Pulisic MilanGetty Images

Brace Heroik Christian Pulisic Bawa AC Milan Menang Dramatis 3-2 Atas Torino

Malam yang dimulai dengan mimpi buruk bagi AC Milan berakhir dengan sebuah cerita kepahlawanan yang luar biasa di Stadio Olimpico Grande Torino, Selasa (9/12) dini hari WIB tadi. Rossoneri, yang tampil tanpa didampingi pelatih kepala Max Allegri di pinggir lapangan akibat sanksi, sempat tertinggal dua gol dalam 17 menit pertama. Namun, semangat pantang menyerah dan magis dari seorang pemain yang bahkan seharusnya tidak berada di sana, mengubah segalanya.

Christian Pulisic menjadi protagonis utama dalam drama comeback sensasional ini. Pemain asal Amerika Serikat itu sebenarnya sedang berjuang melawan demam tinggi dan baru bergabung dengan tim beberapa jam sebelum kick-off. Namun, ketika timnya membutuhkan keajaiban, Pulisic masuk dari bangku cadangan dan memberikan dampak instan yang tak terduga.

Kemenangan 3-2 ini bukan sekadar tiga poin biasa; ini adalah pernyataan karakter dari Milan yang menolak untuk menyerah. Selain Pulisic, gol spektakuler Adrien Rabiot juga menjadi sorotan. Namun, euforia kemenangan sedikit terganggu dengan cedera yang dialami Rafael Leao, menambah daftar panjang masalah fisik yang dihadapi skuad.

GOAL coba mengupas tuntas drama di Turin, mulai dari awal yang lambat, gol jarak jauh Rabiot, hingga dampak instan Pulisic yang "bangkit dari kubur" untuk menyelamatkan Milan. Kami juga akan melihat bagaimana asisten manajer Marco Landucci menjaga rekor sempurnanya dan apa artinya hasil ini bagi persaingan scudetto.

  • Torino FC v AC Milan - Serie AGetty Images Sport

    Awal Bencana dan Gol Spektakuler Rabiot

    Pertandingan dimulai dengan skenario terburuk bagi Milan. Kesalahan fatal Fikayo Tomori yang melakukan handball di kotak penalti memberikan Torino keunggulan cepat lewat eksekusi penalti Nikola Vlasic. Situasi memburuk ketika Duvan Zapata menggandakan keunggulan tuan rumah, memanfaatkan kelengahan Christopher Nkunku dan pertahanan Milan yang rapuh. Dalam waktu kurang dari 20 menit, Rossoneri sudah tertinggal 2-0 dan tampak kehilangan arah.

    Namun, harapan kembali menyala berkat aksi individu Adrien Rabiot. Gelandang asal Prancis ini melepaskan tembakan roket dari jarak 29 meter yang menghujam pojok gawang Torino. Gol ini bukan hanya memperkecil ketertinggalan, tetapi juga menjadi gol jarak jauh terbaik Milan sejak era Keisuke Honda pada 2016. Gol ini menjadi titik balik mentalitas tim yang mulai mengambil alih kendali permainan.

    Rabiot sendiri mengakui pentingnya gol tersebut untuk mengubah dinamika laga yang sempat didominasi tuan rumah. "Kami membutuhkan sesuatu, sesekali Anda harus mencoba sesuatu yang dapat mengubah permainan. Ada kesalahan, tetapi yang penting adalah mentalitas dan semangat yang kami tunjukkan untuk membalikkannya, termasuk mereka yang datang dari bangku cadangan," ujar Rabiot, menekankan pentingnya respons mental tim.

    Momentum ini menjadi kunci bagi Milan untuk tidak runtuh sepenuhnya di babak pertama. Meski tertinggal, gol Rabiot memberikan secercah harapan bahwa pertandingan belum berakhir. Hal ini menyiapkan panggung untuk drama yang lebih besar di babak kedua, di mana pergantian pemain akan memainkan peran yang sangat vital dalam menentukan hasil akhir.

  • Iklan
  • Tomori Pulisic MilanGetty

    Masuknya 'Super-Sub' Pulisic dan Dampak Instan

    Keputusan memasukkan Pulisic di babak kedua terbukti menjadi langkah genius, meskipun berisiko. Pulisic, yang baru pulih dari demam, hanya butuh 35 detik di lapangan untuk mencetak gol penyeimbang. Sentuhan pertamanya yang klinis menyambut umpan silang Alexis Saelemaekers membungkam pendukung tuan rumah dan mengubah skor menjadi 2-2.

    Tidak berhenti di situ, Pulisic kembali mencatatkan namanya di papan skor untuk membalikkan keadaan. Gol keduanya, sebuah tendangan voli terukur menyambut umpan Samuele Ricci, memastikan kemenangan 3-2 bagi Milan. Ini adalah gol ketujuh Pulisic hanya dalam sembilan penampilan Serie A musim ini, sebuah statistik luar biasa bagi pemain yang kerap diganggu masalah kebugaran.

    Pulisic pun mengungkapkan kondisi fisiknya yang sebenarnya pasca-pertandingan, yang membuat performanya semakin terasa heroik. "Dua hari lalu saya 'mati' di tempat tidur, tetapi saya merasa jauh lebih baik hari ini dan saya sangat senang saya datang ke sini dan dapat membantu tim. Saya tidak tahu kemarin apakah saya bisa bermain, tetapi pagi ini saya merasa jauh lebih baik," ungkapnya.

    Pulisic juga menambahkan bahwa kemenangan tim lebih penting daripada pencapaian individunya malam itu. "Saya lebih senang dengan kemenangan daripada gol-golnya, jujur saja," katanya. Sikap rendah hati ini menunjukkan fokusnya pada kesuksesan kolektif, meskipun kontribusi individunya jelas menjadi pembeda utama yang menyelamatkan wajah Milan dari kekalahan memalukan.

  • FBL-ITA-SERIE A-TORINO-MILANAFP

    Rekor Sempurna Landucci di Tengah Absennya Allegri

    Di sisi manajerial, asisten manajer Marco Landucci kembali menunjukkan tangan dinginnya saat menggantikan peran Allegri yang terkena sanksi. Landucci kini memiliki rekor 100 persen kemenangan dalam empat laga yang dipimpinnya musim ini sebagai pengganti Allegri. Kemampuannya menjaga ketenangan tim saat tertinggal dan melakukan pergantian pemain yang efektif mendapat pujian khusus.

    Landucci sendiri sempat bercanda mengenai rekor sempurnanya yang nyaris tercoreng malam itu. "Saya mempertaruhkan rekor saya malam ini. Bagus pelatih (Allegri) ada di sini, karena saya agak muak..." ujarnya dengan nada humor, menyiratkan betapa tegangnya situasi di pinggir lapangan saat timnya tertinggal dua gol.

    Meski begitu, ia tidak lupa memberikan kredit kepada semangat juang para pemainnya yang menolak untuk menyerah dalam situasi sulit. "Torino menunggu kami di babak pertama dan kami bodoh karena tertipu... tetapi kami harus memuji tim ini karena mereka tidak pernah menyerah," puji Landucci.

    Ia juga menyoroti peran penting staf medis dalam mempersiapkan Pulisic yang sempat diragukan tampil. "Kami juga harus berterima kasih kepada staf pelatih dan dokter, karena mereka membuat Pulisic kembali berdiri. Dia sangat sakit kemarin lusa, tetapi dia memberi kami bantuan besar," tambahnya, menegaskan bahwa kemenangan ini adalah hasil kerja keras tim di dalam dan luar lapangan.

  • Leao MilanGetty Images

    Cedera Leao Jadi Awan Kelabu

    Namun, kemenangan dramatis ini harus dibayar mahal dengan cedera yang dialami Rafael Leao. Bintang asal Portugal itu terpaksa keluar lapangan di babak pertama sambil memegangi paha kanannya, menimbulkan kekhawatiran baru bagi lini serang Milan yang sudah kehilangan beberapa pilar. Cedera otot ini menjadi awan kelabu di tengah perayaan kemenangan.

    Kehilangan Leao bisa menjadi pukulan telak bagi Milan, mengingat perannya yang vital dalam skema serangan balik cepat Allegri. Momen cederanya terjadi saat ia sedang melakukan pergerakan eksplosif, yang menjadi ciri khas permainannya. Staf pelatih kini harus menunggu hasil pemeriksaan medis untuk mengetahui seberapa parah cedera tersebut.

    Landucci memberikan pembaruan singkat mengenai kondisi Leao pasca-pertandingan, meski belum bisa memastikan durasi absennya. "Leao akan menjalani tes besok, dia merasakan sakit di adduktor dan kami berharap itu tidak serius, tetapi kami tidak bisa tahu sampai pagi," jelasnya dengan nada cemas.

    Situasi ini menambah daftar panjang cedera di skuad Milan, yang sebelumnya sudah kehilangan pemain seperti Pulisic (sebelum laga ini) dan beberapa nama lainnya. Kemenangan ini membuktikan kedalaman skuad, namun kehilangan Leao untuk jangka waktu lama akan menjadi ujian berat bagi konsistensi Milan di pekan-pekan mendatang.

  • Torino FC v AC Milan - Serie AGetty Images Sport

    Implikasi bagi Klasemen Serie A

    Kemenangan dramatis ini memiliki arti besar bagi posisi Milan di klasemen Serie A. Tiga poin dari Turin membuat mereka tetap menempel ketat Napoli di puncak klasemen dan menjaga jarak satu poin dari rival sekota, Inter Milan. Hasil ini juga menjadi respons sempurna setelah kekecewaan tersingkir dari Coppa Italia tengah pekan lalu.

    Bagi Torino, kekalahan ini sangat menyakitkan. Setelah unggul dua gol dan bermain dominan di awal, mereka harus rela kehilangan poin di kandang sendiri. Hasil ini memperpanjang tren negatif mereka yang tanpa kemenangan dalam lima laga terakhir. Sementara bagi Milan, kemampuan untuk bangkit dari situasi kritis membuktikan mentalitas mereka.

    Rabiot menekankan bahwa kemenangan seperti ini bisa menjadi momen penentu dalam sebuah musim kompetisi. "Ini adalah pertandingan yang dapat mengubah satu musim, membuktikan bahwa kami ada di sini dalam hal tekad dan fokus. Kami harus meningkatkan sikap kami di awal, karena kami tidak bisa selalu bangkit dari ketertinggalan 2-0 untuk menang 3-2," ujarnya mengingatkan.

    Dengan mentalitas pantang menyerah yang ditunjukkan di Turin, Milan mengirimkan sinyal kuat kepada para pesaingnya. "Kita lihat di mana kita berakhir, tetapi dengan mentalitas ini, kita bisa melangkah jauh," pungkas Rabiot. Optimisme ini menjadi modal berharga bagi Rossoneri untuk terus bersaing memperebutkan scudetto hingga akhir musim.

  • Cuplikan: Torino 2-3 AC Milan

0