Bukan rahasia bahwa Manchester United memboyong Andre Onana karena kemampuan distribusinya yang ciamik, alih-alih kemampuan shot-stopping-nya. Tetapi ambisi Setan Merah untuk memperbaiki filosofi build-up setelah 12 tahun terjebak bersama David De Gea membuat mereka lupa diri, bahwa tugas utama seorang kiper adalah untuk menghentikan bola bersarang di gawang.
Dan sepertinya, jika melihat empat bulan terakhir, itu adalah tugas yang terlalu berat bagi Onana. Karier bintang Kamerun di Man United memang baru seumur jagung, tapi semua pihak (kecuali para rival dan suporter mereka yang mungkin sedang terbahak) dibuat trauma karenanya. Ia bahkan menandai debut Old Trafford-nya, dengan kemasukan gol yang ditendang dari tengah lapangan, sekalipun itu cuma laga uji coba.
Tapi kiprah kiper £47 juta ini jauh lebih mengerikan di Liga Champions, dan dua blunder fatalnya saat ditahan imbang Galatasaray 3-3, yang membuat Man United bergeming di dasar Grup A dengan satu laga tersisa, adalah yang terburuk sejauh ini.
Jika The Red Devils ingin mencapai 16 besar, mereka harus mengalahkan Bayern Munich di matchday terakhir fase grup dan berharap Copenhagen vs Galatasaray berakhir imbang. Pendeknya, mereka butuh mukjizat. Dan jika gagal, Onana akan menjadi aktor paling bertanggung jawab.