FBL-ENG-PR-ARSENAL-WOLVESAFP

Arsenal Mulai Goyah? Analisis Data Di Balik Keunggulan Dua Poin Yang Rapuh Dan Ancaman Nyata Manchester City

Arsenal kini berada dalam posisi yang tidak mengenakkan. Keunggulan nyaman tujuh poin atas Manchester City yang mereka nikmati beberapa pekan lalu kini telah terkikis menjadi hanya dua poin dalam kurun waktu empat pertandingan. Bagi para pendukung The Gunners, situasi ini membangkitkan trauma kegagalan di musim-musim sebelumnya, di mana mereka kehilangan gelar di tikungan terakhir. Bayang-bayang Manchester City yang seolah tak terhentikan mulai menghantui setiap langkah tim asuhan Mikel Arteta.

Namun, narasi "kehancuran" Arsenal mungkin terlalu dini untuk disimpulkan. City sendiri tidak sedang dalam performa terbaik mereka, dengan beberapa kali kehilangan poin dan mencatatkan angka Expected Goals (xG) yang rendah di beberapa laga. Meski demikian, kemenangan dramatis Arsenal atas Wolves — yang membutuhkan gol bunuh diri di menit akhir — menunjukkan adanya keretakan dalam mentalitas dan performa tim yang sebelumnya tampak solid.

Faktor cedera pemain kunci di lini belakang dan kelelahan mental akibat jadwal padat menjadi sorotan utama. Statistik menunjukkan penurunan signifikan dalam intensitas tekanan (pressing) Arsenal, yang selama ini menjadi ciri khas permainan mereka. Di sisi lain, supercomputerOpta masih menempatkan Arsenal sebagai favorit juara, meski probabilitasnya menurun drastis dalam beberapa pekan terakhir.

GOAL coba membedah secara mendalam statistik di balik penurunan performa Arsenal, mulai dari krisis pertahanan, perubahan pola serangan, hingga faktor keberuntungan yang menyelamatkan mereka. Apakah ini hanya sekadar "cegukan" kecil dalam perjalanan menuju gelar, atau tanda awal dari keruntuhan yang lebih besar? Mari kita telusuri data dan faktanya.

  • Sunderland v Arsenal - Premier LeagueGetty Images Sport

    Krisis Pertahanan dan Badai Cedera

    Statistik pertahanan Arsenal menunjukkan perubahan tren yang sangat mengkhawatirkan bagi para pendukungnya. Setelah sempat mencatatkan rekor impresif di musim gugur dengan memenangkan 10 laga kompetitif berturut-turut dan hanya kebobolan satu gol, tembok pertahanan The Gunners kini mulai retak. Dalam delapan pertandingan terakhir sejak rekor tersebut, gawang mereka telah kebobolan delapan kali, menandakan penurunan soliditas yang signifikan.

    Faktor utama di balik keropososnya lini belakang ini adalah badai cedera yang menimpa pilar-pilar utama. Bek tengah pilihan pertama, Gabriel Magalhaes dan William Saliba, harus absen dalam waktu yang lama, meninggalkan lubang besar di jantung pertahanan. Situasi semakin pelik karena pelapis mereka, Cristhian Mosquera, kini juga masuk ruang perawatan, membuat Mikel Arteta kehabisan opsi bek murni yang berpengalaman.

    Absennya para pemain kunci ini memaksa Arteta untuk memutar otak dan membebani pemain lain dengan tanggung jawab lebih besar. Rotasi menjadi sulit dilakukan, dan pemain yang tersisa harus bekerja ekstra keras untuk menutupi kekurangan kualitas defensif. Tanpa kehadiran Gabriel dan Saliba, struktur pertahanan Arsenal menjadi lebih mudah ditembus oleh lawan yang biasanya bisa mereka atasi dengan mudah.

    Arteta sendiri mengakui situasi sulit ini sebagai sebuah "lingkaran setan" yang berbahaya bagi timnya. Ia menyebutkan bahwa kehilangan pemain kunci berarti harus membebani pemain lain secara berlebihan sebagai konsekuensinya, yang pada akhirnya meningkatkan risiko cedera baru atau kelelahan. Jika lini pertahanan tidak segera dibenahi atau pemain kunci tidak segera pulih, ambisi juara Arsenal berada dalam ancaman serius.

    Tabel Perbandingan Statistik Pertahanan Arsenal

    PeriodeJumlah LagaTotal KebobolanRata-rata Kebobolan
    Musim Gugur (Menang Beruntun)1010,1 gol/laga
    8 Pertandingan Terakhir881,0 gol/laga
  • Iklan
  • Arsenal v Wolverhampton Wanderers - Premier LeagueGetty Images Sport

    Penurunan Intensitas dan Kelelahan Mental

    Salah satu identitas utama Arsenal di bawah asuhan Arteta adalah intensitas permainan yang tinggi dan pressing tanpa henti. Saat berada dalam performa terbaik, mereka bertahan seolah-olah setiap perebutan bola adalah penentu hidup dan mati. Gaya main ini sempat membuat mereka melalui empat laga Liga Primer di bulan Oktober dan November dengan hanya membiarkan lawan melepaskan total satu tembakan tepat sasaran.

    Namun, mempertahankan level intensitas setinggi itu secara konsisten terbukti sangat sulit dan menguras energi. Data statistik terbaru menunjukkan penurunan drastis dalam aktivitas tanpa bola mereka. Saat melawan Wolves, Arsenal hanya mencatatkan 261 tekanan (pressures), angka terendah yang mereka catat dalam satu pertandingan Liga Primer sepanjang musim ini.

    Indikator kelelahan lainnya terlihat dari persentase sentuhan lawan yang berada di bawah tekanan. Angka tersebut turun menjadi 60,5 persen, yang juga merupakan rekor terendah mereka musim ini. Statistik ini mengindikasikan bahwa para pemain mulai mengalami kelelahan, bukan hanya secara fisik tetapi juga mental, yang membuat mereka kehilangan konsentrasi di momen-momen krusial pertandingan.

    Gol penyeimbang Wolves adalah bukti nyata dari penurunan kewaspadaan ini. Mateus Mane dibiarkan memiliki terlalu banyak waktu dan ruang di dekat kotak penalti untuk mengirim umpan silang yang berujung gol. Arteta mengeluhkan kepasifan timnya setelah unggul, menyebut performa tersebut tidak sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk menjadi juara.

    Statistik Intensitas Arsenal vs Wolves

    MetrikAngkaKeterangan
    Total Pressures261Terendah musim ini
    Sentuhan Lawan di Bawah Tekanan60,5 persenTerendah musim ini
  • Arsenal v Brentford - Premier LeagueGetty Images Sport

    Pergeseran Tren Gol: Bola Mati vs Permainan Terbuka

    Perubahan signifikan juga terjadi pada sumber produktivitas gol Arsenal musim ini. Pada awal kampanye, mereka sempat dikritik karena terlalu bergantung pada situasi bola mati (set-pieces). Statistik mencatat bahwa 12 dari 17 gol pertama Arsenal di Liga Primer lahir dari skema bola mati, yang terdiri dari 8 sepak pojok, 2 penalti, dan 2 tendangan bebas.

    Namun, dalam lima pertandingan berikutnya hingga sebelum laga melawan Wolves, tren tersebut berubah total. Arsenal berhasil mencetak 11 gol di liga yang semuanya berasal dari permainan terbuka (open play). Di atas kertas, ini menunjukkan variasi serangan yang positif dan membungkam kritik tentang ketergantungan pada bola mati.

    Sayangnya, peningkatan gol dari permainan terbuka ini justru bertepatan dengan periode di mana mereka mulai kehilangan poin penting. Dalam rentang waktu tersebut, Arsenal hanya memenangkan dua dari lima pertandingan, yang menyebabkan keunggulan poin mereka atas City terpangkas drastis. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara efektivitas serangan dan soliditas hasil akhir.

    Saat melawan Wolves, ketika permainan terbuka mengalami kebuntuan, Arsenal kembali membutuhkan gol dari situasi "khusus", yakni dua gol bunuh diri lawan. Ini menjadi pengingat bahwa kemampuan mencetak gol dari bola mati adalah senjata vital yang harus segera diaktifkan kembali. Kembalinya Gabriel Magalhaes nanti diharapkan dapat mengembalikan ancaman udara Arsenal yang sempat hilang belakangan ini.

    Sumber Gol Arsenal di Liga Primer

    PeriodeSumber Gol DominanStatistik
    Awal MusimBola Mati12 dari 17 gol pertama
    5 Laga Terakhir (sebelum Wolves)Permainan Terbuka11 gol (semua open play)
  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Arsenal v Wolverhampton Wanderers - Premier LeagueGetty Images Sport

    Faktor Keberuntungan di Tengah Statistik xG

    Kemenangan 2-1 atas Wolves bisa dibilang sebagai hasil yang sangat beruntung bagi The Gunners. Meski secara statistik Expected Goals (xG) mereka unggul 1,13 berbanding 0,38, realitas di lapangan menunjukkan pertarungan yang lebih seimbang dari perkiraan. Arsenal mencatatkan jumlah tembakan tepat sasaran yang sama dengan Wolves, tim yang notabene berada di dasar klasemen.

    Tiga poin krusial tersebut akhirnya diamankan bukan melalui gol pemain Arsenal sendiri, melainkan berkat dua gol bunuh diri dari pemain Wolves, Sam Johnstone dan Yerson Mosquera. Ini adalah kejadian yang sangat langka dalam sejarah kompetisi. Statistik mencatat bahwa ini baru kali keenam dalam sejarah Liga Primer sebuah tim menang dengan mencetak 2 gol atau lebih tanpa ada satu pun pemain mereka sendiri yang mencatatkan nama di papan skor.

    Bukayo Saka sendiri mengakui peran dewi fortuna dalam laga tersebut dengan mengatakan, "Terkadang Anda butuh keberuntungan. Hari ini, itu berpihak pada kami." Namun, mengandalkan keberuntungan atau kesalahan lawan bukanlah strategi jangka panjang yang berkelanjutan untuk tim yang mengejar gelar juara. Mereka tidak bisa berharap lawan yang lebih kuat akan memberikan hadiah serupa di pertandingan mendatang.

    Sisi positifnya, Arsenal menunjukkan karakter untuk terus berjuang dan "menang jelek" saat performa tidak maksimal. Kemenangan ini mencegah potensi penyesalan di akhir musim nanti. Arteta dan pasukannya bisa menjadikan laga ini sebagai pelajaran berharga bahwa di Liga Primer, tidak ada pertandingan yang mudah, dan standar permainan harus segera ditingkatkan kembali.

    Statistik Laga Arsenal vs Wolves

    StatistikArsenalWolves
    Expected Goals (xG)1,130,38
    Tembakan Tepat SasaranSama KuatSama Kuat
    Pencetak Gol2 Gol Bunuh Diri Lawan1 Gol
  • Arsenal v Wolverhampton Wanderers - Premier LeagueGetty Images Sport

    Prediksi Supercomputer dan Jadwal Neraka

    Meski sedang mengalami penurunan performa, Arsenal masih menempati posisi puncak klasemen dan didukung oleh data dasar yang kuat. Mereka memimpin tabel expected points, yang menjadi alasan utama mengapa supercomputerOpta masih menempatkan mereka sebagai favorit juara. Namun, tren probabilitas kemenangan mereka menunjukkan grafik yang menurun seiring dengan mendekatnya City.

    Data terbaru menunjukkan penurunan kepercayaan algoritma terhadap peluang juara Arsenal. Pada 4 Desember lalu, supercomputer memberikan peluang sebesar 82,1 persen bagi Arsenal untuk memenangkan liga. Namun, hanya dalam beberapa minggu setelah serangkaian hasil yang kurang meyakinkan, angka tersebut turun signifikan menjadi 65,5 persen.

    Penurunan persentase ini mencerminkan betapa cepatnya dinamika persaingan berubah dan betapa berbahayanya ancaman dari City yang mulai menemukan ritme. Arsenal kini dihadapkan pada periode krusial untuk membuktikan prediksi tersebut salah. Mereka akan menghadapi jadwal padat dengan lima pertandingan dalam 20 hari, termasuk laga berat melawan Aston Villa dan Liverpool.

    Villa dan Liverpool adalah dua tim yang pernah mengalahkan Arsenal musim ini, menjadikan periode festive nanti sebagai ujian sesungguhnya bagi mentalitas juara skuad Arteta. Jika mereka bisa melewati badai jadwal ini tanpa kehilangan banyak poin, peluang juara akan kembali menguat. Namun, jika kegoyahan ini berlanjut, trauma kegagalan masa lalu bisa menjadi kenyataan pahit sekali lagi.

    Probabilitas Juara Liga Primer (Supercomputer Opta)

    Tanggal PrediksiPeluang Arsenal Juara
    4 Desember82,1 persen
    Saat Ini65,5 persen
0