Razzi Taruna - PSIMAdhe Makayasa

EKSKLUSIF: Manajer PSIM Razzi Taruna Jawab Pertanyaan Krusial Jelang Super League 2025/26 - Target Bertahan, Laga Kontra Persija, Hingga Misteri Stadion Kandang

Setelah penantian panjang selama 18 tahun, PSIM akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Antusiasme publik Yogyakarta begitu terasa, namun diiringi pula dengan berbagai pertanyaan krusial mengenai kesiapan tim berjuluk Laskar Mataram ini. Mulai dari kekuatan tim, target yang diusung, hingga di mana mereka akan melakoni laga kandang, semua menjadi topik hangat yang membutuhkan jawaban pasti.

Dalam wawancara eksklusif kepada GOAL, manajer PSIM Razzi Taruna menjawab berbagai keraguan tersebut dengan lugas dan transparan. Ia memaparkan kondisi terkini tim, mulai dari komposisi pemain yang disebutnya sudah hampir komplet, hingga serangkaian uji coba yang telah dan akan dilakoni untuk mematangkan kerangka tim di bawah asuhan pelatih kepala Jean-Paul van Gastel. Razzi memberikan gambaran utuh tentang keyakinan manajemen terhadap skuad yang ada untuk mengarungi kerasnya persaingan di Super League 2025/26.

Tidak hanya berbicara soal teknis dan target tim, Razzi juga berbagi sisi personalnya. Ia mengungkapkan laga tandang mana yang paling ia antisipasi secara pribadi, sebuah pertandingan yang disebutnya sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. Selain itu, ia juga menyampaikan pesan penting dan menyejukkan bagi para suporter, menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan membuktikan bahwa spirit persaudaraan di antara klub-klub Mataram bukanlah isapan jempol belaka.

  • PSIM 2025/26PSIM

    Keyakinan Skuad Hadapi Musim Baru

    Meski berstatus sebagai tim promosi, PSIM menunjukkan optimisme tinggi dalam menyongsong musim kompetisi Super League 2025/26. Razzi menegaskan bahwa manajemen telah melakukan segala upaya untuk mempersiapkan tim sebaik mungkin. Menurutnya, keyakinan ini bukan tanpa dasar, melainkan buah dari proses persiapan yang matang dan terstruktur, yang dirancang untuk membuat Laskar Mataram tidak hanya numpang lewat di kasta tertinggi.

    "Kami telah melakukan persiapan yang sangat komprehensif," buka Razzi. "Pertama, dari komposisi pemain, skuad kami sudah hampir lengkap, meskipun kami tetap membuka kemungkinan untuk menambah pemain asing. Kedua, dari sisi taktik, kami telah memaksimalkan agenda uji coba untuk memberi kebebasan penuh kepada pelatih dalam meracik kerangka tim yang ideal. Akan ada beberapa laga uji coba lagi yang krusial, termasuk di Bali dan satu launching game."

    "Semua persiapan matang inilah yang menjadi dasar keyakinan kami. Dengan skuad yang kami miliki saat ini, kami sangat optimistis dapat mencapai target utama kami, yaitu bertahan di kompetisi musim ini."

  • Iklan
  • PSIM 2025/26PSIM

    Kekuatan Kolektif, Bukan Bintang Individual

    Ketika ditanya mengenai siapa pemain yang akan menjadi pembeda, Razzi menolak untuk menunjuk satu atau dua nama saja. Ia justru menekankan bahwa kekuatan utama PSIM musim ini akan terletak pada kinerja kolektif tim. Baginya, setiap pemain di masing-masing posisi memiliki peran kunci yang sama pentingnya untuk membantu tim mencapai tujuan bersama.

    "Kekuatan utama kami musim ini tidak akan bergantung pada satu atau dua individu, melainkan pada kinerja tim secara kolektif," papar Razi. "Meskipun begitu, kami memang memiliki pemain-pemain pilar yang menjadi tumpuan di setiap lini. Di sektor serangan, ada ketajaman Rafinha. Lini tengah akan diisi oleh kreativitas pemain seperti Ze Valente dan Vidal, sementara lini belakang diperkuat oleh Franco yang menunjukkan adaptasi sangat positif."

    "Jadi, pada dasarnya ada banyak 'kunci' dalam tim ini, dan harapan terbesarnya adalah sinergi dari semua pemain inilah yang akan menjadi penentu keberhasilan PSIM."

  • Ze Valente - PSIMPSIM

    Mentalitas Baja: Senjata Curi Poin Dari Tim Raksasa

    Menghadapi tim-tim besar dengan kekuatan finansial yang lebih superior, PSIM menyadari bahwa pertarungan tidak hanya terjadi di atas lapangan hijau. Razzi mengungkapkan bahwa salah satu fokus utama manajemen adalah membangun kekuatan mental para pemain. Ia percaya, mentalitas pejuang adalah kunci untuk bisa mencuri poin, terutama dalam laga-laga tandang yang berat.

    "Terkait strategi permainan, kami memberikan kewenangan penuh kepada tim pelatih untuk meracik taktik terbaik, baik untuk laga kandang maupun tandang. Target kami jelas: mengamankan poin maksimal di kandang dan berupaya mencuri poin saat bermain tandang," ungkapnya.

    "Namun, di atas semua taktik, fondasi yang paling fundamental bagi kami adalah mentalitas. Tugas utama kami di manajemen adalah membangun mentalitas yang tepat. Para pemain harus membawa semangat sebagai tim yang telah lama absen dari Liga 1 sebagai motivasi, bukan beban. Untuk itulah, kami sangat mengandalkan peran pemain-pemain berpengalaman seperti Reva Adi, Andi Setyo, Ze Valente, dan lainnya untuk menjadi mentor dan menularkan mentalitas juara kepada rekan-rekannya yang lebih muda."

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Laga Emosional Kontra Persija Dan Mimpi Yang Jadi Nyata

    Bagi sebuah tim, semua pertandingan di liga adalah penting dan setiap lawan dianggap berat. Razzi pun mengamini hal ini, terlebih melihat persiapan masif tim-tim lain seperti Bhayangkara FC yang juga berstatus tim promosi. Namun, di antara semua jadwal pertandingan, ada satu laga yang memiliki makna personal dan sangat emosional bagi Razzi.

    "Dari sudut pandang tim, kami memandang semua lawan di Super League sama beratnya. Setiap klub melakukan persiapan luar biasa, kita lihat saja contohnya Bhayangkara FC yang juga sesama tim promosi, mereka sangat serius mempersiapkan tim. Jadi, tidak ada laga yang mudah," lanjut Razzi.

    "Namun, jika berbicara secara pribadi, ada satu laga yang sangat emosional dan saya nantikan, yaitu pertandingan melawan Persija Jakarta. Saya lahir dan besar di Jakarta, tumbuh bersama atmosfer Persija, sehingga kesempatan untuk menghadapi mereka adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Sebagai seorang manajer muda, ini adalah momen spesial yang saya harap akan menjadi sebuah pertandingan yang menarik."

  • Target Realistis: Bertahan Dengan Nyaman Dan Berdaulat

    Sebagai juara Liga 2, PSIM membawa ekspektasi besar di pundaknya. Namun, manajemen menetapkan target yang sangat jelas dan realistis untuk musim pertama mereka kembali di Super League. Razzi berulang kali menekankan satu frasa kunci kepada para pemain dan seluruh elemen tim: "bertahan dengan nyaman".

    "Target realistis kami sebagai tim promosi adalah 'bertahan dengan nyaman'. Ini adalah sebuah konsep yang lebih dari sekadar tidak terdegradasi. Kami ingin berada di posisi yang aman di klasemen, di mana kami bisa mengontrol nasib kami sendiri tanpa harus bergantung pada hasil pertandingan tim lain," terang Razzi.

    "Prinsip kemandirian ini sangat fundamental. Setelah fondasi itu tercapai, barulah kami akan berbicara tentang ambisi yang lebih tinggi. Jika kesempatan untuk finis di posisi yang lebih baik terbuka, kami tidak akan ragu untuk mengejarnya dengan sekuat tenaga."

  • Pesan Damai Untuk Suporter Dan Spirit "Mataram Is Love"

    Di tengah antusiasme menyambut Liga 1, Razzi tidak lupa menyampaikan pesan penting kepada para suporter setia PSIM. Ia mengajak seluruh pendukung untuk terus memberikan dukungan positif, sembari menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan suporter tim lain, khususnya sesama tim dari trah Mataram.

    "Pesan utama saya bagi seluruh suporter PSIM adalah teruslah memberikan dukungan total seperti yang selama ini selalu Anda tunjukkan. Lebih dari itu, saya ingin mengajak semua untuk bersama-sama merawat semangat persaudaraan dalam sepakbola."

    "Secara khusus, mengenai hubungan antarsuporter di wilayah Mataram, laga uji coba melawan Persis Solo baru-baru ini menjadi bukti terbaik bahwa semangat 'Mataram Is Love' bukanlah sekadar slogan. Gestur suporter PSIM yang mengawal tim Persis dengan baik menunjukkan kedewasaan dan persaudaraan yang tulus. Hal positif inilah yang menjadi fondasi yang ingin terus kami rawat, tidak hanya dengan Persis Solo tetapi juga dengan PSS Sleman. Oleh karena itu, saya menepis dengan tegas isu keributan yang beredar karena itu tidak benar. Hubungan kami sangat harmonis, mari kita fokus mendukung PSIM dengan sportivitas."

  • Stadion MaguwoharjoAdhe Makayasa

    Misteri Stadion Kandang Yang Belum Terpecahkan

    Salah satu pertanyaan paling mendesak yang dihadapi PSIM menjelang musim baru adalah kepastian mengenai stadion yang akan mereka gunakan untuk laga kandang. Dengan waktu yang semakin mepet, hanya sekitar tiga minggu sebelum laga kandang pertama, publik masih bertanya-tanya apakah Laskar Mataram akan bermarkas di Stadion Maguwoharjo, Sleman, atau Stadion Sultan Agung, Bantul.

    "Jangan saya yang jawab. Nanti ditunggu saja. Terima kasih," tegas Razzi.

    Terlepas di mana nanti PSIM berkandang, para suporter berharap agar kepastian segera didapatkan, karena stadion adalah elemen vital yang akan menjadi benteng pertahanan dan sumber dukungan moral terbesar bagi tim. Untuk saat ini, semua pihak hanya bisa bersabar dan menunggu pengumuman resmi dari manajemen PSIM perihal di mana Laskar Mataram akan menancapkan benderanya musim ini.

0