Ketika Ansu Fati, yang berusia 17 tahun dan 308 hari, masuk dari bangku cadangan untuk Spanyol dalam hasil imbang melawan Jerman di UEFA Nations League, penyerang Barcelona itu lantas membuat sejarah dengan menjadi pemain termuda di pertandingan internasional sejak 1936.
Luar biasanya, klaim Fati sebagai debutan termuda di jeda internasional bisa dikalahkan dalam beberapa hari berselang oleh bintang Prancis yang sedang naik daun yakni Eduardo Camavinga, yang diperkirakan akan tampil untuk juara dunia itu pada Rabu (9/9) dini hari WIB melawan Kroasia, setelah sebelumnya duduk di bangku cadangan saat Les Bleus menang 1-0 atas Swedia pada Sabtu pekan lalu.
Dengan asumsi Camavinga turun ke lapangan, dia akan mencatatkan debut di usia 17 tahun 304 hari; menjadi pemain internasional Prancis termuda sejak Perang Dunia Pertama dan termuda kedua dalam sejarah Les Bleus. Terbilang lumayan untuk pemain yang baru punya paspor pada November lalu.
Lahir di Angola, Camavinga pindah ke Prancis sebelum berusia dua tahun, dan sejak melupakan judo untuk berkonsentrasi pada sepakbola, dia kemudian menjadi pemain yang disebut-sebut sebagai yang teratas.
Dia sudah menyadari itu, dengan Manchester United dan Real Madrid dikabarkan sangat ingin mendapatkan tanda tangannya.
Mereka mengamati aksinya saat memainkan peran kunci ketika Rennes finis ketiga di Ligue 1 musim lalu, dan dalam prosesnya mengamankan kompetisi Liga Champions untuk pertama kalinya, dan ia mendapatkan panggilan internasional pertamanya dari Didier Deschamps kurang dari setahun setelah tampil perdana untuk tim U-21.
“Jelas kami harus menanganinya karena dia masih muda dan kesempatan ini datang dengan cepat untuknya, tapi sekarang dia ada di skuad, dia bisa bermain seperti pemain lain,” kata Deschamps. “Dia akan ditangani seperti pemain lainnya dan dia akan memiliki sejumlah waktu bermain.
Camavinga menggantikan Paul Pogba, yang dinyatakan positif mengidap Covid-19. Ini adalah skenario yang mungkin perlu dibiasakan oleh bintang Manchester United berusia 27 tahun itu, karena bakat muda ini memiliki kemampuan untuk melampaui pria yang pernah menjadi pemain termahal di dunia itu dan bahkan di usia mudanya ini, dia sudah dibandingkan dengannya.
"Dia (Pogba) pemain yang sangat bagus dengan kualitas yang hebat. Dia membuktikannya di tim Prancis, lihat saja apa yang dia lakukan: juara dunia. Tapi saya tidak terlalu suka perbandingan," kata Camavinga.
Namun, tidur di kamar yang biasanya disediakan untuk andalan Setan Merah itu tentu akan menjadi sumber kepercayaan bagi pemain muda yang mengakui bahwa Pogba merupakan "inspirasi".
Dia adalah seorang remaja yang tumbuh dengan mengukir sejarah. Dia adalah pemain termuda yang menandatangani kontrak profesional dengan Rennes, kemudian pemain termuda yang memainkan pertandingan Ligue 1 untuk mereka dan bahkan pemain termuda yang mencetak gol untuk mereka.
Dia juga pemain pertama yang lahir pada 2002 yang bermain di salah satu dari lima liga utama Eropa, memulai debutnya pada usia yang bahkan lebih muda dari Kylian Mbappe ketika dia ‘meledak’ bersama Monaco.
Dan bagi banyak pengamat Ligue 1, potensi Camavinga sama dengan yang dimiliki bintang Paris Saint-Germain tersebut, yang telah membuktikan potensinya dengan membawa Prancis menjuarai Piala Dunia di Rusia pada 2018.
Memang, saat melawan PSG pada Agustus tahun lalu, dia menegaskan tanpa ragu bahwa dia adalah pemain dengan kemampuan untuk menjadi talenta berikutnya. Meskipun Rennes menderita kekalahan 2-1, itu adalah Camavinga yang memimpin permainan, mengangkat dirinya di atas galaksi bintang PSG.
Getty ImagesDia kemudian dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Ligue 1 pada Agustus 2019. Tentu saja, dia adalah pemain termuda yang mendapatkan kehormatan seperti itu.
Musim 2019/20 yang terganggu pandemi virus corona membuat dia hanya tampil 25 kali di liga, tetapi sudah ada tanda-tanda bahwa dia ingin menebus waktu yang hilang.
Dia ditempatkan dalam peran defensif di lini tengah oleh pelatih kepala Julien Stephan musim lalu, tetapi beralih ke formasi 4-3-3 dan konfirmasi Steven N'Zonzi akan tersedia untuk seluruh musim ini membuat dia diberi peran yang lebih ofensif kali ini.
Dengan hanya satu gol dan dua assists dalam 32 penampilan Ligue 1 sebelum musim 2020/21, Camavinga telah menunjukkan potensinya dengan melepaskan tugas bertahan yang sebelum ini mengikatnya.
Hal ini terlihat paling jelas dalam kemenangan 2-1 atas Montpellier pada Agustus lalu, di mana ia mencetak gol penentu pertandingan dengan cara yang menakjubkan. Setelah bermain satu-dua di sayap kiri, dia berlari ke dalam kotak, memperdaya beberapa pemain bertahan dengan meliuk-liuk, kemudian menendang ke sudut jauh.
Seminggu sebelumnya, dia bermain melawan Lille dan benar-benar mengubah jalannya pertandingan, dengan mendapatkan assist kunci saat dia membelokkan sepak pojok untuk memungkinkan timnya mencuri hasil imbang 1-1.
Getty/GoalSepertinya tidak ada yang tidak mampu dilakukan oleh Camavinga. Secara teknis dia telah dipoles, secara fisik dia lentur namun kuat, seperti yang diharapkan dari seorang anak dengan latar belakang seni bela diri, sementara secara mental dia bermain dengan kekuatan otak yang jauh melebihi usianya.
“Gol melawan Montpellier meringkas apa yang mampu dia lakukan,” kata Deschamps. “Meski usianya masih muda, dia sangat percaya diri. Dua atau tiga gerakan tipuan yang dia buat, tanpa menyentuh bola, menunjukkan bahwa dia memiliki kemudahan teknis yang memungkinkannya untuk menjadi penentu di zona menyerang.”
Tentu saja masih ada area dalam permainannya yang perlu dipoles. Meskipun dia belum memastikan performanya di level tertinggi dalam jangka waktu yang lama, dia juga cenderung terlalu bergantung pada kaki kirinya. Akankah golnya melawan Montpellier bisa ia cetak jika dipaksa memakai kaki kanan oleh lini belakang yang lebih cerdas? Mungkin tidak.
Untuk saat ini, Deschamps sedang berhati-hati dengan skuad mudanya dan sangat ingin untuk tidak terlalu membebani Camavinga, namun ketika dia membuat rekor internasionalnya, profil sang gelandang muda akan naik satu tingkat lagi.
Dengan segera dimulainya kompetisi Liga Champions dan spekulasi transfer yang tak terhindarkan jika dia mempertahankan performanya, berada dalam sorotan adalah sesuatu yang harus dibiasakan oleh bintang remaja tersebut.
Jika Camavinga bisa berkembang di bawah pengawasan seperti itu, langit adalah batasannya.
