Everton Leeds Sheffield Utd Nottm Forest mixGetty Images

Daftar Pengurangan Poin Terbesar Dalam Sejarah Sepakbola Inggris

Sheffield United bisa saja menjadi tim Liga Primer ketiga yang kehilangan poin pada gelaran 2023/24, tetapi hukuman mereka ditunda hingga kembali berlaga di Divisi Championship musim depan.

English Football League (EFL) menjatuhi Sheffield United dengan pengurangan dua poin, sehingga mereka bakal memulai musim berikutnya di kompetisi kasta kedua dengan minus dua angka.

Everton diberikan pengurangan enam poin oleh Liga Primer, dan menerima penalti dua poin tambahan, sementara Nottingham Forest telah memutuskan untuk mengajukan banding dalam upaya untuk membatalkan pengurangan empat poin yang diterimanya.

Ketika Chelsea dilaporkan menghadapi ancaman pengurangan poin yang “lebih parah” dibandingkan Everton dan Nottingham Forest, Manchester City juga diperingatkan bahwa mereka bisa menghadapi “pengusiran” dari kasta tertinggi Inggris.

GOAL menilik hukuman terburuk dalam sejarah sepakbola Inggris.

  • Leeds United | 15 poin | 2007/08

    Leeds United terpaksa memulai kampanye League One 2007/08 dengan -15 poin karena gagal mematuhi peraturan EFL tentang kebangkrutan.

    Permohonan banding dari klub juga tidak membuahkan hasil, namun yang luar biasa, Leeds berhasil bertahan di Football League dan akhirnya kalah di final play-off.

  • Iklan
  • Bournemouth | 17 poin | 2008/09

    Sedikit lebih buruk dari Leeds, Bournemouth sempat dijatuhi pengurangan 17 poin dari awal perjalanan mereka di musim League Two 2008/09.

    Selain pengurangan 10 poin dari musim sebelumnya di League One yang mengakibatkan mereka terdegradasi, klub harus menerima hukuman dan setuju untuk tidak mengajukan banding agar bisa bermain di League Two.

    Namun, manajer Cherries saat itu Eddie Howe mengambil alih kendali dari Jimmy Quinn di pertengahan musim dan berhasil menjawab tantangan tersebut - membantu timnya finis di urutan ke-21, unggul sembilan poin dari zona degradasi.

  • Rotherham United | 17 poin | 2008/09

    Sama seperti Bournemouth, Rotherham United juga harus menerima nasibnya berupa pengurangan 17 poin setelah tidak mampu memenuhi ketentuan aturan Football League untuk keluar dari administrasi.

    Itu terjadi di musim yang sama dan di kompetisi yang sama – kampanye League Two 2008/09 – dan Millers secara luar biasa finis di urutan ke-14 klasemen dengan 58 poin.

  • Derby County | 21 poin | 2021/22

    Dalam kasus terbaru, sebelum Everton, pengurangan 21 poin untuk Derby County asuhan Wayne Rooney pada 2021 adalah pil yang sulit untuk diterima.

    The Rams memasuki administrasi dan dikurangi 12 poin oleh EFL pada awal musim Championship 2021/22, dengan pengurangan sembilan poin lainnya pada November karena penyimpangan keuangan.

    Meski menjalani pertarungan yang sulit, tim tersebut finis dengan selisih 23 poin dari zona aman dan terdegradasi ke League One.

  • Luton Town | 30 poin | 2008/09

    Hingga saat ini, rekor hukuman terburuk yang tidak diinginkan dalam sejarah sepakbola Inggris dipegang oleh Luton Town dengan pengurangan 30 poin.

    Itu memang terjadi di musim League Two 2008/09 yang mengerikan, mengingat itu tidak hanya untuk tiga tim (selain Bournemouth dan Rotherham) tetapi ada empat secara keseluruhan, sebagaimana Darlington Football Club juga menghadapi sanksi 10 poin setelah masuk ke administrasi.

    Kembali ke Luton, setelah EFL mencabut 10 poin klub karena melakukan pembayaran ilegal kepada agen, Hatters harus menerima pengurangan 20 poin lebih lanjut karena meninggalkan administrasi tanpa Perjanjian Sukarela Perusahaan agar diizinkan di Liga.

    Jadi secara keseluruhan, pengurangan 30 poin membuat Luton tersingkir dari EFL untuk pertama kalinya dan mereka menyelesaikan musim dengan posisi terbawah.