bersinar di Manchester. Ya, brace Phil Foden membantu The Citizens menang 3-1.

Foden berhasil meneruskan performa gemilangnya dalam beberapa pekan terakhir, sementara Erling Haaland kembali ke papan skor meski melewatkan sebuah peluang yang hampir 100 persen gol di pertengahan laga. Bomber Norwegia itu asih menjadi 'wajah' Man City, tetapi tak bisa diragukan lagi bahwa Foden-lah yang menjadi motor kesuksesan pasukan Guardiola musim ini.

Sementara itu kesuksesan masih menjadi sebuah kenyataan yang jauh dari rengkuhan bagi Man United, dan memimpikan Liga Champions musim depan sama saja seperti pungguk merindukan bulan. Kekalahan beruntun bikin tim Erik ten Hag tertinggal 11 poin dari Aston Villa di peringkat empat, dengan 11 laga tersisa di EPL, sementara potensi spot tambahan di peringkat lima juga tidak mudah digapai.

GOAL mengulas siapa saja pemenang & pecundang dari derbi Manchester teraktual di Etihad Stadium...

  • Phil Foden Manchester City 2023-24Getty Images

    PEMENANG: Phil Foden

    Jika ditanya siapa pemain terpenting Manchester City, kebanyakan orang akan menjawab Haaland dan/atau Kevin De Bruyne. Mungkin setelah itu Rodri, yang kini 59 laga tak terkalahkan di level klub. Tetapi, musim ini, Foden yang paling layak menyabet gelar itu.

    Brace Foden ke gawang Man United menggenapkan torehan golnya musim ini menjadi 18 - catatan terbaik sepanjang kariernya - dan enam dari gol-gol itu ia cetak di enam laga Liga Primer Inggris terakhir. Tanpanya, Man City bakal kehilangan SEMBILAN poin dan hampir dipastikan terusir dari pacuan gelar.

    Guardiola bahkan mengisyaratkan bahwa Foden adalah Pemain Terbaik Liga Primer Inggris sejauh ini, dengan berkata: "Memenangkan laga itu adalah ketika Anda menjadi pemain kelas dunia. Semua orang bermain dengan baik, tetapi Anda harus memenangkan pertandingan, dan dia memenangkan pertandingan."

    Di usia 23 tahun, Foden memasuki usia primanya, dan ia sudah membuktikan bisa tampil di level elite di berbagai posisi. Pada sebagian besar musim ini, ia gemilang ketika dipasang di tengah, dengan gemilang mengisi lubang yang ditinggalkan De Bruyne gegara cedera. Tetapi, di derbi Manchester kali ini, Foden menghabiskan sebagian besar laga di kanan, dan menjadi mimpi buruk Victor Lindelof dengan pergerakan, kelincahan, dan tembakan-tembakan tajamnya, yang akhirnya berbuah gol penyeimbang spektakuler di babak kedua.

    Foden lalu dipindah ke kiri di menit akhir, dan dari sana ia bisa menusuk ke dalam, satu-dua dengan Julian Alvarez, dan membawa City berbalik unggul. Nampaknya di posisi itu ia akan menjadi salah satu bintang Inggris di Piala Eropa 2024, dengan Jude Bellingham dan Bukayo Saka sudah mengunci dua posisi tersisa di belakang Harry Kane.

    Gareth Southgate juga hadir untuk menyaksikan masterclass dari Foden di laga derbi ini, dan pelatih The Three Lions itu pasti senang bukan kepalang bisa memiliki seorang pemain yang layak jadi kontender Ballon d'Or untuk kejuaraan di Jerman nanti.

  • Iklan
  • Marcus Rashford Manchester United 2023-24Getty Images

    PECUNDANG: Marcus Rashford

    Rashford cuma butuh delapan menit di derbi Manchester untuk mengingatkan kepada semua orang akan kualitas sejati seorang No.10 United. Ia melepaskan tendangan geledek dari jarak hampir 30 meter, yang layak dicalonkan sebagai Gol Terbaik musim ini. Gol itu mestinya mestinya menjadi bekal dan fondasi yang kuat bagi Rashford untuk memberikan penampilan terbaiknya musim ini, tetapi sayang sekali, ia malah menyajikan salah satu performa terburuknya di 2023/24, dan gol indah tersebut cumamenjadi anomali.

    Minggu lalu, Rashford membalas para haters yang meragukan komitmennya untuk Man United, dan Ten Hag menegaskan bahwa anak asuhnya itu harus berjuang untuk sembuh dari cedera demi mengikuti derbi Manchester. Tapi dugem di Belfast semalam sebelum latihan adalah bukti bahwa komitmennya memang patut diragukan, dan ia memang tak fokus musim ini. Ya, ia juga gagal fokus untuk melakukan tugasnya di tiga momen krusial di Etihad.

    Pertama, ia menggunakan dada alih-alih kepala untuk mengontrol bola lambung yang semestinya bisa membawanya berhadapan satu-lawan-satu dengan Ederson. Yang terjadi adalah bola memantul ke belakang, sehingga Kyle Walker sempat mengejarnya. Ia lalu gagal menyentuh crossing manja Alejandro Garnacho di tiang jauh. Terakhir, di babak kedua, saat mendapat umpan terobosan dari Scott McTominay, ia sembrono memancing pelanggaran dari Walker alih-alih menggiringnya ke kotak penalti. Ten Hag saja mengaku kontak dari Walker "sangat lembut" sehingga Rashford tak punya justifikasi untuk mengeluhkan keputusan wasit membiarkan permainan bergulir. Di akhir sekuens tersebut, Man City menyerang balik dan menyamakan kedudukan via Foden.

    Paripurna sudah malam mengenaskan Rashford, yang sebenarnya dimulai dengan sangat baik. Setelah segala perbaikan menjanjikan yang ia tunjukkan akhir-akhir ini serta tanda-tanda kerja sama maut dengan Rasmus Hojlund, Rashford menjadi sosok yang itu-itu saja: seorang pemberi harapan palsu.

  • Erik ten Hag Manchester United 2023-24Getty Images

    PEMENANG: Manajer-manajer tanpa klub

    Musim panas 2024 akan menjadi musim panas terbesar dalam hal domino manajerial. Kabar bahwa Jurgen Klopp, Xavi Hernandez, dan Thomas Tuchel akan meletakkan jabatan mereka di akhir musim artinya akan ada tiga kursi pelatih yang kosong di klub elite, yakni di Liverpool, Barcelona, dan Bayern Munich.

    Nah, sekarang, tambahkan jadi empat, karena setelah laga derbi yang memalukan ini, tidak mungkin Erik ten Hag masih bertahan di Man United setelah musim ini.

    Pelatih asal Belanda itu memang disudutkan krisis cedera (delapan pemain absen, termasuk dua striker dan dua bek kiri), tetapi cara timnya bertanding di laga ini cuma pantas diadopsi tim kroco. Begitu Foden menetralkan tendangan geledek Rashford dengan sepakan yang tak kalah impresif, Ten Hag tak punya jawaban.

    Man United tetap bermain dengan 10 pemain di belakang bola bahkan setelah tertinggal. Fans City mungkin sebal melihat tambahan waktu sampai delapan menit, mengingat keunggulan yang tipis, tetapi justru fans United yang lebih 'berhak' mengeluh, karena mereka harus menonton klub sirkus ini delapan menit lebih lama.

    Mereka juga masih harus sabar-sabar menonton dagelan ini sampai paling tidak tiga bulan lamanya, sampai akhir musim, karena asa Man United menembus empat besar sudah bisa dibilang terkubur. Sedangkan Ten Hag tak cuma harus bersabar, ia juga harus bersiap, karena ia juga tahu bahwa rezimnya di Old Trafford tinggal menghitung hari.

    Timnya sudah kalah 11 laga Liga Primer Inggris musim ini, sama seperti tim David Moyes ketika ia dipecat pada 2014, bahkan dalam jumlah laga yang lebih sedikit. Masih ada 11 laga tersisa di liga musim ini, dan bukan tak mungkin ia memecahkan rekor kekalahan terbanyak Manchester United dalam semusim EPL (12, di 2013/14 dan 2021/22).

    Pun kekalahan bukan satu-satunya statistik yang harus dikhawatirkan Ten Hag. Jumlah gol yang dicetak Man United asuhannya sama dengan jumlah gol Luton Town, yang berada di peringkat 18, dan selisih gol mereka jadi -2.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Sir Dave Brailsford Manchester United 2024Getty Images

    PECUNDANG: INEOS & Sir Jim Ratcliffe

    Bayangkan rasanya jadi Sir Jim Ratcliffe dan tersadar bahwa Anda baru saja menghabiskan £1,25 miliar untuk klub kacau ini...

    Belum ada dua pekan sejak supremo INEOS itu sesumbar akan "mengkudeta Man City dari singgasana mereka". Menilai dari laga ini, rasanya ia bakal membutuhkan usaha yang super keras, dan anggaran yang tak main-main.

    Ratcliffe tak mau buang waktu dan sudah melakukan beberapa keputusan besar, menunjuk mantan direktur City, Omar Berrada, sebagai CEO baru, dan meyakinkan Dan Ashworth untuk meninggalkan Newcastle United untuk menjadi direktur olahraga Setan Merah. Ratcliffe juga nampaknya akan harus menunjuk pelatih baru dalam waktu dekat, meski itu tidak akan menyelesaikan masalah Man United.

    Man United memang membutuhkan perombakan struktural, tapi sektor yang paling butuh diperbaiki adalah skuad pemain. Jika jalannya laga di babak kedua belum mendemonstrasikan betapa lebarnya jurang yang memisahkan dua rival Manchester ini, maka tengoklah bangku cadangan mereka. Man City punya sosok pemenang seperti Alvarez, sementara alternatif penyerang Man United cuma seorang terduga KDRT yang kini menjadi bahan tertawaan dan layak dinobatkan rekrutan terburuk sepanjang sejarah Liga Primer Inggris.

    Alvarez memberi assist gol kedua Foden tak lama setelah dimasukkan, sementara Antony kehilangan kontrol bola hanya beberapa detik setelah merumput. Sisa bench Man United hanyalah lima youngster tak berpengalaman dan Sofyan Amrabat.

    Starting XI Ten Hag juga berisikan beberapa pemain yang sudah tak layak di level elite, terutama bek 36 tahun Jonny Evans, yang bisa menghadapi tim zona degradasi seperti Burnley dan Luton tetapi benar-benar keteteran melawan megabintang dunia seperti De Bruyne dan Haaland.

  • Unai Emery Aston Villa 2023-24Getty Images

    PEMENANG: Aston Villa & Tottenham

    Baru tiga pekan yang lalu, Man United menyalakan asa empat besar saat tandukan menit akhir Scott McTominay mengamankan kemenangan 2-1 atas Aston Villa dan mengesahkan 'kebangkitan' The Red Devils di 2024. Saat itu mereka hanya berjarak enam poin dari Villa di peringkat empat, yang kebetulan sedang buruk-buruknya.

    Namun, kalah derbi lawan Man City, ditambah dipecundangi Fulham di pekan sebelumnya, berarti Man United tertinggal 11 poin dari pasukan Unai Emery dengan 11 laga tersisa. Villa masih harus berhadapan dengan tiga tim teratas, tapi sulit sekali bagi MU untuk memangkas jarak itu mengingat inkonsistensi mereka - sekalipun dibantu dengan kesembuhan Rasmus Hojlund dan Lisandro Martinez.

    Mungkin Man United merasa asa UCL masih ada, mengingat peringkat kelima berpotensi masuk zona kelolosan di bawah peraturan koefisien UEFA yang baru, tetapi toh mereka juga tertinggal enam poin dari Tottenham, yang masih menabung satu pertandingan. Setan Merah juga sudah selesai menghadapi Spurs dan Villa, yang artinya mereka tak bisa merampas poin keduanya secara langsung.

    Villa dan Tottenham akan saling bentrok Minggu (10/3) mendatang, jadi setidaknya salah satu dari mereka akan kehilangan poin sebelum jeda internasional. Tapi rasanya cita-cita Liga Champions United sudah terkubur bersama kekalahan derbi ini, dan pacuan peringkat empat hanya di antara dua tim saja.

  • Jeremy Doku Manchester City 2023-24Getty Images

    PECUNDANG: Jeremy Doku

    Jack Grealish disorot media gara-gara penampilannya yang memburuk, tetapi penurunan performa Jeremy Doku mestinya mendapat perhatian yang sama.

    Doku memulai kariernya di Man City dengan brilian, membuat para penonton bangkit dari kursinya dari pekan ke pekan dan merampas posisi Grealish di starting XI Guardiola. Puncak performanya adalah melawna Bournemouth, di mana ia mencetak satu gol dan menyumbang empat assist. Tapi akhir-akhir ini, satu-satunya yang membuat Doku aman dari bangku cadangan adalah masalah cedera Grealish.

    Doku cuma mencetak satu gol sejak November dan tak memberi satu pun assist. Grealish masih bisa berkontribusi dari segi lain seperti kecerdasan taktik dan menjaga penguasaan bola, tetapi Doku tak punya pegangan lain.

    Winger Belgia itu tak henti-hentinya kehilangan bola di babak pertama versus Man United, dan sering keliru mengambil keputusan. Cedera Grealish berarti ia masih punya waktu sampai akhir bulan, tapi begitu penyerang Inggris itu kembali, Doku harus memperbaiki diri jika tak ingin tergeser.

0