GFX Toni Kroos Lamine Yamal Hansi FlickGetty/GOAL

"Barcelona Bisa Dikalahkan Tim MANA PUN!" - Toni Kroos Bongkar Kelemahan FATAL Tim Hansi Flick

  • Periode sulit Barcelona

    Toni Kroos memberikan penilaian jujur mengenai peluang Barcelona di Liga Champions. Ia memang menilai tim asuhan Hansi Flick memiliki salah satu gaya bermain "paling atraktif" di Eropa, tapi sistem yang terlalu kaku bisa menjadi bumerang.

    Berbicara dalam podcast Einfach mal Luppen, legenda Real Madrid itu menyoroti kerentanan musuh bebuyutannya di menit-menit akhir, terutama setelah menit ke-75 ketika intensitas menurun dan fleksibilitas taktis menjadi kunci. Peringatan itu datang di tengah upaya Blaugrana bangkit dari dua kekalahan beruntun—2-1 dari Paris Saint-Germain di Liga Champions dan dibantai Sevilla 4-1 di La Liga—yang menelanjangi celah dalam pertahanan mereka meski gaya menyerang terlihat begitu mengalir.

  • Iklan
  • FC Barcelona v Real Sociedad - LaLiga EA SportsGetty Images Sport

    Kroos bongkar kelemahan Barcelona

    Kroos, yang berkali-kali menghadapi Barca selama karier gemilangnya di Madrid, mengakui kinerja Flick dalam merombak sang juara bertahan La Liga. Namun, ia menilai "obsesi" Barca untuk terus mempertahankan gaya bermain yang sama justru membuat mereka rawan diserang.

    “Barca memiliki salah satu gaya paling atraktif, atau malah yang paling atraktif, di seluruh Eropa,” ujar Kroos. “Tapi saya rasa mereka mengambil terlalu banyak risiko. Pada hari di mana Pedri, Lamine [Yamal], atau Raphinha tampil buruk, tim mana pun bisa menyakiti mereka dan menang. Mereka bisa tersingkir dari Liga Champions. Tahun lalu itu terjadi melawan Inter Milan, dan tahun ini, entah di 16 besar, perempat-final, semi-final, atau final, mereka akan bertemu lawan seperti itu lagi dan tersingkir. Itu bisa terjadi di Liga Champions, tapi tidak di La Liga karena mereka terlalu dominan.”

  • Flick dapat peringatan soal kelelahan

    Kroos juga menyoroti masalah kebugaran dan manajemen pertandingan sebagai potensi penghalang utama ambisi Flick di Liga Champions. “Setelah menit ke-75, terlihat semua pemain mulai kelelahan, dan mereka tidak mengubah cara menutup ruang,” jelas Kroos. “Kalau kalian lelah dan tidak mengganti gaya bermain, maka akan nampak sangat jelas betapa terbukanya pertahanan kalian.”

    Komentarnya sejalan dengan kritik sejumlah pandit, termasuk eks-striker Barca sendiri Thierry Henry, yang sebelumnya menyindir keputusan Flick untuk tetap bermain dengan pakem garis pertahanan tinggi meski tim sudah tertekan melawan PSG. “Anda tidak bisa bermain di Liga Champions dengan garis pertahanan setinggi itu, maaf saja,” ujar Henry waktu itu.

  • FBL-ESP-LIGA-SEVILLA-BARCELONAAFP

    Tantangan Barcelona usai dua kekalahan beruntun

    Dua kekalahan beruntun dari PSG dan Sevilla kembali memicu perdebatan soal keberlanjutan pendekatan taktik agresif ala Flick. Dengan beberapa pemain kunci seperti Lamine Yamal, Gavi, Fermin Lopez, dan Marc-Andre ter Stegen masih dalam masa pemulihan, sang pelatih asal Jerman juga tak banyak memiliki opsi untuk melakukan rotasi.

    Namun, kritik Kroos menunjukkan persoalan yang lebih mendasar: bahkan jika semua pemain bugar, kemurnian gaya bermain Barcelona justru bisa menjadi bumerang melawan tim-tim papan atas Eropa.

    Setelah jeda internasional, Barcelona akan berusaha bangkit dalam rangkaian laga penting—dimulai dari derbi Catalunya melawan Girona, dilanjutkan duel Liga Champions kontra Olympiacos, dan laga panas di Santiago Bernabeu menghadapi Real Madrid bertajuk El Clasico.

0