Saat ini, di bawah Erik ten Hag, Manchester United tengah menjalani start terburuk mereka dalam suatu musim selama 60 tahun terakhir - sebuah statistik terkutuk yang terkonfirmasi setelah Setan Merah dibantai Newcastle United di 16 besar Piala Liga Inggris. Ya, mereka gagal mengulang kejayaan di final edisi lalu dengan mengalahkan The Magpies. Kali ini, tim B-nya armada Eddie Howe yang balas memporak-porandakan Man United dengan skor 3-0, di Old Trafford pula.
Bahkan, kekalahan ini The Red Devils telan usai dipermalukan Manchester City di hari derbi, yang membuat mereka tertinggal delapan poin dari empat besar Liga Primer Inggris setelah 10 laga. Man United juga sudah kalah dua kali di Liga Champions, sehingga punya tugas berat untuk lolos ke babak gugur.
"Ini di bawah standar yang diharapkan dari Manchester United," aku Ten Hag pasca-laga Newcastle. "Sama sekali tidak cukup bagus dan kami harus memperbaikinya. Saya bertanggung jawab. Ini tim saya dan mereka tidak memberikan performa [yang baik]."
Kata-kata tersebut terucap dari mulut seorang pelatih yang tahu betul: waktu semakin habis. Para pemain sudah terlihat emoh berjuang demi Ten Hag, dan rentetan hasil-hasil buruk tidak akan benar-benar berhenti sampai para petinggi United sepakat mengayunkan kapak pemecatan.
Ketidakpastian seputar proposal Jim Ratcliffe serta kegagalan keluarga Glazer memperbaiki standar yang terus merosot di Old Trafford memang berkontribusi besar, bahkan turut merugikan Ten Hag. Tetapi ia sendiri juga bersalah membuang-buang anggaran transfer berharga untuk membeli segerombolan pemain tak layak pakai, serta gagal menanamkan filosofi permainan yang jelas.
Pendekatan nol toleransi Ten Hag untuk pemain yang, menurutnya, kelewat batas - contohnya Jadon Sancho - juga menjadi senjata makan tuan. Harmoni ruang ganti terganggung dan kebocoran informasi kembali sering terjadi. United lagi-lagi menjadi sasaran empuk bagi para pengkritik yang selalu sigap menikam dengan belati terhunus.
Maka pertanyaannya: siapa yang bisa memperbaiki nasib skuad pesakitan ini? GOAL mencoba mengulas satu per satu bakal calon pengganti Ten Hag, dimulai dengan seorang pelatih Italia yang menjadi sensasi satu Britania dari Pesisir Selatan...

.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)









