Liga Primer Inggris musim 2025/26 menyajikan anomali yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kompetisi modern. Setelah 15 pekan pertandingan berlalu, papan klasemen menunjukkan kerapatan poin yang luar biasa ekstrem, terutama dalam perebutan tiket ke kompetisi Eropa. Jarak antara peringkat keempat dan ke-12 kini hanya terpisah empat angka, menciptakan skenario di mana satu kemenangan atau kekalahan bisa mengubah nasib sebuah tim secara drastis dalam semalam.
Kondisi ini menjadikan musim ini sebagai yang paling tidak terprediksi dan penuh gejolak. Tim-tim yang pekan lalu terlihat di ambang krisis, tiba-tiba bisa menyodok ke zona Liga Champions hanya dengan satu hasil positif, seperti yang dialami Manchester United. Sebaliknya, tim yang merasa aman di papan atas bisa terlempar ke papan tengah hanya karena satu kali terpeleset, membuat setiap pekan terasa seperti partai final.
Kekacauan ini bukan sekadar perasaan subjektif, melainkan didukung oleh data historis yang valid. Belum pernah sebelumnya dalam sejarah Liga Primer jarak poin di papan tengah-atas serapat ini pada tahap musim yang sama. Hal ini menandakan adanya pergeseran kekuatan, di mana tim-tim "Big Six" tidak lagi sedominan dulu dan tim-tim kuda hitam semakin kompetitif, atau mungkin inkonsistensi yang merata di seluruh liga.
GOAL, memanfaatkan data dari Opta, coba membedah statistik di balik fenomena "kemacetan" di papan klasemen ini dan membandingkannya dengan musim-musim sebelumnya. Kita juga akan melihat bagaimana faktor jadwal berat Aston Villa, kelelahan skuad tipis Crystal Palace, dan turnamen Piala Afrika (AFCON) akan mempengaruhi peta persaingan di bulan-bulan mendatang.





