Delapan belas bulan yang lalu, Julian Nagelsmann diresmikan sebagai manajer baru Bayern Munich. Fans Bayer dan hipster-hipster sepakbola pun berpesta.
Seorang juru taktik muda, dengan gaya rambut keren dan jaket trendi, mengambil alih kemudi klub terbesar di Jerman.
Pada Jumat (25/3) dini hari WIB, Bayern melepaskannya, menggantinya dengan manajer terbaik yang tersedia di pasaran: Thomas Tuchel.
The Bavarians sudah sejak lama menginginkan mantan pelatih Chelsea dan PSG itu. Dengan posisi Nagelsmann semakin goyah dan Tuchel menganggur, Bayern memilih gerak cepat, dan langsung menyiapkan kontrak untuk pelatih 49 tahun itu.
Harus dikatakan, langkah tersebut adalah langkah terbaik yang bisa mereka lakukan.
Ini bukan soal di bagian mana Nagelsmann gagal, tapi lebih ke soal di aspek apa Tuchel akan sukses.
Nagelsmann adalah manajer top yang akan membuktikan kehebatannya. Toh usianya baru 35 tahun. Dia sudah mulai menunjukkan kebolehannya sejak sebelum tiba di Munich, dan meninggalkan Die Roten dengan satu titel Bundesliga.
Namun, dalam diri Tuchel, Bayern kini akhirnya mendapatkan manajer matang yang sudah elite, yang tak cuma bisa membangkitkan musim domestik mereka, tapi juga mengantarkan kejayaan di Eropa.








