Manchester United v Sunderland - Premier LeagueGetty Images Sport

Debut Impresif Senne Lammens: Dinyanyikan Lagu 'Schmeichel' & Beri Harapan Baru Untuk Manchester United

Di tengah musim yang berjalan penuh dengan kekecewaan, para penggemar Manchester United akhirnya menemukan secercah harapan baru dari sosok yang tidak terduga. Penjaga gawang anyar asal Belgia Senne Lammens menjalani debut yang sangat impresif dan langsung mencuri hati publik Old Trafford.

Pemain berusia 23 tahun itu dipercaya untuk tampil sebagai starter untuk pertama kalinya dalam pertandingan kandang yang sangat krusial melawan Sunderland, Sabtu (4/10). Ia tidak hanya berhasil menjawab kepercayaan tersebut dengan performa yang solid, tetapi juga mempersembahkan clean sheet pertama bagi klub di musim ini.

Puncak dari debut manisnya adalah ketika tribun legendaris Stretford End secara spontan menyanyikan lagu untuknya. Dengan nada humoris, mereka membandingkan sang kiper baru dengan legenda terbesar di posisi tersebut, Peter Schmeichel, sebuah pujian setinggi langit bagi seorang debutan.

Debut Lammens ini menjadi sebuah oase di tengah gurun kritik yang terus menerpa manajer Ruben Amorim. Bagaimana performa sang kiper, strategi di balik penampilannya, gaya bermainnya yang unik, dan apakah ini bisa menjadi titik balik bagi musim United yang sedang terseok-seok?

  • FBL-ENG-PR-MAN UTD-SUNDERLANDAFP

    Debut Manis & Nyanyian 'Schmeichel Menyamar'

    Lammens menjalani sebuah debut yang sangat ditunggu-tunggu dalam kemenangan atas Sunderland. Penampilannya yang tenang dan solid langsung berhasil mencuri hati para penggemar setia yang memadati tribun Old Trafford.

    Momen paling berkesan dari debutnya terjadi di penghujung laga. Tribun legendaris Stretford End secara spontan menyanyikan sebuah lagu khusus untuknya: "Apakah Anda Schmeichel yang menyamar?" (Are you Schmeichel in disguise?). Ini adalah sebuah perbandingan yang humoris namun sekaligus merupakan bentuk pujian tertinggi, menyamakannya dengan kiper terhebat dalam sejarah klub.

    Nyanyian ini sejatinya lebih dari sekadar sebuah lelucon. Ini adalah cerminan dari rasa keputusasaan yang mendalam dari para penggemar terhadap performa kiper-kiper sebelumnya, Altay Bayindir dan Andre Onana. Mereka sangat merindukan sosok penjaga gawang yang bisa memberikan rasa aman di bawah mistar.

    Saking rendahnya ekspektasi yang ada, bahkan sebuah tangkapan bola sederhana yang dilakukan oleh Lammens di awal laga disambut dengan sorak-sorai yang sangat meriah dari para penonton. Debutnya ini, meskipun baru satu pertandingan, telah berhasil memberikan secercah harapan yang telah lama hilang dari para suporter.

  • Iklan
  • FBL-ENG-PR-MAN UTD-SUNDERLANDAFP

    Performa di Lapangan: Dua Penyelamatan Krusial & Satu Momen Nekat

    Meski berhasil mencatatkan clean sheet pertama bagi United pada musim ini, debut Lammens tidak berjalan mulus sepenuhnya. Ia menunjukkan dua sisi yang kontras dari permainannya: soliditas yang meyakinkan dan pengambilan risiko yang cukup nekat.

    Sisi positifnya adalah dua penyelamatan penting yang berhasil ia lakukan. Pertama, ia menunjukkan kelincahan dan refleks yang sangat baik dengan menepis tendangan jarak jauh berbahaya dari Granit Xhaka. Kedua, ia menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi saat "berdiri tegap" dan dengan berani mementahkan peluang emas satu lawan satu dari Chemsdine Talbi menggunakan kakinya.

    Namun, ada juga satu momen nekat di babak kedua yang nyaris berakibat fatal. Lammens membuat keputusan yang "kurang bijaksana" dengan maju sangat jauh dari gawangnya untuk mencoba memenangkan perebutan bola. Ia beruntung karena wasit justru menganggap penyerang Sunderland Bertrand Traore melakukan diving dalam insiden tersebut.

    Momen-momen pengambilan risiko seperti ini jelas harus segera ia perbaiki dan kurangi. Dengan jadwal super berat melawan tim sekelas Liverpool dan Brighton yang sudah menanti di depan mata, kesalahan sekecil apa pun tidak akan bisa dimaafkan di level tertinggi.

  • Manchester United v Sunderland - Premier LeagueGetty Images Sport

    Strategi Amorim: Mengapa Menunggu & Apa Rencananya?

    Debut impresif yang ditampilkan oleh Lammens sontak menimbulkan satu pertanyaan besar di kalangan para penggemar dan pengamat: mengapa Amorim menunggu hingga empat pertandingan untuk memberinya kesempatan, padahal ia direkrut dengan harga yang tidak murah, £18,1 juta?

    Amorim menjelaskan bahwa ia sengaja menunda debut Lammens untuk memberinya waktu yang cukup untuk beradaptasi. Menurutnya, sang pemain perlu menyesuaikan diri dengan negara baru, metode latihan yang baru, dan yang terpenting, tekanan media yang luar biasa besar saat bermain untuk United.

    "Tekanan yang kalian [media] berikan pada seorang penjaga gawang di sini sangatlah besar, jadi ini adalah sebuah persiapan kecil agar dia benar-benar siap untuk pertandingan pertamanya," kata Amorim. Pendapat ini juga didukung oleh pandit Leon Osman, yang menyebut langkah Amorim sebagai sebuah tindakan yang "cerdas."

    Meski memberikan pujian atas debutnya, Amorim langsung memberikan sebuah peringatan keras. "Ini baru satu pertandingan dan dia harus terus bekerja keras. Dia harus selalu siap karena di klub kami, segalanya berjalan dengan sangat sulit," tegasnya. Ia menekankan bahwa ujian sesungguhnya bagi Lammens baru saja dimulai.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Manchester United v Sunderland - Premier LeagueGetty Images Sport

    Perubahan Taktik: Era Baru Umpan Panjang dari Belakang

    Debut Lammens ternyata tidak hanya soal pergantian personel di bawah mistar gawang. Penampilannya juga menandakan adanya sebuah perubahan yang cukup signifikan dalam pendekatan taktik United, terutama saat mereka mencoba membangun serangan dari lini belakang.

    Data dari Opta menunjukkan sebuah gambaran yang sangat jelas. Dalam pertandingan melawan Sunderland, tercatat 86,4 persen dari total 44 operan yang dilepaskan oleh Lammens adalah umpan panjang yang langsung diarahkan ke lini depan. Angka ini sangat kontras dengan kiper sebelumnya, Altay Bayindir, yang rata-rata hanya melakukan 56,5 persen umpan panjang.

    Perubahan drastis ini adalah sebuah instruksi yang disengaja dari Amorim. Manajer Sunderland Regis Le Bris mengakui bahwa taktik ini sangat efektif dan sangat sulit untuk dihentikan. "Jelas semua tim, ketika berada di bawah tekanan, tidak akan mau mengambil risiko di belakang," katanya, membenarkan pilihan taktik United.

    Taktik umpan langsung ini kemungkinan besar menjadi solusi jangka pendek yang diterapkan oleh Amorim untuk menghindari kesalahan-kesalahan elementer saat mencoba membangun serangan dari bawah. Ini adalah sebuah masalah yang telah berulang kali menghantui dan merugikan timnya di sepanjang musim ini.

  • Manchester United v Sunderland - Premier LeagueGetty Images Sport

    Secercah Harapan di Tengah Krisis

    Debut gemilang dari Lammens dan raihan clean sheet pertama musim ini menjadi salah satu dari sedikit kabar positif yang bisa dirayakan oleh United. Kemenangan atas Sunderland ini juga merupakan kemenangan kandang ketiga mereka secara beruntun, sebuah catatan yang pertama kali terjadi dalam lebih dari dua tahun terakhir.

    Namun, semua hal positif ini belum cukup untuk menyelamatkan posisi Amorim, yang memasuki pertandingan ini di bawah tekanan pemecatan yang luar biasa besar. Ia sadar betul bahwa satu kemenangan saja tidak akan cukup untuk menciptakan momentum yang berkelanjutan.

    "Tidak ada momentum," kata Amorim seusai laga. "Kami tahu apa yang terjadi ketika kami hanya memenangkan satu pertandingan. Frustrasinya adalah tidak melihat tim yang sama saat bermain di kandang dan saat bermain tandang." Tantangan berikutnya adalah laga tandang super berat melawan Liverpool.

    Meski para pemain seperti Mason Mount secara terbuka menyatakan dukungan mereka kepada sang manajer, Amorim tahu bahwa satu-satunya cara untuk benar-benar meyakinkan para petinggi dan para penggemar adalah melalui sebuah rentetan hasil positif. Rangkaian pertandingan setelah jeda internasional akan menjadi penentu akhir dari nasibnya di Old Trafford.

0