Chelsea Mess Pochettino GFXGOAL

Manajer Baru, Chelsea Tetap CUPU? The Blues Dilarang Panik Meski Mauricio Pochettino Start Katastrofik!

Tidak akan pernah mudah memperbaiki Chelsea, tetapi setelah mengambil langkah yang menjanjikan dengan mengimbangi Liverpool di pekan perdana, The Blues malah mundur tak teratur dua langkah saat dipermalukan West Ham pada pekan kedua Liga Primer Inggris, Minggu (20/8) kemarin.

Kekalahan pertama era Mauricio Pochettino menimbulkan beribu tanya tanpa ada jawabnya, potensi yang dimiliki skuad asuhannya kembali tertutup awan mendung - meski Todd Boehly cs kembali menggila dengan membelanjakan £346 juta musim panas ini.

Lantas, sebenarnya bagaimana kondisi Chelsea setelah dua laga musim ini, setelah penyakit kronis kembali datang dan menggerogoti? GOAL mencoba mengulas situasi mengkhawatirkan di Stamford Bridge...

  • Chelsea players dejected West Ham 2023-24Getty

    Tiada kohesi

    Ide bahwa Chelsea akan membutuhkan waktu untuk 'nyetel' adalah sesuatu yang tak terelakkan, mengingat betapa chaotic-nya perombakan yang mereka lakukan di jendela transfer musim panas. Kita sebenarnya bisa melihat tanda-tanda sinergi Chelsea ketika mereka mengimbangi Liverpool 1-1, di mana saat itu hampir semuanya mengalir melalui Enzo Fernandez yang bermain brilian.

    Namun, Pemain Muda Terbaik di Piala Dunia 2022 itu dibikin kesulitan oleh West Ham, dan segala kohesi yang repot-repot dibangun di laga perdana menguap begitu saja di udara. Raheem Sterling sudah susah-susah bermain gemilang, lini belakang The Blues malah hobi miskomunikasi yang berujung pada bersarangnya tiga gol di gawang Robert Sanchez, sementara Nicolas Jackson terisolasi di depan.

    Anak asuh Pochettino sebenarnya mendominasi bola dan mengoper dengan penuh akurasi, tetapi mereka terasa tak memaksimalkan kekuatan masing-masing dan bermain tanpa ketajaman - banyak sekali pergerakan yang terbuang percuma dan bola seringkali dioper kembali ke belakang.

    Namun, waktu seharusnya akan menyembuhkan semua luka, dan kentara sekali bahwa Pochettino belum menentukan starting XI terbaiknya - apalagi setelah kehadiran si manusia £115 juta Moises Caicedo.

    Tapi tidak ada jaminan berboros ria akan menyelesaikan masalah mereka. Chelsea tahu betul soal itu musim lalu, dan dengan skuad yang sudah sempat ramping tapi kini gendut lagi - salah satu sumber masalah terbesar karena sama sekali tak ada kebersamaan di tubuh skuad mereka musim lalu - The Blues tidak boleh mengulangi kesalahan yang mereka perbuat.

  • Iklan
  • Carney Chukwuemeka of Chelsea Getty Images

    Badai cedera yang tak kunjung berlalu

    "Menurut saya Anda tidak boleh menyalahkan segalanya pada kesialan. Saya kira kami bisa meninjau dan melihat apa yang bisa kami lakukan dengan lebih baik. Yang jelas saya baru di sini beberapa pekan saja jadi saya belum mendapatkan jawaban yang sepenuhnya. Tetapi yang pasti kami selalu ingin mencoba memperbaiki diri, dan itu area yang mungkin bisa kami perbaiki."

    Itu adalah ucapan mantan manajer Chelsea Graham Potter pada Oktober 2022, saat ia ditanya soal riwayat cedera The Blues yang mengkhawatirkan selama beberapa tahun terakhir. Kini, 10 bulan kemudian, situasinya sama sajak, mungkin malah lebih parah.

    Reece James, Christopher Nkunku, Benoit Badiashile, Trevoh Chalobah, Wesley Fofana, Armando Broja, Marcus Bettinelli, dan, yang baru saja terjadi, Carney Chukwuemeka. Mereka semua sudah masuk ruang perawatan meski musim 2023/24 baru seumur jagung.

    Duo Prancis Fofana & Nkunku mengalami cedera lutut jangka panjang bahkan sebelum musim dimulai, sementara James dan Chukwuemeka dinytakan akan menepi selama beberapa waktu masing-masing sebelum dan sesudah kekalahan di tangan West Ham.

    Delapan cedera sudah bisa dibilang krisis, dan Pochettino serta staf kebugarannya mendapat tantangan besar mencegah cedera yang seharusnya bisa dihindari di masa depan. Chelsea tak bisa kehilangan pemain-pemain terbaik mereka di tahap-tahap awal perkembangan mereka sebagai tim berwajah baru.

  • Enzo Fernandez Chelsea 2023-24Getty Images

    Penyakit mandul menahun

    Ketidakmampuan Chelsea menciptakan peluang dan mencetak gol berada di level katastropik di 2022/23. Ya, The Blues berada di peringkat 15 Liga Primer Inggris dalam kategori jumlah gol dicetak di 2022/23; sebuah statistik terkutuk. Kekalahan 3-1 di London Stadium pasti memicu alarm tanda bahaya dalam diri para suporter Chelsea yang menyaksikan betapa klub kesayangan mereka loyo di depan gawang sepanjang musim lalu.

    Mereka memang seolah menciptakan peluang demi peluang melawan Liverpool yang bermain ofensif, yang lini tengahnya bolong-bolong, dan yang lini belakangnya keropos di pekan perdana. Sayang sekali mereka kembali dikecewakan oleh finishing yang tidak bertanggung jawab.

    Kreativitas tersebut lenyap ditelan bumi melawan West Ham yang lebih defensif meski Chelsea memonopoli penguasaan bola, serupa performa-performa terburuk mereka musim lalu. Mereka menutup laga dengan xG 2,49 dari 17 tembakan, sudah termasuk penalti gagal Enzo, sementara West Ham cuma mencatatkan xG 1,8.

    Pasca-laga, Pochettino berkata: "Tim-tim seperti kami memerlukan keseimbangan yang tepat. Kami seharusnya memenangkan laga ini lewat [penampilan] babak pertama kami. Menemukan ruang dan menciptakan peluang bersih [adalah tugas yang sulit], tetapi secara keseluruhan tipe-tipe laga seperti ini yang sulit untuk dijelaskan. Kami memiliki penguasaan bola, menciptakan peluang, dan mungkin bermain lebih baik dibanding lawan, tetapi pada akhirnya tetap kalah."

    Lantas apa solusinya? Jackson nampak mampu menjadi striker subur begitu ia berhasil mendapatkan ritme golnya, tetapi harus diakui bahwa Chelsea amat dirugikan oleh timing cedera serius Nkunku - pemain yang berkontribusi 70 gol dan 56 assist dalam 172 penampilan untuk RB Leipzig. Jelas saja The Blues ingin mengandalkannya.

    Oleh karena itulah, meski ratusan juta pound sterling sudah melayang dari rekening bank mereka, tidak mengejutkan Chelsea masih memburu pemain kreatif yang bisa mengisi posisi No.10 atau di sayap kanan.

  • Mauricio Pochettino Chelsea 2023-24Getty Images

    Belanja elite, menang sulite

    Mengingat beberapa anggota skuad musim lalu masih bertahan, pasukan Pochettino bisa dibilang bukan sekelompok pemain yang terbiasa menang, maka tak heran melihat mereka berjibaku dan susah payah mengunci kemenangan meski belanja besar-besaran.

    Untuk memahami betapa mengakarnya masalah menanamkan mental pemenang ini, ketahuilah bahwa Chelsea cuma menang satu kali dari 14 laga Liga Primer Inggris terakhir (S5 K8), dan tanpa kemenangan dalam enam laga terakhir (S3 K3) sejak mengalahkan Bournemouth 3-1 di bulan Mei.

    Untungnya jadwal Liga Primer Inggris baik hati kepada The Blues: mereka akan menghadapi (yang katanya) calon tim degradasi Luton Town, Nottingham Forest, dan Bournemouth di liga, plus laga Piala Liga kontra tim kasta keempat AFC Wimbledon di tengah-tengahnya. Setelah itu, Aston Villa akan menjadi tantangan yang cukup berat, tetapi Chelsea tentu diharapkan bisa memetik poin penuh kontra Fulham dan Burnley.

    Kebaikan hati itu berubah menjadi kengerian di akhir Oktober sampai awal Desember (fans Chelsea, silakan tengok jadwal di periode waktu tersebut. Kami tak akan menyalahkan kalian jika rentetan laga periode itu membangkitkan trauma di periode serupa musim lalu), tetapi Pochettino akan menganggap pekan-pekan terdekat ini sebagai pekan-pekan krusial dalam membangun kepercayaan diri, menabung poin, dan menanamkan mental pemenang ke dalam diri pasukannya.

  • Ben Chilwell Mauricio Pochettino Chelsea 2023-24Getty Images

    Terlalu dini untuk panik

    Namun, di tengah segala ketidakpastian ini, satu hal yang sudah pasti adalah bahwa ini masih terlalu dini - baik bagi fans maupun pemilik Chelsea - untuk panik dan takut bakal mengulangi bencana musim lalu. Memperbaiki tim yang underperforming adalah keahlian Pochettino, tetapi masalah dan kesulitan sudah menjadi sesuatu yang tak terelakkan setelah rombakan gila di musim panas, dengan betapa banyaknya wajah baru di skuad dan di staf kepelatihan mereka.

    Mengingat badai cedera yang tak kunjung berlalu, para petinggi Chelsea sepertinya sudah bertekad untuk kembali terjun ke bursa transfer yang sebentar lagi ditutup ini - entah itu membeli pemain atau membersihkan pemain yang tak diinginkan.

    Itu adalah sesuatu yang telah dimulai oleh duo owner Todd Boehly dan Behdad Eghbali, dan mereka harus menerima fakta bahwa mereka etlah memulai sebuah proses yang harus dikawal Pochettino sampai akhir. Tentu saja, hasilnya tidak akan instan.

    Jadwal di pekan-pekan ke depan menjadi sumber harapan, dan dengan skuad yang sudah lebih beradaptasi plus ide starting XI terkuat yang lebih jelas, buah pikir juru taktik asal Argentina itu semestinya bisa segera kita lihat dan nikmati. Begitu pemain-pemain kunci sembuh dari cedera, Chelsea bisa terlahir kembali menjadi binatang buas yang sepenuhnya berbeda.

0