FBL-ENG-PR-BRENTFORD-MAN UTDAFP

Ruben Amorim Beberkan Masalah Mental Manchester United: 'Kami Kurang Pemimpin & Orang Gila!'

Manajer Manchester United Ruben Amorim membuat sebuah pengakuan yang mengejutkan dan sangat jujur mengenai komposisi mental skuadnya yang sedang berjuang keras musim ini. Di tengah tekanan yang semakin meningkat, ia menunjuk satu faktor non-teknis sebagai biang keladi dari performa inkonsisten timnya.

Berbicara menjelang pertandingan krusial melawan Sunderland, Amorim, yang posisinya semakin di ujung tanduk, mendiagnosis bahwa masalah utama timnya bukanlah soal taktik, melainkan karakter dan mentalitas para pemain di atas lapangan saat menghadapi kesulitan.

Secara blak-blakan, ia mengklaim bahwa skuadnya saat ini tidak hanya kekurangan figur pemimpin yang vokal, tetapi juga kekurangan apa yang ia sebut sebagai "orang-orang gila" (crazy guys) — tipe pemain nekat yang tidak merasakan tekanan dan berani menantang keadaan saat tim sedang terpuruk.

Namun, ia juga menyoroti dua rekrutan musim panasnya, Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, sebagai pemain yang memiliki kualitas langka tersebut. Hal ini mengisyaratkan bahwa ia melihat para pemain baru sebagai kunci untuk mengubah mentalitas tim yang dianggapnya terlalu rapuh.

  • Manchester United v Chelsea - Premier LeagueGetty Images Sport

    Diagnosis Mengejutkan Amorim: Butuh 'Orang Gila'

    Di tengah badai kritik dan tekanan pemecatan yang semakin kencang, Amorim memberikan sebuah diagnosis yang sangat tidak biasa mengenai masalah yang sebenarnya melanda timnya. Menurutnya, akar masalah utama bukanlah soal taktik atau formasi, melainkan soal karakter dan mentalitas.

    Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan TNT Sports yang dipandu oleh Owen Hargreaves, Amorim secara terbuka menyatakan bahwa skuadnya saat ini kekurangan dua tipe karakter yang sangat krusial di atas lapangan untuk bisa bangkit dari keterpurukan.

    "Bukan hanya para pemimpin, kami memang butuh pemimpin, tetapi terkadang yang saya pikirkan adalah kami kekurangan beberapa 'orang gila' (crazy guys), Anda tahu?" ungkap Amorim. Istilah "orang gila" ini ia gunakan untuk menggambarkan tipe pemain yang nekat dan tidak terpengaruh oleh tekanan.

    Menurut Amorim, "orang gila" yang ia maksud adalah tipe pemain maverick atau pemberontak, yang memiliki mentalitas "dunia bisa saja terbakar, tapi saya tidak peduli." Karakter pemberani yang berani mengambil inisiatif dan meminta bola di saat-saat tersulit inilah yang menurutnya paling dibutuhkan oleh United saat ini.

  • Iklan
  • Manchester United v ACF Fiorentina - Pre-Season FriendlyGetty Images Sport

    Dua Pengecualian: Cunha & Mbeumo Sebagai Harapan

    Meski secara umum mengeluhkan kurangnya karakter "pemberontak" di dalam skuadnya, Amorim secara spesifik menunjuk dua pemain yang menurutnya memiliki mentalitas langka tersebut. Menariknya, kedua pemain yang ia sebut adalah rekrutan mahalnya di bursa transfer musim panas lalu.

    Ia secara khusus memuji karakter Matheus Cunha. "Saya pikir (Matheus) Cunha sedikit seperti itu... dia adalah orang yang baik tetapi tidak peduli siapa Anda. Dia bisa bermain di mana saja dan dia akan maju dengan bola," jelas Amorim, menggambarkan mentalitas tak kenal takut yang ia cari.

    Ia juga melihat sebuah "cahaya yang berbeda" pada diri Bryan Mbeumo, yang menurutnya datang dari lingkungan yang berbeda. Amorim merasakan bahwa frustrasi yang terkadang ditunjukkan oleh Cunha dan Mbeumo di lapangan adalah frustrasi positif, yaitu sebuah hasrat untuk "beri saya bola" dan mengubah keadaan.

    Penunjukan Cunha dan Mbeumo sebagai contoh ideal ini menunjukkan bahwa Amorim sedang berusaha untuk membangun kembali fondasi mentalitas tim di sekitar para pemain baru ini. Ia berharap karakter pemberontak dan tak kenal takut dari keduanya dapat menular ke seluruh anggota tim yang lain.

  • FBL-ENG-PR-MAN UTD-CHELSEAAFP

    Beban Masa Lalu & Kerapuhan Para Pemain Senior

    Dalam analisisnya yang mendalam, Amorim juga menyinggung bagaimana para pemain senior yang sudah lama berada di klub tampak masih terbebani oleh kegagalan di masa lalu. Menurutnya, hal ini membuat mereka cenderung ikut "melempem" atau terpuruk secara mental saat tim menghadapi kesulitan di atas lapangan.

    Ia secara spesifik menyebut nama-nama besar seperti Harry Maguire dan kapten tim, Bruno Fernandes. Meski keduanya adalah pemain yang sangat berpengalaman di level klub dan tim nasional, Amorim merasa mentalitas mereka ikut menurun saat tim sedang berada dalam tren negatif.

    "Harry Maguire adalah kapten dan bermain untuk timnas, tetapi Anda bisa merasakan terkadang ketika keadaan memburuk, kami ikut terpuruk. Tidak peduli itu Bruno atau Harry," kata Amorim. Ia pun menambahkan dengan tegas, "kita harus melupakan masa lalu."

    Pernyataan ini dapat diartikan sebagai sebuah kritik terselubung terhadap para pemain lama di dalam skuad. Amorim seolah ingin mengatakan bahwa untuk bisa melangkah maju, United tidak hanya membutuhkan suntikan pemain baru, tetapi juga harus melepaskan diri dari mentalitas rapuh yang mungkin diwarisi dari musim-musim sebelumnya yang penuh dengan kegagalan.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • FBL-ENG-PR-BRENTFORD-MAN UTDAFP

    Pandangan dari Dalam: Mbeumo Serukan Perbaikan & Blokir 'Suara Bising'

    Salah satu pemain yang dipuji secara langsung oleh Amorim, Mbeumo, juga turut angkat bicara mengenai situasi sulit yang sedang dihadapi oleh tim. Ia mengakui bahwa performa tim, terutama saat menelan kekalahan dari Brentford, memang tidak cukup baik dan membutuhkan perbaikan.

    Berbicara kepada Sky Sports, Mbeumo menegaskan bahwa tanggung jawab ada pada seluruh tim. "Ketika Anda bermain di klub sebesar ini, semua orang harus tahu apa yang harus dilakukan. Sebagai sebuah tim, kami perlu berbuat lebih baik," ujarnya dengan jujur.

    Mbeumo juga memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana para pemain mencoba untuk mengatasi tekanan masif yang datang dari luar klub. Menurutnya, cara terbaik yang bisa mereka lakukan adalah dengan fokus penuh pada apa yang terjadi di internal tim dan mencoba untuk mengabaikan "suara bising" dari media dan para suporter.

    "Hal utama yang kami lihat (kritik) ada di media sosial, jadi solusinya adalah tidak terlalu sering membukanya, dan Anda hanya harus tetap fokus pada urusan Anda sendiri," jelasnya. Pernyataan ini menunjukkan betapa beratnya tekanan psikologis yang dihadapi oleh para pemain di tengah krisis.

  • PL-man-u-sunderland-20251004(C)Getty Images

    Laga Krusial Melawan Sunderland & Masa Depan Amorim

    Semua diagnosis dan analisis yang diungkapkan oleh Amorim ini akan menemui ujian nyatanya pada Sabtu (4/10) malam WIB esok. United dijadwalkan menghadapi sebuah laga yang disebut-sebut sangat krusial melawan tim promosi, Sunderland, di hadapan para pendukungnya sendiri di Old Trafford.

    Setelah menghabiskan dana belanja yang sangat besar, hampir £250 juta, di bursa transfer musim panas dan kini terpuruk di peringkat ke-14, posisi Amorim benar-benar berada di ujung tanduk. Hasil selain kemenangan dalam pertandingan ini bisa menjadi paku terakhir bagi kariernya di Manchester.

    Amorim kini sangat berharap bahwa para "orang gila" yang ia tunjuk, yaitu Cunha dan Mbeumo, dapat benar-benar menjadi pembeda dan memimpin tim keluar dari periode sulit ini. Ia sangat membutuhkan karakter pemberontak mereka untuk bisa mengangkat mentalitas tim yang sedang tampak rapuh.

    Pada akhirnya, pertandingan melawan Sunderland bukan lagi hanya sekadar tentang tiga poin. Ini adalah sebuah pertarungan untuk membuktikan bahwa diagnosis Amorim mengenai masalah mental timnya adalah benar, dan yang lebih penting, ia memiliki solusi untuk memperbaikinya. Jika gagal, maka "orang gila" dan "pemimpin" yang baru mungkin akan datang dalam wujud seorang manajer baru.

0