Getty Images SportAC Milan & Inter Milan DALAM MASALAH! Beli San Siro Rp3,8 Triliun, Tapi Diselidiki Atas Dugaan "Rekayasa"
AC Milan & Inter Milan beli San Siro
Untuk pertama kalinya dalam hampir delapan dekade, San Siro, salah satu stadion paling legendaris di dunia sepakbola, tak lagi dimiliki oleh pemerintah kota. Pada 5 November, AC Milan dan Inter Milan bersama-sama resmi menuntaskan akuisisi stadion dan lahan di sekitarnya dari Pemerintah Kota Milan senilai €197 juta (Rp3,8 triliun), mengakhiri status kepemilikan publik yang telah berlangsung sejak 1947.
Transaksi yang telah disetujui oleh Dewan Kota Milan pada akhir September ini bahkan rampung lebih cepat dari jadwal, setelah kedua klub meperoleh jaminan finansial yang disyaratkan. Kesepakatan ini juga mencakup kompleks properti di sekitar stadion, memungkinkan duo Milan itu mulai menyiapkan proyek stadion baru berkapasitas 71.500 kursi di sebelah barat lokasi San Siro saat ini.
Akuisisi ini menjadi langkah awal bagi babak baru sepakbola Italia. San Siro, atau Stadio Giuseppe Meazza, yang selama ini menjadi simbol kejayaan Serie A era 1990-an, akan diganti dengan stadion modern yang dirancang oleh arsitek kenamaan Sir Norman Foster dan David Manica—duo di balik pembangunan Stadion Wembley di London.
AFPKonfirmasi resmi dan pernyataan bersama duo Milan
Pemerintah Kota Milan merilis pernyataan resmi pada Selasa (4/11) pagi waktu setempat: “Akta notaris terkait penjualan kompleks real estate yang mencakup Stadio Giuseppe Meazza, yang diklasifikasikan dalam Rencana Tata Ruang Kota sebagai ‘San Siro Major Urban Function,’ telah ditandatangani hari ini antara Pemerintah Kota Milan dan perusahaan Stadio San Siro S.p.A., berdasarkan proposal yang diajukan oleh AC Milan S.p.A. dan FC Internazionale Milano S.p.A., sesuai dengan pasal 4, ayat 13, dari Dekrit Legislatif No. 38 tanggal 28 Februari 2021 (‘Undang-Undang Stadion’).”
Tak lama setelahnya, Nerazzurri dan Rossoneri mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebut: “Pembangunan stadion baru dan proyek regenerasi urban untuk kawasan San Siro merupakan babak baru bagi kota Milan dan bagi kedua klub. Pencapaian penting ini mencerminkan ambisi bersama AC Milan dan Inter, serta para pemiliknya, RedBird dan dana yang dikelola Oaktree, untuk kesuksesan olahraga jangka panjang, dan untuk investasi yang akan menciptakan nilai yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan kedua klub.”
Kedua tim akan tetap berbagi penggunaan San Siro hingga pembangunan stadion baru rampung, yang dijadwalkan selesai sebelum Euro 2032.
Dugaan rekayasa penawaran
Meski menjadi momentum besar, proses akuisisi San Siro kini tengah diperiksa oleh Kejaksaan Umum Milan atas dugaan adanya praktik “rekayasa penawaran” selama proses penjualan.
Menurut laporan Tuttosport, promotor Claudio Trotta, salah satu pendiri Komite Si Meazza, telah dimintai keterangan oleh penyidik pekan ini. Trotta mengklaim dirinya dan beberapa mitra dihalangi untuk mengajukan penawaran saingan karena tenggat waktu yang sangat singkat dari pemerintah kota. Dalam surat terbuka kepada Wali Kota Milan Giuseppe Sala, Trotta menuding “konsorsium alternatif tidak pernah diberi kesempatan yang adil untuk ikut serta,” sehingga menimbulkan pertanyaan soal transparansi dalam salah satu transaksi infrastruktur olahraga terbesar di Italia tersebut.
Pihak pemerintah kota membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa penjualan dilakukan “sesuai dengan semua prosedur hukum yang berlaku.” Penyelidikan masih berlangsung, dan sejauh ini belum ada dakwaan resmi yang diajukan.
gettyBabak baru San Siro dan harapan kebangkitan Serie A
Stadion baru yang akan dirancang oleh Foster+ Partners dan MANICA Architecture itu diperkirakan mampu menampung sekitar 71.500 penonton, atau sekitar 4.000 kursi lebih sedikit dari kapasitas San Siro saat ini. Desainnya mencakup area hijau yang luas, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan fasilitas hiburan, menjadikannya bagian dari proyek regenerasi urban yang lebih luas untuk wilayah tersebut.
Stadion baru tersebut diharapkan menjadi salah satu dari lima stadion Italia yang akan digunakan untuk Euro 2032, di mana Italia akan menjadi tuan rumah bersama Turki. Sementara itu, San Siro masih akan digunakan untuk berbagai ajang besar, termasuk upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Milan-Cortina 2026, sebelum sebagian strukturnya mulai dibongkar.
Bagi Milan dan Inter, proyek ini bukan hanya soal kepemilikan stadion, tapi juga upaya merebut kembali relevansi global Serie A. Sepakbola Italia yang sempat menjadi kiblat dunia di era '90-an kini tertinggal jauh di belakang Liga Inggris dan La Liga dalam hal finansial maupun daya tarik penggemar.
Dengan stadion baru yang modern dan dikelola secara mandiri, dua rival sekota ini berharap bisa menandai era kebangkitan, mengembalikan semangat dan kejayaan masa lalu, ketika San Siro menjadi jantung sepak boladunia.
Iklan



