- Van Aken syok berat mengetahui cederanya
- Eks-Ajax itu terpaksa pensiun dari sepak bola pada usia 30 tahun
- Menceritakan perjuangannya menggunakan pereda nyeri
Getty Images SportNGILU! Cerita Eks-Youngster Ajax Yang KEHILANGAN TULANG Dari Kakinya
APA YANG TERJADI?
Joost van Aken, yang lebih dikenal berkat kiprahnya memperkuat SC Heerenveen dan tim Championship Sheffield Wednesday, menceritakan pengalaman buruknya dengan cedera dan obat pereda nyeri. Dalam sebuah wawancara, eks pemain Ajax ini bahkan mengungkapkan reaksi syoknya saat mengetahui sebagian tulang mata kakinya ternyata hilang.
Getty Images SportAPA KATA JOOST VAN AKEN?
Dalam wawancara bersama ESPN Nederland, Van Aken menjelaskan apa yang ada di benaknya ketika ia mengetahui bahwa sebagian tulang mata kakinya hilang usai ia dioperasi pada tahun 2016 saat masih membela Heerenveen.
"[Dokter bilang], ‘Lihat! Ada bekas suntikan di sini. Ada lubang di bagian dalam kaki Anda, dan sepotong tulang hilang di sini,'" kata Van Aken.
Ia kemudian merenung: "Saat melihat itu, saya membatin, 'Saya tidak akan pernah melakukan itu lagi.' Saya disuntik kortison agar bisa bermain. Lalu saya bereaksi: 'Apa maksud Anda? What the f*ck?!' [Padahal] itu bukan final Liga Champions, tapi cuma laga tandang melawan ADO Den Haag."
"Saya makan [pereda nyeri] seperti makan permen M&M. Itu jelas tidak sehat, tetapi tubuh saya sudah membangun sistem sehingga tak lagi terlalu bereaksi saat saya mengonsumsinya. Saya kerap harus memasukkan jari ke tenggorokan [demi memaksa muntah] untuk menghilangkan rasa mualnya. Tinja juga tak sebanyak seharusnya."
SITUASINYA
Penggunaan obat pereda nyeri memang sedang menjadi sorotan di dunia sepakbola. Meskipun obat-obatan umum seperti ibuprofen dan diklofenak masih legal, efek jangka panjang dari penggunaannya dapat berdampak buruk bagi kesehatan, mulai dari gangguan ginjal hingga masalah pencernaan. Tekanan untuk terus tampil membuat banyak pemain terjebak dalam pola ini agar bisa tetap bermain, meski ada risiko kerusakan permanen. Berbagai langkah telah mulai diambil guna mengutamakan kesehatan pemain, termasuk pelarangan Tramadol oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA).
Getty Images SportSELANJUTNYA
Sejumlah pesepakbola ternama juga telah buka suara bahwa mereka ketergantungan atau hampir mengalami ketergantungan pada obat pereda nyeri dalam karier bermain mereka. Jan Vertonghen, eks pemain Tottenham Hotspur, mengaku memutuskan pensiun lebih awal karena takut harus mengonsumsi obat pereda nyeri setiap hari.
Bekas striker Arsenal Nicklas Bendtner juga pernah mengakui bahwa setelah kecelakaan mobil di 2009, ia sampai "tidak bisa latihan tanpanya [bantuan obat pereda nyeri]", dan akhirnya ia pensiun dini pada usia 31 tahun.
Bekas kiper Liverpool Chris Kirkland mengungkapkan bahwa ia sempat kecanduan Tramadol selama satu dekade, bahkan menyebut efek dari obat tersebut setara dengan "enam suntikan heroin per hari". Bicara soal periode pemulihannya, Kirkland mengakui bahwa mengonsumsi dosis tinggi seperti itu bisa saja membuatnya kehilangan nyawa.