Awan gelap menggelayuti Anfield. Liverpool, sang juara bertahan Liga Primer yang digdaya musim lalu, kini terperosok dalam krisis yang tak terduga. Kekalahan demi kekalahan terus menghantam skuad asuhan Arne Slot, memicu pertanyaan besar tentang apa yang sebenarnya terjadi pada mesin kemenangan ini. Kekalahan mengejutkan 4-1 dari PSV di pentas Eropa hanyalah puncak gunung es dari keruntuhan domestik yang lebih mengkhawatirkan.
Di Liga Primer, The Reds telah menelan enam kekalahan dari tujuh pertandingan terakhir mereka, sebuah statistik yang sangat kontras dengan dominasi mereka sebelumnya. Posisi ke-12 di klasemen sementara menjadi tamparan keras bagi tim yang baru saja mengangkat trofi. Situasi ini bukan sekadar penurunan performa biasa; data sejarah menunjukkan bahwa Liverpool sedang menjalani salah satu pertahanan gelar terburuk yang pernah disaksikan dalam era modern sepakbola Inggris.
Perbandingan dengan musim-musim bencana seperti Chelsea di era Mourinho (2015/16) atau Blackburn Rovers (1995/96) kini tak terelakkan. Statistik tidak berbohong, dan angka-angka tersebut melukiskan gambaran suram bagi masa depan Slot. Apakah ini hanya sekadar badai yang akan berlalu, atau awal dari akhir sebuah era?
GOAL, menggunakan data dari Opta, coba membedah secara mendalam data statistik di balik kejatuhan Liverpool, membandingkannya dengan sejarah kelam para juara bertahan yang gagal, dan menganalisis apakah masih ada jalan keluar bagi Slot untuk menyelamatkan pekerjaannya. Mari kita lihat realitas pahit di balik angka-angka tersebut.





