Sang manajer Liverpool berbicara kepada wartawan: "Saya bisa menerima semua kegagalan dalam mencetak gol, terutama dari seorang pemain yang sebelumnya sudah mencetak dua gol krusial ke gawang Brentford dan juga mencetak gol saat menghadapi Villa di kandang. Tentu saja, saya lebih suka jika dia bisa menyelesaikannya, tapi namanya juga 'peluang'—tidak ada jaminan 100 persen bola akan masuk. Pemain biasa melewatkan peluang, itu hal yang bisa saya terima. Tapi yang sulit saya terima adalah sikapnya setelah peluang tersebut. Yang saya maksud dengan 'sikap' adalah bagaimana dia terlihat terlalu larut dalam kekecewaannya sehingga tidak menjadi Darwin yang biasanya bekerja keras dan membantu tim."
"Saya merasa dia terlalu kecewa setelah gagal menyelesaikan peluang itu, dan mungkin—meskipun kita tidak akan pernah tahu pasti—itulah yang membuatnya cuma nyaris dalam momen-momen berikutnya. Saya selalu percaya bahwa memiliki mentalitas seperti Wataru adalah hal yang ideal. Yang saya maksud dengan itu adalah bahwa sepanjang musim ini dia selalu siap, terus berjuang, dan kapan pun dibutuhkan, dia bisa diandalkan. Tidak banyak pemain yang bisa seperti itu. Jadi bagi saya, ini bukan sekadar soal kegagalannya mencetak gol, melainkan bagaimana 20 menit setelahnya—itu yang lebih ingin saya bahas dengannya."