Milan Jovanovic - Pemain TerlupakanGoal

Tiga Manajer & Penampilan Kameo: Neraka Milan Jovanovic Di Liverpool

Hanya ada sedikit orang yang melihat 2020 dengan kenangan manis dan itu tak lain adalah fans Liverpool. Itu adalah tahun di mana pihak klub akhirnya mengklaim gelar Liga Inggris pertamanya sejak 1990.

The Reds arahan Jurgen Klopp menyuguhkan permainan menyerang nan impresif, dengan Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino menahbiskan diri sebagai trio mematikan.

Mudah untuk melupakan bahwa sepuluh tahun sebelumnya Liverpool berada di titik terendahnya, menjadi tim papan tengah di Liga Primer bersama sederet manajer gagal dan mereka seperti tertekan dengan sejarah dan nama besar klub.

Banyak pemain datang dan pergi dari Anfield, selagi beberapa ada yang disebut sebagai ‘The Next Big Thing’ meski kemudian gagal memenuhi ekspektasi.

Akan tetapi hanya sedikit pemain yang bisa mendeskripsikan kejatuhan Liverpool seperti Milan Jovanovic. Ia didatangkan oleh Rafael Benitez, bermain di bawah arahan Roy Hodgson, ditepikan oleh Kenny Dalglish sebelum dibiarkan pergi setelah satu musim.

Kisah Jovanovic jelas pilu, bahkan untuk sekaliber pemain yang pernah dipandang sebagai salah satu yang terbaik di dunia - dan klaim itu datang dari pemeran sinetron Neighbours.

Jovanovic sendiri merupakan rekrutan pertama Liverpool jelang musim 2010/11, merapat secara cuma-cuma setelah keterlibatannya bersama Serbia di Piala Dunia yang digelar di Afrika Selatan.

Sempat ada keraguan soal kepindahannya, mengingat negosiasi diprakarsai oleh manajer sebelumnya, Benitez, dan ada rumor yang menyebut bahwa pria Spanyol itu akan mencoba merekrut Jovanovic ke klub barunya Inter Milan, namun sang pemain pada akhirnya merapat ke Anfield.

Meski telah berusia 29 tahun dan hanya bermain di Belgia untuk Standard Liege, Jovanovic tampak menjadi rekrutan potensial untuk Liverpool. Dia bahkan dengan berani menolak Real Madrid untuk pindah ke Inggris.

Milan Jovanovic Liverpool GFXGetty/Goal

Jovanovic menjelaskan di sesi perkenalannya dengan wartawan bahwa Madrid hanya menawarkan kontrak satu tahun dan dia menginginkan tampil di tim utama secara reguler. Sayangnya, kurangnya waktu bermain dan masa tinggal selama 12 bulan adalah hal yang dia temukan di Liverpool.

Ada tanda-tanda awal mengenai kegagalannya, terlebih ketika Jovanovic yang awalnya diberi jersey No. 10 kemudian dipaksa beralih ke No. 14 setelah manajer baru Hodgson merekrut Joe Cole - pemain yang, seperti bintang Serbia itu, adalah sosok berpengalaman yang mampu bermain di posisi gelandang serang.

Jovanovic tampil di sebagian awal musim 2010/11, mengukir debut Liga Primer melawan Arsenal di Anfield, dan mencetak gol pertamanya di Liverpool dalam pertandingan Piala Liga melawan Northampton.

Adapun duel melawan Northampton adalah hal buruk bagi Liverpool, karena mereka kalah di kandang dari tim kasta keempat, setelah dipaksa menyerah 4-2 lewat adu penalti seusai bermain sama kuat 2-2.

“Ini bencana. Saya sangat kecewa. Apa yang bisa saya katakan? Ini adalah malam yang sangat sulit bagi saya, untuk semua pemain dan tim. Tentu saja kami merasa kasihan pada fans," kata Jovanovic usai pertandingan.

"Kami tahu ini bukan Liverpool. Ini sangat buruk. Saya sangat terkejut dengan penampilannya. Saya belum punya cukup pengalaman bermain di sepakbola Inggris tapi saya tidak menyangka ini."

Milan Jovanovic Liverpool GFXGetty/Goal

Pengalaman bermain di sepakbola Inggris bukanlah sesuatu yang akan diperoleh Jovanovic. Selain Northampton, ia hanya lima kali tampil selama 90 menit untuk Liverpool, termasuk dua kali di Liga Primer - turun dalam hasil imbang 0-0 di Birmingham dan ketika kalah 2-1 dari Blackpool.

Setelah Hodgson pergi dengan kesepakatan bersama pada 8 Januari 2011, untuk digantikan oleh legenda klub Dalglish, Jovanovic hanya bermain dua kali lagi - kekalahan di Blackpool, dan kameo 18 menit saat bermain imbang 1-1 dengan Wigan.

Dari 19 pertandingan di bawah Dalglish pada 2010/11, Jovanovic bahkan tidak berada di bangku cadangan selama 16 pertandingan. Dia memainkan 10 pertandingan Liga Primer musim itu, dan tidak mencetak satu gol pun.

Liverpool sempat mencoba mempertahankan Jovanovic - dengan mereka dilaporkan menolak tawaran £6 juta ($8 juta) dari Wolfsburg pada Januari - namun Dalglish telah membuat posisinya jelas, dan hampir setahun setelah meninggalkan Belgia untuk Inggris, Jovanovic melakukan perjalanan pulang sebagaimana ia menandatangani kontrak dengan Anderlecht.

Kegagalan di Liverpool menggagalkan karier Jovanovic. Setelah dua tahun di Anderlecht, dia dibebaskan dan tidak pernah bermain untuk klub profesional lagi - dipaksa bertanya mengenai kegagalan kariernya di usia 32.

Meski Jovanovic mungkin dilupakan oleh banyak penggemar Liverpool, dia tetap hidup di benak penggemar drama TV Australia. Pada Oktober 2011, seorang karakter di Neighbours menggambarkan pemain sayap itu sebagai "salah satu pesepakbola terhebat di dunia" selama dialog membahas sepakbola.

Itu mungkin adalah contoh seorang penulis naskah yang tidak melakukan penelitian menalam soal sepakbola Eropa, mengingat Australia lebih mencintai rugby dan kriket. Terlepas ini semua, itu tetap memberi Jovanovic momen ketenaran yang tidak ia dapatkan di Liga Primer . 

Iklan