- Barcelona juara Copa del Rey
- Kalahkan Real Madrid 3-2 di babak tambahan
- Kounde jadi pahlawan Blaugrana
Getty Images SportBarcelona Juara Copa Del Rey 2024/25! Jules Kounde Jadi Penentu Di Babak Tambahan Untuk Kalahkan Real Madrid 3-2
APA YANG TERJADI?
Barcelona memulai final Copa del Rey 2024/25 dengan dominan di La Cartuja, Minggu (27/4) dini hari WIB, unggul melalui gol menawan Pedri pada menit ke-28 setelah umpan apik Lamine Yamal. Mereka nyaris mencetak lebih banyak gol, tetapi upaya Dani Olmo hanya mengenai tiang dari sepak pojok. Real Madrid kesulitan, dengan gol Jude Bellingham dianulir karena offside dan Ferland Mendy cedera, membuat mereka tertinggal di babak pertama.
Babak kedua berbalik ketika Kylian Mbappe, masuk sebagai pemain pengganti, menyamakan kedudukan dengan tendangan bebas pada menit ke-70, diikuti sundulan Aurelien Tchouameni dari sepak pojok tujuh menit kemudian, membalikkan skor menjadi 2-1 untuk Madrid. Barcelona tertekan, tetapi Ferran Torres menyamakan kedudukan di menit ke-84 melalui umpan panjang Yamal, memanfaatkan kesalahan komunikasi lini belakang Madrid.
Drama berlanjut di injury time dengan penalti untuk Barcelona yang dibatalkan VAR, mengirim laga ke babak tambahan. Setelah peluang di kedua sisi, Jules Kounde memastikan kemenangan Barcelona dengan golnya pada menit ke-116, memotong umpan ceroboh Luka Modric. Barcelona bertahan dari ancaman akhir untuk meraih gelar Copa del Rey ke-32 mereka.
GAMBARAN BESAR
Kemenangan 3-2 Barcelona atas Madrid di final Copa del Rey 2024/25 menandai gelar ke-32 mereka, memperpanjang rekor sebagai klub tersukses dalam kompetisi ini. Performa dominan mereka di babak pertama dan ketangguhan di babak tambahan menunjukkan kedalaman skuad, membawa mereka lebih dekat ke potensi quadruple musim ini.
Real Madrid, meski menunjukkan semangat comeback melalui Mbappe dan Tchouameni, kini menghadapi ancaman mengakhiri musim tanpa trofi besar. Tertinggal empat poin di LaLiga dan dengan kekecewaan ini, mereka harus bangkit cepat untuk mengejar gelar liga. Kekalahan ini juga memperpanjang catatan buruk mereka melawan Barcelona musim ini, setelah kalah tiga kali.
Bagi Barcelona, kemenangan ini bukan hanya soal trofi, tetapi juga pernyataan bahwa mereka adalah kekuatan dominan di Spanyol. Dengan laga LaLiga melawan Real Madrid pada 11 Mei dan semi-final Liga Champions melawan Inter Milan di depan mata, Blaugrana berada di jalur untuk musim bersejarah, didukung oleh talenta muda seperti Yamal.
Getty Images SportREAKSI DARI KUBU MADRID
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti berbicara kepada media setelah kekalahan 3-2 timnya dari Barcelona di final Copa del Rey. Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, ia mengomentari performa timnya, terutama di babak kedua, serta sejumlah aspek kunci lainnya yang memengaruhi hasil laga. Ancelotti tampak kecewa namun tetap berusaha melihat sisi positif dari perjuangan timnya.
Mengenai performa di babak kedua, Ancelotti menyatakan, “Di babak kedua, kami mencari cara untuk keluar dari tekanan di lini belakang, dan ketika tekanan mereka sedikit mereda, kami berhasil melakukannya. Kami memainkan permainan yang sangat bagus di babak kedua.”
Ancelotti juga menganalisis jalannya pertandingan secara keseluruhan. “Kami mengendalikan permainan, tetapi mereka mencoba memasukkan bola di belakang kami, dan saat itulah segalanya menjadi rumit. Kami harus terus berjuang karena kami telah memberikan segalanya, kami bersaing dengan sangat baik. Kami lebih dekat daripada lawan kami,” katanya.
Kekalahan ini terasa menyakitkan bagi sosok asal Italia tersebut. “Sakit rasanya kami tidak bisa mengangkat piala, tetapi kami melakukan tugas yang harus kami lakukan,” ujarnya. Meskipun Real Madrid berhasil memaksa pertandingan ke babak tambahan melalui gol Mbappe dan Tchouameni, gol telat Kounde di menit ke-116 memastikan kemenangan Barcelona, meninggalkan Madrid tanpa trofi di laga ini.
Salah satu keputusan Ancelotti yang banyak diperbincangkan adalah menempatkan Mbappe di bangku cadangan pada babak pertama. Ia menjelaskan, “Saya lebih memilih memasukkan dia di babak kedua, ketika tempo sudah sedikit menurun. Dia tidak bisa mengikuti seluruh pertandingan, dan itulah mengapa dia dimainkan di babak kedua. Dia memiliki beberapa menit yang sangat bagus.”
Eks bos PSG itu juga menyinggung kesalahan fatal yang melibatkan Brahim Diaz dan Luka Modric di babak tambahan, yang berujung pada gol kemenangan Barcelona. “Ada sesuatu yang salah, karena Brahim mengira Modric akan mengejarnya dari belakang, tetapi dia menembak rendah dan pendek. Ini adalah detail kecil yang kadang-kadang tidak merugikan, tetapi di lain waktu sangat merugikan. Anda harus beristirahat dan terus bersaing hingga akhir,” katanya.
Mengenai masa depannya sebagai pelatih Madrid, Ancelotti memilih untuk tidak membahasnya secara mendalam. “Ini akan menjadi masalah untuk beberapa minggu ke depan, bukan hanya hari ini,” ujarnya singkat.
Terakhir, Ancelotti memuji penampilan Rudiger, meskipun bek tersebut kehilangan jejak Torres pada gol penyama Barcelona. “Permainannya fantastis dan dia bertahan selama yang dia bisa. Dia melakukan upaya yang luar biasa. Dia sangat lelah dan tidak bisa berlari lebih jauh,” kata Ancelotti. Ia juga menolak mengomentari kinerja wasit, hanya menyatakan, “Saya tidak ingin bicara tentang wasit."
Getty Images SportREAKSI DARI KUBU BARCELONA
Para pemain kunci seperti Torres dan Yamal tak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Gol penyama kedudukan Torres di menit ke-84 memaksa laga masuk babak tambahan, sebelum Kounde mencetak gol kemenangan di menit ke-116, mengukuhkan gelar ke-32 Barcelona di kompetisi ini.
Torres, yang menjadi pahlawan dengan gol krusialnya, berbicara kepada media setelah pertandingan. “Saya berusaha bekerja keras, untuk konsisten. Pada akhirnya, saya memiliki bakat untuk membuat segala sesuatu berjalan sesuai keinginan saya,” katanya.
Ia juga merenungkan dampak kemenangan ini bagi tim. “Saya tidak tahu apakah ini awal dari era baru, tetapi ini pasti dorongan energi dan motivasi untuk menghadapi apa yang akan datang,” ujarnya.
Menyoroti atmosfer di kalangan suporter, Torres menambahkan, “Ini adalah waktu yang sempurna untuk memberikan kegembiraan kepada penggemar kami dan kepada kami sendiri. Sekarang saatnya menikmatinya, tetapi tanpa berlebihan, karena semi-final Liga Champions sudah di depan mata.”
Torres tidak menyembunyikan kelelahannya setelah pertandingan yang melelahkan. “Biarkan saya memberitahu Anda sesuatu – saya merasa remuk, sangat lelah. Kami sangat menderita,” katanya dengan jujur.
Sementara itu, wonderkid Barcelona, Yamal, yang memberikan dua assist krusial untuk gol Pedri dan Torres, berbicara dengan penuh percaya diri. “Bahkan jika kami kebobolan satu gol, tidak masalah. Sekalipun jika kami kebobolan dua gol, itu masih bukan masalah,” ujarnya.
Yamal juga menyindir dominasi Barcelona atas Madrid musim ini. “Tahun ini, mereka sama sekali tidak bisa mengalahkan kami. Kami telah membuktikannya. Saya sangat senang. Viva Barca!” serunya.
Reaksi lain dari kubu Barcelona mencerminkan ambisi besar tim. Kiper Marc-Andre ter Stegen berkomentar, “Saya baik-baik saja, dan sekarang saya lebih baik. Sekarang kami punya dua gelar dan kami punya ambisi untuk meraih lebih banyak.”
Sementara itu, gelandang Fermin Lopez menegaskan, “Dua gelar? Tidak, tidak, kami tidak akan berhenti di sini. Kami ingin lebih. Saya ingin lebih.”
CUPLIKAN PERTANDINGAN
TAHUKAH ANDA?
Barcelona dan Real Madrid berhadapan untuk yang ke-260 di semua kompetisi, pertandingan yang paling banyak dimainkan dalam sejarah sepak bola Spanyol. Mereka adalah dua klub dengan penampilan final Copa del Rey terbanyak (43 untuk Blaugrana dan 41 untuk Los Blancos).
Ini adalah final Copa del Rey kedelapan yang mempertemukan Barcelona dan Real Madrid, dengan masing-masing memiliki catatan empat kemenangan.
Kylian Mbappe mengemas gol pertamanya dari perekik langsung, dan ia melakukannya di final Copa del Rey melawan Barcelona.
Mbappe, dengan 34 gol di musim pertamanya, sukses menyalip statistik debut ikon Madrid lainnya seperti Cristiano Ronaldo (33 gol pada 2009/10) dan Ruud van Nistelrooy (33 gol pada 2006/07). Ia hanya kalah dari Ivan Zamorano yang mengemas 37 gol di musim debutnya pada kampanye 1992/93.
Ini adalah kali kedua Barcelona dan Real Madrid bermain hingga babak tambahan waktu di final di kompetisi apa pun sejak Copa del Rey 2011.
MATCH SUMMARY
Barcelona: Szczesny; Kounde, Cubarsi, Martinez, Martin (Araujo 85'); De Jong (Gavi 85'), Pedri (Garcia 98'); Yamal, Olmo (Lopez 65'), Raphinha; Torres (Victor 115').
Cadangan Tak Terpakai: Fati, Pena, Torre, Fort, Ter Stegen, Christensen.
Gol: Pedri 28', Torres 84', Kounde 116'.
Kartu Kuning: Martin, De Jong, Lopez, Raphinha.
Pelatih: Hansi Flick.
Real Madrid: Courtois; Vazquez (Modric 55'), Asencio, Rudiger (Endrick 111'), Mendy (Garcia 11'); Valverde, Tchouameni; Rodrygo (Mbappe 46'), Bellingham, Ceballos (Guler 55'); Vinicius (Diaz 89').
Cadangan Tak Terpakai: Vallejo, Alaba, Lunin, Gonzalez.
Gol: Mbappe 70', Tchouameni 77'.
Kartu Kuning: Tchouameni, Modric, Bellingham.
Kartu Merah: Rudiger 123', Vazquez 124'.
Pelatih: Carlo Ancelotti.
BERIKUTNYA?
Barcelona akan menghadapi Real Madrid lagi di jornada ke-35 LaLiga pada Minggu, 11 Mei 2025, di Montjuic, dalam laga yang bisa memperlebar keunggulan mereka di puncak klasemen. Mereka juga bersiap untuk semi-final Liga Champions melawan Inter Milan, menjaga harapan untuk meraih quadruple. Sementara itu, Madrid harus segera bangkit untuk mengejar defisit empat poin di LaLiga demi menyelamatkan musim mereka.



