Banting Setir Ke F1, Mantan Striker Liga Primer Pimpin Upaya Gelar Grand Prix Nigeria Untuk Pertama Kali

Surat kabar The Times melaporkan bahwa Marvin Sordell, mantan pemain Burnley dan Watford, kini memimpin sebuah proposal ambisius untuk Formula 1. Sordell, yang menjabat sebagai salah satu pimpinan eksekutif Opus Race Promotions, mengepalai upaya yang telah mendapat 'dukungan awal' dari pemerintah Nigeria.

Rencananya adalah menyelenggarakan balapan grand prix di ibu kota, Abuja. Proyek ini tidak hanya sebatas sirkuit balap, tetapi juga mencakup pembangunan lintasan gokar, beberapa hotel, pusat teknologi, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Afrika Selatan sebelumnya pernah menjadi tuan rumah balapan F1 antara 1967 dan 1993, namun benua Afrika sudah lebih dari tiga dekade tidak menyambut ajang balap jet darat ini. Kembalinya F1 ke Afrika telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan tersebut menambahkan bahwa pada April lalu, Opus telah berdiskusi dengan ketua Komisi Olahraga Nasional Shehu Dikko. Sebulan kemudian, Opus secara resmi ditunjuk untuk bernegosiasi dengan pihak F1 dan badan pengaturnya, FIA, atas nama pemerintah Nigeria. Meski demikian, jalan masih sangat panjang sebelum rencana ini menjadi kenyataan.

Dukungan untuk balapan di Afrika juga datang dari salah satu figur terbesar di F1. Pada Grand Prix Belanda 2024, juara dunia tujuh kali, Lewis Hamilton, menekankan bahwa olahraga ini harus segera menggelar balapan di Afrika.

Ia berkata: "Kita tidak bisa terus menambahkan balapan di lokasi lain dan terus mengabaikan Afrika, yang sumber dayanya terus diambil oleh seluruh dunia. Tidak ada yang memberikan apa pun kepada Afrika."

Meski Nigeria berharap suatu hari nanti dapat menjadi tuan rumah balapan F1, laporan tersebut menambahkan bahwa pendatang baru yang paling mungkin dalam kalender F1 adalah Thailand. Negara tersebut dinilai memiliki proposal yang lebih matang dan konkret.

Pemerintah Thailand dilaporkan telah setuju untuk menyediakan dana sekitar £890 juta ($1,2 miliar) agar balapan dapat berlangsung di Bangkok. Sirkuit jalan raya di ibu kota Thailand itu bahkan bisa melakukan debutnya pada 2028, menempatkannya jauh di depan proposal Nigeria saat ini.