Arema FC Dapat Hadiah Penalti Terbanyak, Tapi Masih Terancam Degradasi. Ada Apa Dengan Singo Edan?

Arema FC menelan kekalahan perdana di era pelatih Widodo Cahyono Putro (WCP). Sempat unggul dua kali, Johan Alfarizi dkk kena comeback tuan rumah Persita Tangerang yang menang dengan skor akhir 4-3 di Indomilk Arena (13/3).

Padahal di pertandingan tersebut, tim berjuluk Singo Edan itu kembali mendapatkan 'keuntungan' dari keputusan wasit. Arema FC mendapatkan penalti ke-11 yang menjadi catatan tertinggi sejauh musim ini berjalan.

Performa Arema FC memang tak sesuai dengan nama besarnya di Liga 1 2023/24. Perubahan komando dari Joko Susilo ke Fernando Valente hingga WCP masih belum juga membuat mereka lepas dari bayang-bayang degradasi.

Walau begitu, Arema FC menunjukkan peningkatan bersama pelatih asal Cilacap tersebut. Mereka berhasil meraup tiga kemenangan berturut-turut sebelum imbang dengan Bhayangkara FC dan takluk di markas Persita.

Masalah mental menjadi salah satu penyebab Arema FC belum mampu memberikan performa yang konsisten. Seperti yang diketahui, musibah menimpa suporter setia mereka, Aremania, musim lalu.

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022, masih membekas di mayoritas penggawa Arema FC. Dalam tragedi yang menewaskan 135 korban tersebut, para pemain dan staff ikut membantu dalam evakuasi korban.

Saat butuh dukungan mental untuk bangkit, Arema FC justru mendapat hujatan dari pecinta sepakbola Indonesia. Mereka dijuluki tim nir empati lantaran pihak manajemen dianggap tidak berdiri bersama korban Tragedi Kanjuruhan.

Arema FC juga mendapatkan hukuman berat lantaran tak boleh menggelar laga di Malang. Memilih bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, membuat mereka tak mendapatkan dukungan langsung dari Aremania.

Ditambah lagi dengan mundurnya presiden Gilang Widya akibat tragedi tersebut, alhasil situasi internal Singo Edan tampak semakin tidak kondusif sehingga performa di atas lapangan hijau juga turut menurun tajam.

Arema FC sendiri kini dalam posisi yang bagus untuk keluar dari zona merah. Walau masih berada di posisi 16, setidaknya 31 poin yang mereka dapatkan sama dengan PSS Sleman dan Persita Tangerang yang berada di atas garis aman.

Tetapi jika melihat performa terakhir, RANS Nusantara FC bisa jadi akan turut tercebur di kubangan degradasi. 12 laga tanpa kemenangan membuat 33 poin yang telah mereka kumpulkan masih mungkin dilampaui tim-tim lain.

Sementara itu, dua posisi terbawah dihuni Bhayangkara FC dan Persikabo 1973. Walau secara matematis masih bisa selamat, butuh mukjizat luar biasa bagi keduanya untuk mendapatkan hasil maksimal di enam laga tersisa seri reguler.