13 Fakta Menarik Sadio Mane

Orang tua Mane melarangnya bermain sepakbola. Bahkan, keluarganya ingin dia menjadi seorang guru.

Pada 2008, ketika Mane berusia 16 tahun, dia melarikan diri ke Dakar, untuk menjalani trial bersama sebuah tim di sana. Dia akhirnya ditemukan dan dibawa pulang, tetapi dia membuat kesepakatan dengan keluarganya bahwa tahun depan, ketika tidak lagi bersekolah, yang akan menjadi fokusnya hanya "sepakbola, sepakbola, sepakbola".

Sisanya, seperti yang mereka katakan, adalah sejarah.

Tahun 2002, ketika Senegal mencapai perempat-final Piala Dunia dan final Piala Afrika, dengan tim yang menyertakan bintang-bintang seperti Aliou Cisse, Khalilou Fadiga, dan El Hadji Diouf, Mane baru berusia 10 tahun. Itu adalah awal dari sesuatu yang istimewa.

Itu adalah era sepakbola Senegal yang paling epik, kata Mane.

Sahabatnya, Luc, menjelaskan bahwa Sadio memiliki dua idola, "Saat itu, Sadio menyukai Ronaldinho, tetapi juga El Hadji Diouf yang benar-benar memacu kami untuk bermain sepakbola."

Pada tahun 2009, Mane ditemukan oleh pencari bakat saat bermain di M'Bour, klub yang dia bantu untuk promosi ke divisi dua pada musim 2010/11, dan kemudian disebut Generation Foot.

Berkat kemitraan Generation Foot dengan klub Prancis Metz - yang membuat satu pemain pindah ke sana setiap tahun - Mane hijrah ke Prancis pada 2011. Pada Januari tahun berikutnya, dia memulai debut profesionalnya untuk klub melawan Bastia di Ligue 2 dan mencetak gol pertamanya melawan Guingamp.

Penampilan impresif Mane bersama Red Bull Salzburg menarik perhatian banyak klub saat itu. Southampton akhirnya mengontrak Mane pada musim panas 2014 dengan biaya transfer €23 juta.

Ini membuatnya menjadi rekrutan termahal klub saat itu. Namun, rekor ini pecah saat Southampton mendatangkan bek tengah Jannik Vestergaard dari Borussia Monchengladbach. Biaya transfer Vestergaard adalah €25 juta.

Mane mencatatkan dirinya ke dalam buku rekor Liga Primer pada 16 Mei 2015, ketika Southampton menghadapi Aston Villa. Di pertandingan itu, ia sukses mencetak tiga gol spektakuler dalam rentang waktu 2 menit dan 56 detik. Hat-trick ini masih tercatat sebagai yang tercepat dalam sejarah Liga Primer.

Gemilangnya Mane menarik minat lebih lanjut dari banyak klub di Liga Primer, Liverpool adalah salah satu klub yang tertarik dengan penyerang Senegal itu.

Dia akhirnya direkrut oleh The Reds seharga £34 juta pada musim panas 2016. Biaya transfer Mane membuatnya menjadi Pesepakbola Afrika termahal saat itu; melampaui £28 juta yang dibayarkan Manchester City untuk pemain depan Swansea City Wilfried Bony pada 2015.

Mane memenangkan banyak trofi dan memecahkan banyak rekor selama waktunya di Liverpool. Dengan mencetak 111 gol yang mencengangkan selama waktunya di klub, dia hanya tertinggal di belakang Mo Salah. Gol-golnya telah membantu timnya memenangkan pertandingan besar dan memenangkan trofi.

Mane berbagi hari ulang tahunnya dengan legenda Liverpool Ian Callaghan, yang merupakan pencetak penampilan terbanyak sepanjang masa untuk The Reds.

Callaghan mengukir 857 penampilan untuk Liverpool. Dan meski Mane tidak bisa menyamai angka itu, dia telah terbukti menjadi bagian integral dari tim.

Mane menjadi pemain ketiga dari Senegal yang bergabung dengan Liverpool. Dua pemain Senegal lainnya yang bermain untuk Liverpool adalah bintang Piala Dunia 2002 El Hadji Diouf dan Salif Diao.

Setelah membantu negaranya menjuarai Piala Afrika untuk pertama kalinya pada 2021, Mane ditunjuk sebagai Grand Officer National Order of the Lion, penghargaan tertinggi Senegal, dan itu diberikan langsung oleh Presiden Senegal Macky Sall.

Meskipun Mane dikenal dengan sifat tenangnya di dalam dan di luar lapangan, dia menjadi pusat kontroversi baru-baru ini di Bayern Munich. Pemain berusia 31 tahun itu terlibat pertengkaran di ruang ganti dengan penyerang Jerman, Leroy Sane. Dia diskors oleh Bayern dan didenda juga.

Rumah Mane di Liverpool menjadi sasaran perampokan pada dua kesempatan terpisah. Kasus pertama terjadi pada November 2017 ketika Liverpool memainkan pertandingan Liga Champions melawan Maribor.

Peristiwa kedua terjadi ketika Liverpool memainkan pertandingan Liga Champions melawan Bayern. Tidak ada orang di rumahnya saat itu dan barang-barang yang dicuri termasuk kunci mobil, jam tangan, dan ponsel.

Mane dikenal karena sifat dermawannya. Pada 2021, Mane membangun rumah sakit pertama di Bambali. Dua tahun kemudian dia membantu membangun sekolah baru di kampung halamannya.

Dia juga mengirim 300 jersey Liverpool ke desanya ketika timnya mencapai final Liga Champions 2018, dan menerbangkan 50 suporter Senegal ke Kamerun untuk semi-final Piala Afrika pada 2022.