Mantan pelatih tim nasional Inggris, Sven-Goran Eriksson, resmi ditunjuk sebagai arsitek timnas Filipina, yang akan memiliki dua turnamen penting dalam beberapa bulan ke depan.
Eriksson, yang pernah menangani timnas Inggris di ajang Piala Dunia 2006, akan menangani Azkals di ajang AFF Suzuki Cup pada November dan Piala Asia AFC pada Januari mendatang. Pengumuman itu disampaikan bertepatan dengan tur trofi Piala AFF di Manila, Sabtu (27/10).
Manajer Azkals Dan Palami mengatakan kalau Eriksson telah menyepakati kontrak awal berdurasi enam bulan, namun dengan ada peluang perpanjangan.
"Kami akan menarik semua pemberhentian hanya untuk mencapai tujuan-tujuan kami," ujar Palami kepada Inquirer.
Palami menambahkan, perekrutan Eriksson sebagai bukti betapa seriusnya Azkals dalam membuat sejarah di dua turnamen tersebut.
"Kami sangat senang memiliki Eriksson," ujar Palami lagi.
"Dengan reputasi, pengalaman, dan pengetahuan, tidak diragukan lagi ia bisa membantu tim mencapai level berikutnya. Ada banyak negara dan klub yang tertarik dengan Seven, tapi kami bisa menjual ide kepada dia untuk meninggalkan warisan di sini di Filipina."
Pelatih asal Irlandia, Scott Cooper, yang menangani tim dalam dua pertandingan terakhir, akan tetap bersama Azkals, bergabung dengan Eriksson, yang pernah bekerjasama ketika mereka berdua masih di Leicester city dari 2010 hingga 2011.
Sementara itu, Eriksson sebelumnya memiliki pengalaman melatih di Italia, Portugal, Thailand, Uni Emirat Arab, dan yang terbaru adalah China.
Eriksson pernah melatih Sampdoria dari 1992 hingga 1997. Era Primavera, sebuah proyek PSSI dengan mengirim bakat-bakat terbaik Indonesia untuk "belajar" di Italia, berkelindan dengan rezim kepelatihan Sven di Il Samp. Bahkan, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Kurnia Sandy pernah berguru ke Primavera Italia.
Tord Grip, asisten Sven, pernah membantu Romano Matte ketika menangani timnas Indonesia di ajang SEA Games 1995.
Pelatih tim nasional Indonesia saat ini, Bima Sakti, pernah menjadi kapten Primavera pada era 1990-an. Ketika itu, Danurwindo diangkat sebagai asisten pelatih dari Grip.
