Tim utama Cerezo Osaka saat ini memiliki tujuh pemain lokal dari akademi. Pada seri proyek "Power of Cerezo Osaka Academy" kali ini, kita akan fokus pada tiga anak muda: Kakeru Funaki, Hiroto Yamada dan Hinata Kida.
Dalam hal kelas, Funaki, Yamada dan Kida terpisah satu tingkat, dengan nama pertama telah menginjak 24 tahun atau menjadi yang tertua.
Mereka semua dibesarkan di akademi Cerezo dan sempat merasakan pengalaman transfer ke klub lain untuk mengikuti pelatihan. Khusus Funaki, saat ini dirinya terus berjuang di tim inti untuk mematenkan posisinya.
Ketiganya berbicara mengenai apa yang mereka pelajari selama masa-masa di akademi, bagaimana mereka sekarang dan apa yang mereka cita-citakan.
- Pertama, beritahu kami apa alasan kalian bermain sepakbola?
Kakeru Funaki: Itu adalah rekomendasi dari ayah saya. Ketika saya menendang biji pinus dengan kaki kiri saya saat liburan keluarga, saya berpikir, "Mungkin saya bisa menggunakannya untuk sepakbola [tertawa]."
Hiroto Yamada: Saat berkumpul dengan anak-anak lulusan TK yang sama. Saya datang dari TK yang berbeda, jadi orang tua saya khawatir apakah saya bisa berteman, jadi saya bergabung dengan tim sepakbola yang diikuti banyak orang.
Hinata Kida: Seorang teman mengajak saya untuk bergabung sekolah Cerezo ketika saya masih TK.
- Seperti Kida, Funaki juga gabung ke Cerezo Osaka dari sekolah, tapi apa yang kamu ingat di pertemuan pertama?
Kakeru Funaki: Ketika saya berada di kelas 6 dan Hinata berada di kelas 4, kami di ruangan yang sama di kamp pelatihan. Tapi, saya tidak banyak mengingat. Atau lebih tepatnya, Hinata bagiku adalah kiper [tertawa].
Hinata Kida: Saya melakukan itu karena tidak ada kiper di kelas atas.
Kakeru Funaki: Saat itu, kami aktif di setiap kelas, jadi kami tidak banyak berhubungan satu sama lain.
©J.LEAGUE/Getty Images- Yamada, kamu memulai di tim U-18, benar?
Hiroto Yamada: Ya. Saya bisa berpartisipasi di pelatihan karena anggota staf SMP kami memiliki hubungan dengan Tuan Okuma [direktur Yuji Okuma] ketika mereka kuliah. Saya kira, mungkin ada Kake [Funaki], tapi tidak terlalu mengingatnya. Yang meninggalkan kesan bagi saya adalah latihan terakhir. Saya tidak bisa mengikutinya sama sekali. Saya pikir saya gagal, tapi saya senang saya diundang.
Saya diziinkan untuk berlatih di tim A dari awal, tapi tidak banyak yang bisa diperbuat dengan para senior selama tahun pertama saya. Ketika saya beralih ke kelas 2 dan Kake kelas 3, saya kira kami mulai berbicara banyak. Ketika Hina [Kida] masih duduk di kelas 3 SMP, kami berjumpa untuk pertama kalinya [menurut kelompok umur] di Shinkansen [menuju tujuan ekspedisi kami]. Termasuk Ayumu [Ayumu Seko/saat ini Grasshopper] dan Toichi [Toichi Suzuki/saat ini Lausanne]. Saya memiliki citra bahwa saya sering terlibat dalam kegiatan tim nasional.
- Apakah ada pelatih yang menginspirasi kalian selama Anda berada di akademi?
Kida: Pelatih Kin Terumasa. Sejak saya masuk [U-15] di tahun pertama SMP, saya diberi dasar-dasar, mentalitas, dan persiapan fisik untuk beranjak ke U-18. Saya juga diberi posisi gelandang bertahan dari bek sayap, dan dari situ saya bisa bergabung ke tim nasional, jadi saya sangat terpengaruh dengan itu.
Yamada: Kalau saya, Tuan Okuma dan Tuan Murata [Kazuhiro], yang melatih saya ketika saya di tim U-18. Tuan Murata mengatakan beberapa hal yang sulit, tapi saya senang dia mengajari saya.
Funaki: Saya punya memori yang kuat dengan Kai Ohata dan Tomoya Takehana ketika saya di SD. Kai-san mengajari saya di kelas 4, dan Takehana-san di kelas 5 dan 6. Kata-kata yang paling saya ingat, "Kamu tidak harus melatih kaki kanan kamu, cukup latih kaki kirimu dan kuasai itu." "Jangan lupa, nikmati sepakbola," kata Takehana. Latihannya sangat menyenangkan, dan instruksinya sedemikian rupa sehingga memunculkan berbagai gagasan itu penting. Saya kira, saya masih ingat apa yang mereka ajarkan pada saya.
- Apa yang kamu pelajari, termasuk menjadi pemain profesional?
Kida: Saya membuat fondasi. Saya pikir, hanya itu saja.
Yamada: Saya dari SMA, tapi lingkungannya luar biasa. Tim utama berlatih di sebelah kami, dan saya bisa bermain di tim U-23, jadi mudah bagi saya untuk terbiasa dengan tim utama. Berasal dari klub kota, lingkungannya berubah seketika, dan saya bertekad untuk menjadi profesional. Dalam hal bermain, seperti yang Hina bilang, saya kira dasar dari bagian lari itu penting. Juga, dari sisi teknis, saya diajari bagaimana menunjukkan skill saya di lingkungan berkekuatan tinggi, dan saya masih bertahan sampai hari ini.
Funaki: Bisa melakukan ekspedisi keluar negeri juga merupakan perkara genting. Di tahun kedua SMA, saya pergi ke Jerman dan bermain menghadapi tim lokal. Saya juga melihat pertandingan Dortmund. Itu waktu Shinji Kagawa bermain. Perasaan bahwa saya pun ingin bermain di tempat seperti itu meningkat. Saya pikir, bagus bisa bergabung dengan tim top setelah memasang target tinggi.
- Sebagai lulusan akademi, citra seperti apa yang ingin kalian tunjukkan kepada murid-murid akademi saat ini?
Kida: Kami juga tumbuh dengan menonton pemain-pemain Maruhashi [Yusuke]. Ada lapangan di sebelah, dan saya diizinkan untuk memanfaatkan gym dan fasilitas rehabilitasi bersama para pemain top. Melihat profesionalisme dari dekat membuat saya merasa harus menyalip orang-orang seperti ini, dan berada di posisi di mana orang-orang bisa memujaku. Saya kira, saya harus memainkan lebih banyak laga dan melakukan yang terbaik.
Yamada: Ada perasaan bahwa saya ingin kalian memiliki kerinduan. Ini seperti yang kami lakukan dengan [Kakitani] Yoichiro dan [Sugimoto] Kenyu. Itulah kenapa kami harus melakukan yang terbaik. Saya ingin mereka merasa dekat dengan saya, saya ingin mereka menghargai saya, saya tumbuh di akademi Cerezo, jadi saya ingin mereka memainkan peranan aktif di Cerezo. Saya masih berlatih dengan [Kitano] Sota dan yang lainnya dan saya harap kami bisa bekerja bersama.
Funaki: Saat ini, tidak ada pemain starting yang dibesarkan dari akademi Cerezo. Saya biasa pergi menonton pertandingan dan saat itu, para pemain dari akademi sedang aktif. Saya ingin melakukan yang terbaik dari latihan sehingga "Cerezo terkenal karena Training Academy" tidak akan terganggu, dan saya ingin para junior saya berpikir, "Saya ingin menjadi profesional dengan tim ini." Saya ingin melakukan yang terbaik untuk bertanggung jawab.
- Ada pula saat-saat ketika bermain di klub lain melalui transfer peminjaman dalam rangka mendapatkan pengalaman bermain.
Kida: Saya pergi ke Avispa Fukuoka di tahun pertama saya. Saat itu, Jogo [Hisashi] dan Morimoto [Takayuki] berada di sana, dan saya belajar tentang kehebatan pemain kelas satu, termasuk persiapan untuk latihan. Saya kira itu tahun yang bagus.
- Yamada dan Funaki telah menjajal dua klub.
Yamada: Itu transfer pertama saya ke FC Ryukyu. Saya tidak tahu klub lain, jadi saya kira bagus bisa mengetahui klub itu. Bisa bermain dengan Shinji Ono adalah pengalaman besar bagi saya, dan saya juga bermain dengan Sato-kun [Satoki Uejo]. Itu menyenangkan. Di Sendai, pengalaman bermain di J1 sangat penting.
Funaki: Saya gabung Jubilo Iwata dan SC Sagamihara. Jubilo saat awal-awal Covid, dan itu tahun yang sulit karena saya tidak bisa pergi makan keluar dan hanya bisa dibawa pulang. Sagamihara tahun lalu berbeda dalam hal lingkungan dibanding Cerezo dan Jubilo. Saya tidak bisa bermain di tengah pertandingan, dan saya dikirim balik ke Cerezo dalam keadaan itu, jadi saya memulai musim dengan tekad bahwa saya harus benar-benar melakukan yang terbaik musim ini. Dua tahun terakhir, di mana saya mengalami banyak hal, telah menjadi bahan bakar untuk usaha saya saat ini.
CEREZO OSAKA- Apa mesin [penggerak] kamu sebagai seorang pesepakbola?
Yamada: Saya memiliki ekspektasi pada diri saya sendiri. Jika kamu tidak selalu memiliki harapan untuk dirimu sendiri, kamu tidak akan bisa tampil di level tinggi dan kamu tidak akan melakukannya dengan baik. Berharap terlalu banyak dapat membawa kamu ke arah yang salah. Tapi kekuatan pendorong yang paling besar adalah keyakinan terhadap potensi Anda dan mengatakan "Saya bisa berbuat lebih banyak".
Kida: Saya ingin menjadi pesepakbola yang diperhatikan oleh orang-orang. Ketika saya bocah, Kagawa yang paling saya kagumi. Datang ke sekolah dan mengambil gambar untuk saya.
Funaki: Karena saya hanya bermain sepakbola untuk waktu yang lama, ada tempat di mana saya hanya bisa bermain sepakbola. Saya sudah menjadi Cerezo sejak TK, jadi energi saya adalah kecintaan saya pada Cerezo.
Yamada: Kata-kata yang bagus.
- Terima kasih. Terakhir, beritahu kami tentang visi dan cita-cita masa depan kalian.
Yamada: Ini tentang membuat semua orang paham. Kini, saya telah menjadi pesepakbola, saya tidak ingin mengakhirinya menjadi seseorang yang tak dikenal. Saya ingin mencetak gol di laga penting, dan saya ingin menjadi pemain yang meninggalkan kesan abadi sepanjang musim dengan meraih hasil bagus dan memenangkan gelar juara.
Kida: Di masa depan, saya ingin menjadi pemain yang bisa melakukan apa pun, dan target saya adalah menjadi pemain yang bisa memenangkan pertandingan.
Funaki: Agak sulit, tapi saya ingin menjadi pemain yang berhasil di mana pun. Pemain yang bisa tampil di level tinggi di semua posisi. Itu cita-cita masa depan saya. Bagaimanapun, ini adalah Kejuaraan J1 League Cerezo.
Profile
Bek | 29 | Kakeru Funaki
13 Apr 1998, 24 tahun | 177cm/65kg
Penyerang | 34 | Hiroto Yamada
7 Mar 2000, 22 tahun | 183cm/76kg
Gelandang | 5 | Hinata Kida
4 Jul 2000, 22 tahun | 171cm/59kg
