Burnley v Swansea City - Premier LeagueGetty Images Sport

Dari Inggris Hingga Haiti & Indonesia: Daftar Lengkap 128 Negara Yang Pernah Punya Pemain Di Liga Primer

Liga Primer Inggris sering disebut sebagai panggung sepakbola paling global di dunia, dan status itu bukanlah isapan jempol belaka. Sejak format barunya digulirkan pada 15 Agustus 1992, kompetisi ini telah menjadi rumah bagi talenta-talenta dari seluruh penjuru dunia, menciptakan mosaik budaya dan gaya bermain yang memukau.

Hingga September 2025, total 128 negara dari enam benua berbeda telah mencatatkan perwakilannya di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Angka ini terus bertambah setiap musimnya, membuktikan jangkauan masif dari jaringan pencari bakat klub-klub Liga Primer yang tak mengenal batas geografis.

Baru-baru ini, Haiti menjadi negara ke-128 yang masuk dalam daftar elite ini melalui debut Jean-Ricner Bellegarde bersama Wolverhampton Wanderers. Sebelumnya, negara-negara seperti Mozambik, Irak, dan Bangladesh juga telah menorehkan sejarah serupa, menunjukkan bahwa pintu Liga Primer terbuka bagi siapa saja, dari negara adidaya sepakbola hingga negara yang baru merintis jalan.

Namun, bagaimana peta kekuatan global ini terdistribusi? Negara mana yang paling dominan, benua mana yang paling banyak menyumbang pemain, dan negara besar mana saja yang secara mengejutkan belum pernah memiliki wakil di Liga Primer? GOAL coba menjelaskannya di sini!

  • Wolverhampton Wanderers v Manchester City - Premier LeagueGetty Images Sport

    Sejarah Baru Tercipta: Debut Negara-Negara Terkini

    Liga Primer terus menyambut anggota baru dalam keluarga globalnya. Pada 13 September 2025, Haiti resmi menjadi negara ke-128 yang memiliki perwakilan di kompetisi ini. Sejarah itu diukir oleh Jean-Ricner Bellegarde saat ia tampil untuk Wolverhampton Wanderers. Ini adalah momen bersejarah bagi Haiti, negara Karibia yang lebih dikenal dengan perjuangannya di level CONCACAF.

    Sebelum Haiti, daftar ini juga kedatangan anggota baru dari benua Afrika. Pada Agustus 2025, Mozambik menorehkan debutnya melalui bek Reinildo Mandava yang bermain untuk Sunderland. Kehadiran Mandava tidak hanya menjadi kebanggaan bagi negaranya, tetapi juga menambah keragaman perwakilan Afrika yang semakin kuat di liga.

    Musim sebelumnya juga menyaksikan dua debut bersejarah dari Asia. Irak untuk pertama kalinya memiliki wakil saat Ali Al-Hamadi bermain untuk Ipswich Town. Selain itu, Hamza Choudhury, yang sebelumnya membela timnas junior Inggris, resmi berganti kewarganegaraan dan mencatatkan Bangladesh sebagai negara baru di peta Liga Primer setelah mendapat izin dari FIFA.

    Tren ini menunjukkan bahwa Liga Primer bukan lagi hanya milik negara-negara tradisional sepakbola. Setiap musimnya, selalu ada potensi bagi negara-negara baru untuk mengukir sejarah, membuktikan bahwa bakat dapat ditemukan di mana saja dan mimpi bermain di panggung termegah bisa menjadi kenyataan.

  • Iklan
  • FBL-ENG-PR-ARSENAL-MAN CITYAFP

    Dominasi Eropa & Hegemoni Britania Raya

    Meskipun bersifat global, inti dari Liga Primer tetap berakar kuat di Eropa, khususnya Britania Raya. Inggris, sebagai tuan rumah, secara alami mendominasi daftar dengan 1.736 pemain sejak 1992. Angka ini jauh melampaui negara-negara lain dan menjadi fondasi utama dari kompetisi ini sejak awal.

    Negara-negara tetangga juga menunjukkan pengaruhnya. Skotlandia (218 pemain) dan Republik Irlandia (209 pemain) menempati posisi tiga dan empat dalam daftar, sementara Wales (135 pemain) dan Irlandia Utara (73 pemain) juga memiliki kontribusi signifikan. Hubungan historis dan geografis membuat aliran talenta dari negara-negara ini ke Inggris menjadi hal yang lumrah.

    Di luar Britania Raya, kekuatan sepakbola Eropa lainnya juga unjuk gigi. Prancis menjadi negara asing paling dominan dengan 242 pemain, membuktikan kesuksesan ekspor talenta mereka. Di belakangnya menyusul raksasa lain seperti Spanyol (172), Belanda (155), dan Portugal (96), yang pemain-pemainnya seringkali menjadi bintang utama di klub-klub top.

    Secara total, 48 negara dari benua Eropa telah menyumbangkan pemainnya ke Liga Primer. Dari negara besar seperti Jerman dan Italia hingga negara kecil seperti Gibraltar dan Kepulauan Faroe, jejak Eropa terasa di hampir setiap sudut kompetisi, menjadikannya benua dengan perwakilan negara terbanyak.

  • Wigan Athletic v Chelsea - Premier LeagueGetty Images Sport

    Peta Kekuatan Global: Rincian Per Benua

    Daya tarik Liga Primer melintasi semua benua, kecuali Antartika. Setelah Eropa, Afrika menjadi benua dengan keragaman perwakilan negara tertinggi, yaitu sebanyak 34 negara. Nigeria (57 pemain), Senegal (46), dan Pantai Gading (44) menjadi lumbung talenta utama dari benua ini, menghasilkan banyak pemain ikonik dari masa ke masa.

    Benua Amerika juga memiliki kontribusi yang sangat besar. Amerika Selatan, yang diwakili 12 negara, didominasi oleh Brasil (125 pemain) dan Argentina (87 pemain) yang terkenal dengan bakat-bakat menyerang kelas dunia. Sementara itu, Amerika Utara, Tengah, dan Karibia diwakili oleh 20 negara, dengan Jamaika (59 pemain) dan Amerika Serikat (57 pemain) sebagai kontributor utamanya.

    Dari kawasan Asia, total ada 12 negara yang telah mengirimkan pemainnya. Australia (56 pemain), yang berkompetisi di bawah konfederasi Asia (AFC), menjadi yang terdepan. Diikuti oleh kekuatan tradisional Asia Timur seperti Korea Selatan (15 pemain) dan Jepang (15 pemain) yang secara konsisten menghasilkan pemain berkualitas.

    Sementara itu, Oseania menjadi benua dengan perwakilan paling sedikit, yaitu dua negara. Selain Australia yang kini berafiliasi dengan AFC, Selandia Baru telah menyumbangkan enam pemainnya ke panggung Liga Primer. Ini melengkapi gambaran Liga Primer sebagai turnamen yang benar-benar mewakili peta kekuatan sepakbola dunia.

  • Burnley v Swansea City - Premier LeagueGetty Images Sport

    Kejutan & Catatan Unik, Termasuk Indonesia

    Salah satu daya tarik dari data ini adalah kehadiran negara-negara kecil yang mungkin tidak disangka memiliki perwakilan di Liga Primer. Keberadaan pemain dari negara seperti Seychelles, Gibraltar, Kepulauan Faroe, Montserrat, dan Curacao menunjukkan betapa luasnya jangkauan pencarian bakat klub-klub Inggris.

    Bagi para penggemar sepakbola di tanah air, ada satu catatan yang membanggakan. Indonesia secara resmi termasuk dalam daftar 128 negara yang pernah memiliki pemain di Liga Primer. Meski baru satu pemain yakni Jordi Amat yang pernah berkarier di Swansea City, fakta ini menempatkan Merah Putih di peta sepakbola paling elite di dunia, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.

    Fenomena pemain yang berganti kewarganegaraan juga turut menambah keragaman. Kasus seperti Jean-Ricner Bellegarde (dari Prancis ke Haiti) dan Hamza Choudhury (dari Inggris ke Bangladesh) menjadi cara baru bagi sebuah negara untuk mencatatkan debutnya. Ini menunjukkan betapa dinamisnya identitas nasional di era sepakbola modern.

    Keunikan lain adalah perwakilan dari wilayah atau teritori yang bukan merupakan negara merdeka sepenuhnya namun menjadi anggota FIFA. Pemain dari Guadeloupe, Martinique, dan Gibraltar adalah contohnya. Hal ini membuktikan bahwa di dunia sepakbola, batas-batas politik tidak selalu menjadi penghalang untuk tampil di panggung tertinggi.

  • Luton Town v Manchester United - Premier LeagueGetty Images Sport

    Para Raksasa Yang Masih Absen & Masa Depan

    Di tengah 128 negara yang sudah berpartisipasi, ada beberapa negara besar dan padat penduduk yang secara mengejutkan belum pernah memiliki satu pun pemain di Liga Primer. Negara-negara seperti India, Ethiopia, Kazakhstan, dan Thailand adalah contoh paling menonjol. Ini menjadi sebuah anomali mengingat besarnya populasi dan gairah sepakbola di beberapa negara tersebut.

    Absennya negara-negara ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Di India, popularitas kriket masih mendominasi. Sementara di negara lain, kendala seperti jalur pengembangan pemain, regulasi izin kerja yang ketat di Inggris, serta perbedaan budaya dan gaya bermain bisa menjadi penghalang utama bagi para talenta untuk menembus Liga Primer.

    Namun, dengan globalisasi sepakbola yang tak terbendung, hanya masalah waktu sebelum negara ke-129, ke-130, dan seterusnya melakukan debut. Klub-klub Liga Primer terus memperluas jaringan pencarian bakat mereka ke pasar-pasar non-tradisional, membuka peluang bagi talenta dari seluruh dunia untuk ditemukan.

    Masa depan Liga Primer akan terus diwarnai oleh keragaman yang semakin kaya. Pertanyaannya kini adalah, negara manakah yang akan menjadi debutan selanjutnya? Apakah raksasa yang tertidur seperti India akan bangkit, atau justru negara kecil lain yang akan membuat kejutan dan menorehkan sejarah baru di panggung termegah Inggris?