"Bukan Sekadar Serangan Jantung" - Christian Eriksen Cerita Pengalaman 'Mati Suri' Sebelum Jalani Kebangkitan Luar Biasa Di Manchester United

Eriksen mengucapkan selamat tinggal kepada Setan Merah setelah tiga tahun di Old Trafford dengan mencetak gol dalam pertandingan terakhirnya melawan Aston Villa dan satu bulan kemudian dia merenungkan waktunya di klub dalam wawancara dengan saluran internal MUTV.

Sang gelandang ambruk di lapangan selama pertandingan Denmark melawan Finlandia di Kejuaraan Eropa yang dijadwalkan ulang dan meskipun ia pulih sepenuhnya, ia kemudian dilepas oleh Inter. Ia mengambil langkah pertama untuk membangun kembali kariernya dengan dipinjamkan ke Brentford sebelum menyelesaikan kepindahan permanen ke United pada musim panas 2022.

"Saya pikir saya telah membuktikan bahwa saya adalah pesepakbola, bukan orang yang hanya menderita serangan jantung. Saya adalah pesepakbola, dan ya, itu sesuatu yang sangat saya banggakan," kata Eriksen. "Untuk membuktikan suatu hal bahwa orang-orang di luar sana yang mengalami masa sulit – Anda bisa membalikkan keadaan. Saya akan mengatakan bahkan pada masa-masa tergelap akan ada sesuatu yang positif seiring waktu dan akan sama di sini dengan klub ini. Waktu akan menyembuhkan banyak hal, dan begitu kita bangkit kembali."

Eriksen memenangkan Carabao Cup pada tahun 2023 dan FA Cup pada tahun 2024 bersama United sementara juga mencapai final FA Cup 2023 dan final Liga Europa musim lalu. Dia berkata: "Ada banyak kenangan indah, banyak pertandingan spesial, banyak orang spesial yang saya temui selama saya di sini. Dua trofi dan, di antara itu, beberapa final juga. Saya sangat menikmati waktu saya dan terima kasih banyak kepada klub, kepada para penggemar, kepada rekan tim saya. Saya benar-benar merasa seperti di rumah sejak hari pertama, saya dan keluarga saya, jadi ini akan menjadi tempat yang spesial di hati saya, meninggalkan sini."

Pemain berusia 33 tahun ini sekarang menjadi agen bebas dan sedang mencari klub baru setelah menyelesaikan kontraknya dengan The Red Devils. Dia telah menolak untuk kembali ke negara asalnya dan juga tidak ingin tetap di Premier League. Dia berkata awal bulan ini: "Saya lebih suka menjauh dari Premier League. Saya merasa saya sudah mendapatkan giliran saya di Premier League, jadi saya mencari di luar perbatasan Inggris. Ketika saya pindah dari Tottenham ke Inter, rencananya bukan untuk kembali ke Inggris. Saya sudah berada di sana selama tiga setengah tahun lagi sejak itu, jadi Anda tidak pernah bisa mengatakan tidak, tetapi prioritas saya adalah pergi."