Rasmus Hojlund Rasmus HøjlundGetty

Nicklas Bendtner Yakin Antonio Conte Akan 'Keluarkan Yang Terbaik' Dari Rasmus Hojlund, Sebut 'Mentalitas Pembunuh' Pelatih Napoli Akan Menguntungkannya

  • Hojlund Bangkit Bersama Conte di Napoli

    Masa-masa Hojlund di Napoli dengan cepat menjadi kisah penebusan. Setelah musim yang mengecewakan di United, di mana ia hanya mencetak 10 gol dalam 52 penampilan, kepindahan striker Denmark itu ke Italia telah menghidupkan kembali kariernya. Bergabung dengan status pinjaman di musim panas, ia sukses mencetak empat gol dalam tujuh pertandingan, menemukan kembali gerakan tajam dan sentuhan akhir yang pernah membuatnya menjadi salah satu prospek paling menarik di Eropa.

    Pemain berusia 22 tahun itu beradaptasi dengan baik dengan sistem intensitas tinggi Conte, menunjukkan permainan link-up yang lebih baik, pressing yang lebih tajam, dan ketenangan yang meningkat di depan gawang. Kebangkitannya membuat para petinggi klub terkesan sehingga mereka sekarang mendorong untuk mempermanenkan transfernya paling cepat Januari, meski klausul aslinya mengikat kesepakatan €44 juta (£38 juta/$51 juta) itu dengan kualifikasi Liga Champions.

  • Iklan
  • FBL-EUR-C1-NAPOLI-SPORTING LISBONAFP

    Bendtner Puji 'Mentalitas Pembunuh' dan Budaya Kemenangan Conte

    Hanya sedikit pemain yang tahu metode Conte lebih baik daripada Nicklas Bendtner, yang bermain di bawahnya di Juventus selama musim 2012/13. Mantan striker Arsenal, yang memenangkan satu-satunya gelar liga tahun itu, berbicara penuh pujian tentang pengaruh manajer Italia itu dan percaya rekan senegaranya, Hojlund, akan mendapat manfaat besar dari bekerja dengannya.

    "Saya langsung berpikir dia adalah pelatih yang fantastis, sangat loyal dan sangat jujur," kata mantan striker Arsenal dan Denmark Bendtner dalam sebuah wawancara dengan La Repubblica. "Saya mengagumi mentalitas pembunuhnya dan keinginannya yang tak henti untuk menang. Dia tahu cara mengeluarkan yang terbaik dari para pemainnya, dan saya pikir dia bisa melakukan hal yang sama hari ini dengan rekan senegara saya, Rasmus Hojlund."

    Bendtner juga merefleksikan masa singkatnya sendiri di Turin, mengakui bahwa ia menyesal tidak bisa menunjukkan lebih banyak di bawah kepemimpinan Conte.

    “Saya sangat menikmati waktu saya di Juventus, tetapi sayangnya, saya mengalami cedera pada waktu yang sangat tidak menguntungkan yang membuat saya absen hampir sepanjang musim. Saya ingin tinggal lebih lama dan membuktikan diri lebih banyak, karena saya merasa kami sangat cocok, Juventus dan saya.”

  • Sistem Conte Terbukti Cocok untuk Hojlund

    Sifat atletis, naluri pressing, dan pendekatan langsung mantan striker United itu membuatnya sangat cocok untuk gaya sepakbola Conte yang vertikal dan serba cepat. Di bawah Conte, Hojlund terlihat lebih tajam dalam transisi dan lebih percaya diri menyerang ruang di antara bek.

    Kesuksesan awalnya bersama Kevin De Bruyne dan Scott McTominay mencerminkan betapa mulusnya ia masuk ke lini depan dinamis Gli Azzurri. Namun, cedera paha De Bruyne baru-baru ini yang dideritanya saat mencetak penalti melawan Inter telah mengganggu kemitraan itu, memaksa Conte memikirkan kembali kombinasi serangannya.

    Tetap saja, dampak Hojlund sudah cukup meyakinkan kedua klub untuk bergerak cepat. Partenopei dan Setan Merah sudah dalam pembicaraan untuk menyelesaikan kesepakatan permanen pada Januari. Langkah ini akan memungkinkan tim Liga Primer itu untuk move on dan tim Serie A itu mengamankan striker jangka panjang mereka.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Rasmus Hojlund Napoli 2025-26Getty

    Apa Selanjutnya untuk Hojlund dan Napoli?

    Hojlund baru saja pulih dari cedera dan menjalani comeback saat melawan Lecce, Rabu (29/10) dini hari WIB, dengan pemimpin Serie A Napoli mengelolanya dengan hati-hati sebagaimana ia diturunkan dari bangku cadangan. Comeback-nya ini sangat penting sebagaimana tim menjalani jadwal padat di kasta tertinggi Italia dan Liga Champions, di mana mereka berharap dapat memperkuat posisi di antara elite benua.

    Kepercayaan Conte pada struktur, mentalitas, dan disiplin taktis terbukti sangat berharga bagi perkembangan Hojlund. Pelatih Italia itu memiliki sejarah membentuk penyerang menjadi pemain komplet — dari Diego Costa dan Romelu Lukaku hingga Lautaro Martínez — dan rekam jejaknya menunjukkan Hojlund bisa menjadi yang berikutnya.

0