Ruben Amorim Manchester United 2025-26Getty

"Bencana!" - Jamie Carragher Desak Manchester United Pecat Ruben Amorim Secepat Mungkin

Kekalahan terbaru Manchester United dari Brentford telah memicu gelombang kritik yang semakin deras, dan kini suara paling keras datang dari legenda Liverpool sekaligus pandit ternama, Jamie Carragher. Dalam analisisnya yang tajam di acara Monday Night Football, Carragher tanpa ragu mendesak agar Ruben Amorim segera dipecat.

Komentar pedas ini muncul setelah United kembali menelan hasil mengecewakan, kalah 3-1 dari Brentford, yang membuat mereka terpuruk di peringkat ke-14 Liga Primer. Performa buruk ini seolah menjadi puncak dari serangkaian hasil inkonsisten yang telah menandai masa jabatan Amorim di Old Trafford.

Menurut Carragher, era kepelatihan Amorim di United adalah sebuah "bencana" total, baik bagi klub maupun bagi sang manajer sendiri. Ia berpendapat bahwa sistem permainan Amorim tidak pernah cocok dan memperpanjang situasi ini hanya akan membawa lebih banyak kerugian.

Pendapat Carragher ini juga diamini oleh pandit lain seperti Duncan Ferguson dan Gary Neville. Paduan suara kritik dari para pengamat ini semakin menempatkan posisi Amorim di ujung tanduk, menambah tekanan luar biasa bagi para petinggi klub untuk segera mengambil keputusan.

  • Manchester City FC v Wolverhampton Wanderers FC - Premier LeagueGetty Images Sport

    Vonis Carragher: 'Bencana' yang Harus Segera Diakhiri

    Dalam acara Monday Night Football di Sky Sports, Carragher memberikan vonis yang sangat keras terhadap masa jabatan Amorim. Legenda Liverpool itu tanpa tedeng aling-aling menyebut periode kepelatihan Amorim di United sebagai sebuah "bencana" yang harus diakhiri "secepat mungkin."

    Carragher juga membeberkan satu alasan mengapa ia yakin Amorim masih dipertahankan hingga saat ini. Menurutnya, hal ini terjadi karena para petinggi United enggan mengakui bahwa mereka telah membuat "kesalahan lagi" setelah serangkaian keputusan buruk dalam beberapa tahun terakhir. Kepada Sky Sports, Carragher berkata: "Saya pikir dia masih dipertahankan karena para petinggi di Man United telah membuat begitu banyak kesalahan... sehingga mereka hampir tidak mau mengakui saat ini bahwa mereka telah membuat kesalahan lagi."

    Lebih jauh, Carragher berpendapat bahwa perpisahan adalah jalan terbaik, tidak hanya untuk klub, tetapi juga untuk sang manajer. Ia melihat situasi ini sebagai "bencana bagi klub tetapi juga bagi manajer," yang reputasinya sebagai "bintang besar berikutnya" di dunia kepelatihan telah rusak parah selama waktunya yang singkat di Old Trafford.

    Ia pun menutup analisisnya dengan nada pesimis, menyatakan bahwa pemecatan ini hanyalah masalah waktu. "Kita hanya menunggu sesuatu yang tak terhindarkan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa akan lebih baik bagi semua pihak jika mereka "berjabat tangan dan berpisah" sekarang juga untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut.

  • Iklan
  • Everton FC v Southampton FC - Premier LeagueGetty Images Sport

    Akar Masalah Taktik: Sistem yang Tidak Sesuai Tradisi

    Carragher mengidentifikasi akar dari kegagalan Amorim: sistem permainannya yang kaku dan tidak pernah cocok dengan tradisi serta skuad yang dimiliki United. Amorim dikenal sangat setia pada formasi tiga bek yang menjadi ciri khasnya, sebuah pendekatan yang menurut Carragher tidak sesuai.

    Carragher menganalogikan kekakuan Amorim dengan filosofi manajer-manajer top lainnya yang sudah mendarah daging. Dalam penjelasannya di Sky Sports, ia berkata: "Ini seperti meminta Jurgen Klopp untuk tidak melakukan pressing atau Pep Guardiola untuk tidak memainkan operan pendek melalui tengah lapangan." Menurutnya, sistem tiga bek adalah "anak emas" Amorim yang tidak akan pernah ia tinggalkan.

    Pendapat ini didukung oleh legenda Everton Duncan Ferguson, yang juga menjadi pandit dalam acara yang sama. Ferguson mengkritik Amorim karena "tidak mencoba mengubah sistem atau mencari cara lain" untuk meraih kemenangan. Ia menilai Amorim terlalu terpaku pada cara yang sama meski terus-menerus menelan kekalahan.

    Kesimpulan dari para pandit sangat jelas. Ferguson menyatakan bahwa dengan rekam jejaknya, hasil tidak akan berubah dan sang manajer "kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaannya." Hal ini menunjukkan adanya konsensus bahwa masalah utama Amorim adalah ketidakcocokan filosofi taktisnya dengan kebutuhan tim.

  • FBL-ENG-PR-MAN CITY-MAN UTDAFP

    Siapa yang Bertanggung Jawab? Petinggi Klub Ikut Disalahkan

    Meskipun mengkritik keras Amorim, Carragher tidak melepaskan tanggung jawab dari para petinggi United. Menurutnya, kesalahan besar juga terletak pada hierarki klub yang merekrut manajer dengan filosofi yang jelas-jelas tidak sesuai.

    "Itu adalah tanggung jawab Omar Berrada atau Jason Wilcox atau Sir Jim Ratcliffe, mereka yang membawanya masuk," tegas Carragher di Sky Sports. Ia berpendapat bahwa para direktur seharusnya sudah tahu persis apa yang akan mereka dapatkan, yaitu seorang manajer yang tidak akan mengubah sistem tiga bek andalannya, sama seperti yang ia lakukan di Sporting Lisbon.

    Carragher menggunakan data untuk memperkuat argumennya. Ia menunjukkan bahwa dalam 49 pertandingannya, Amorim telah mengganti susunan tiga beknya sebanyak 42 kali, sebuah pola rotasi yang juga ia terapkan di klub sebelumnya. Menurut Carragher, para petinggi seharusnya sudah mengantisipasi pola ini saat merekrutnya.

    Pada akhirnya, Carragher menyimpulkan bahwa kesalahan tidak hanya terletak pada manajer yang gagal beradaptasi. Kesalahan yang lebih besar justru terletak pada hierarki klub yang salah dalam proses rekrutmen, memilih seorang manajer dengan ideologi permainan yang dari awal tidak cocok dengan DNA dan materi pemain yang dimiliki United.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Wolverhampton Wanderers v Leeds United - Premier LeagueGetty Images Sport

    Suara Lain: Neville Soroti Keputusan Aneh Amorim

    Kritik terhadap Amorim tidak hanya datang dari Carragher. Rekan panditnya di Sky Sports yang juga merupakan legenda Setan Merah, Gary Neville, menyuarakan kekhawatiran serupa, terutama setelah melihat kejanggalan taktis dalam laga kontra Brentford.

    Berbicara dalam Gary Neville Podcast, Neville mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya, ia merasakan "para pemain benar-benar meragukan sistem" hanya dengan melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah mereka di lapangan. Menurutnya, ada sinyal bahwa para pemain sudah kehilangan kepercayaan pada arahan sang manajer.

    Neville secara spesifik menyoroti sebuah keputusan taktis Amorim yang ia anggap "mengerikan" dan "konyol," yaitu kembali menempatkan Mason Mount sebagai bek sayap kiri di menit-menit akhir pertandingan. Keputusan aneh ini pernah ia kritik beberapa minggu sebelumnya dan kini terulang lagi.

    "Anda tidak bisa menempatkan Mason Mount di bek sayap kiri. Maaf, itu tidak bisa terjadi," tegas Neville. "Saya bahkan kesulitan melihatnya bermain di posisi aslinya, tetapi menempatkannya di sana di sayap kiri, itu konyol. Benar-benar konyol." Kritik dari seorang ikon klub seperti Neville ini memberikan bobot yang lebih berat pada tekanan yang dihadapi Amorim.

  • Brentford v Manchester United - Premier LeagueGetty Images Sport

    Harapan Tipis & 'Solusi' dari Carragher

    Di tengah semua kritik pedasnya, Carragher mencoba melihat satu "sisi positif" kecil bagi United. Menurutnya, kondisi tim belum sepenuhnya rusak karena klub "belum sepenuhnya terjerumus" ke dalam sistem Amorim dalam hal perekrutan pemain.

    Ia menjelaskan, meski United telah menghabiskan banyak uang, mereka belum banyak membeli pemain yang spesialis untuk sistem tiga bek, seperti bek tengah atau bek sayap murni. Artinya, skuad yang ada saat ini masih cukup fleksibel untuk beralih ke formasi lain yang lebih konvensional.

    Carragher bahkan menawarkan sebuah solusi hipotetis yang menyindir kemampuan Amorim. Ia percaya bahwa para pemain yang ada saat ini — seperti Bruno Fernandes, Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, dan Benjamin Sesko — dapat dengan mudah "diubah menjadi formasi empat bek" yang lebih efektif.

    "Saya pikir seorang manajer sepak bola yang kompeten bisa membawa tim itu dalam sistem tersebut ke zona Eropa atau bersaing untuk itu," klaim Carragher di Sky Sports. Ini adalah sebuah pernyataan tajam yang menyiratkan bahwa dengan skuad yang ada saat ini, manajer lain yang lebih kompeten seharusnya bisa berbuat jauh lebih baik.

0