Salah Klopp Nunez Liverpool GFXGetty/GOAL

10 Momen Yang Bikin Liverpool TERJUNGKAL Dalam Pacuan Empat Besar & Gagal Ke Liga Champions

Seperti kata Mohamed Salah, Liverpool bahkan tak mampu meraih "standar minimal" mereka musim ini. Kalau setahun lalu Anda memprediksi bahwa pasukan Jurgen Klopp bakal finis di luar zona Liga Champions, Anda akan dituduh sebagai fan Manchester United. Tetapi, sepakbola bekerja dengan cara yang misterius.

Berada di ambang quadruple musim lalu, The Reds musim ini bahkan tak bisa menembus empat besar Liga Primer Inggris. Awal musim amburadul mereka ternyata tidak terhenti, dan ketika musim dingin selesai, Liverpool sudah terperosok ke papan tengah, berdoa mendapatkan mukjizat yang pada akhirnya tak pernah tiba.

Sebuah pukulan besar bagi tim yang berkontes di tiga dari lima final Liga Champions terakhir sebelum yang tahun ini, dan dampaknya akan sangat terasa bagi masa depan mereka.

Namun, Liverpool tak boleh mengeluh. Karena sepanjang musim ini, mereka memang sama sekali tidak cukup bagus dan hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Inilah momen-momen di mana The Reds mengacauakan misi empat besar mereka...

  • Arthur LiverpoolGetty

    Bursa transfer musim panas

    Kebanyakan sudah bisa menduga kehancuran ini ketika jendela transfer ditutup di akhir Agustus. Liverpool gagal memperbaiki kekurangan skuad mereka di musim panas.

    Mereka sebenarnya aktif di bursa, merampungkan transfer dua youngster menjanjikan Fabio Carvalho dan Calvin Ramsay, dan memecahkan rekor transfer mereka dengan mendatangkan Darwin Nunez dari Benfica.

    Tetapi keengganan mereka merekrut gelandang kelas atas, meski jelas-jelas kentara bahwa itulah titik lemah mereka, benar-benar bikin tak habis pikir. Yang lebih 'membagongkan' lagi adalah, di saat-saat terakhir bursa transfer dan cedera yang semakin menggunung, mereka memutuskan untuk meminjam Arthur Melo dari Juventus. Ia hanya mencatatkan 13 menit penampilan di tim utama selama delapan bulan di Merseyside.

  • Iklan
  • Jadon Sancho Manchester United Liverpool 2022Getty

    Start tersendat

    Setelah mendapatkan 90 poin lebih dalam tiga dari empat musim sebelum ini, tetapi hanya sekali keluar sebagai juara, Liverpool tahu betul bahwa kesalahan terkecil pun akan dihukum oleh sang hegemon, Manchester City.

    Maka ketika mereka hanya mendapatkan dua poin dari tiga laga pertama musim ini, sinyal alarm sudah berdering. Liverpool terlihat amat buruk saat ditahan Fulham di pekan pembuka, tak bisa menembus Crystal Palace di Anfield, dan lalu, yang paling menyebalkan bagi mereka, dipermalukan Manchester United di Old Trafford. Tujuh poin melayang dalam sekejap mata. Takdir mereka sudah tersegel sejak awal.

  • Darwin Nunez red Liverpool Crystal Palace 2022-23Getty Images

    Kartu merah Nunez

    Setelah Nunez mencetak gol sebagai pemain pengganti ke gawang Manchester City dan Fulham, Kopites pun menanti debut Anfield-nya kontra Crystal Palace dengan penuh harap. Tetapi, striker Uruguay itu malah disorot karena alasan yang tak menyenangkan, setelah termakan provokasi Joachim Andersen.

    Tandukannya pada Andersen berujung kartu merah langsung, yang berarti larangan tanding tiga laga, sehingga ia kehilangan kesempatan untuk membangun momentum di awal karier Liverpool-nya.

  • Luis Diaz Liverpool 2022-23Getty Images

    Cedera Diaz

    Performa Liverpool di awal musim memang redup, tetapi setidaknya ada satu titik terang bernama Luis Diaz. Maka, ketika bintang Kolombia itu terkapar cedera saat kalah melawan Arsenal pada bulan Oktober, seisi Anfield panik.

    Cederanya parah, Diaz harus absen sampai setidaknya setelah jeda Piala Dunia. Ia memang kembali latihan tepat waktu, mengikuti kamp musim dingin Liverpool di Dubai, tetapi ternyata kumat lagi setelah hanya mengikuti beberapa sesi.

    Cederanya yang kedua butuh dioperasi, dan Diaz menepi sampai April. Saat ia sembuh, Liverpool sudah tersingkir dari Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga, serta jauh tertinggal di klasemen Liga Primer Inggris.

  • Diogo Jota injury Liverpool 2022-23Getty

    Cedera Jota

    Seperti Diaz, absennya Diogo Jota membuat pasukan Jurgen Klopp babak belur. Bintang Portugal itu melewatkan awal musim karena masalah paha, tetapi saat ia mulai menemukan ritmenya pada Oktober, otot betisnya sobek.

    Ia absen sampai Februari, dan keberhasilannya menutup musim dengan performa yang baik, membuat kita berandai-andai: akan bagaimana nasib Liverpool jika ia tak pernah cedera.

  • Taiwo Awoniyi Nottingham Forest 2022.Getty Images.

    Dihantam Forest

    Ketika Liverpool mulai terlihat mulai melewati masa sulit - mengalahkan Rangers, Manchester City, dan West Ham dalam sepekan di Oktober - mereka malah kembali menemui jalan buntu.

    Mereka tumbang di Nottingham Forest, yang memulai laga sebagai juru kunci Liga Primer Inggris, setelah menjadi korban keganasan Taiwo Awoniyi, yang menghabiskan enam tahun sebagai pemain Liverpool tanpa sekalipun mencatatkan penampilan senior. Klopp mengeluhkan kesialan anak asuhnya, tetapi yang sebenarnya adalah mereka memang tak pantas mendapatkan apa-apa dari laga itu. Ini bukan terakhir kali mereka mengecewakan di kandang lawan.

  • Crysencio Summerville Leeds 2022getty

    Disengat Leeds

    Meski terseok-seok, performa kandang Liverpool masih mampu menjauhkan mereka dari masalah serius, tetapi ternyata satu-satunya kekalahan yang mereka derita di Anfield terbukti sangat krusial nan mahal.

    The Reds dibekuk Leeds, yang seperti Forest, juga mendekam di zona degradasi dan seharusnya bisa mereka tumpas dengan mudah. Serangkaian kesalah Joe Gomez membuat pasukan Jesse Marsch merampas kemenangan 2-1 di akhir Oktober. Leeds meraung gembira. Liverpool merana.

  • Liverpool BrentfordGetty

    Januari yang gersang

    Sebelum dan sesudah Piala Dunia, Liverpool mulai mengancam. Mereka mengentaskan Tottenham dan Southampton di awal November, lalu mengalahkan Aston Villa dan Leicester di akhir Desember.

    Tapi mereka disambut tahun baru dengan kekalahan menyedihkan di Brentford, dan sebulan kemudian kampanye Liverpool sepenuhnya berantakan. Mereka dibantai Brighton, disingkirkan dari Piala FA oleh musuh yang sama, dan digilas oleh tim papan bawah Wolves. Bahkan jamuan versus Chelsea yang sama-sama sedang sakit-sakitan cuma berakhir imbang.

  • Mohamed Salah Bournemouth LiverpoolGetty

    Hari yang buruk di Bournemouth

    Nanti, ketika Klopp meninjau performa tim asuhannya dan berusaha mengidentifikasi berbagai titik-titik balik musim ini, ia harus mengakui bahwa kekalahan di Stadion Vitality pada bulan Maret akan terasa paling perih. Liverpool tak terkalahkan di lima laga liga sebelumnya, termasuk mengatasi Everton dan Newcastle, plus membumihanguskan Manchester United 7-0.

    Tetapi, persis seperti ketika menghadapi Forest, mereka takluk oleh tim juru kunci. Phillip Billing mencetak gol di babak pertama, Mohamed Salah gagal penalti setelah interval, dan The Reds keok 1-0. Mereka akan sangat menyesali laga itu di masa depan.

  • Kostas Tsimikas X Pep GuardiolaGetty

    Digilas Man City

    Kalau Klopp butuh mengidentifikasi SATU laga saja untuk menekankan separah apa kerusakan yang menjangkiti tim racikannya, maka inilah laga yang sempurna. City 'OTW' meraih gelar kelima dalam enam tahun, Liverpool 'OTW' finis kelima. Enggak level, bos.

    Bahkan ketika Salah membawa The Reds unggul duluan di babak pertama, semua sudah menduga mereka tak akan bisa mempertahankannya. Julian Alvarez menetralkan skor sebelum turun minum, lalu Kevin De Bruyne membalikkan keadaan, sebelum Ilkay Gundogan dan Jack Grealish menunjukkan kelas Man City. Liverpool kacau tak beraturan, kalah cepat, kalah kuat, kalah terlatih, kalah segalanya.

    Liga Europa, Liverpool datang!