Kepulangan Romelu Lukaku di Inter Milan tak begitu mendapat sambutan hangat dari para fans, terutama ultras Nerazzurri, Curva Nord.
Suporter garis keras Inter itu bahkan mewanti-wanti, Lukaku harus berjuang dari nol lagi untuk mendapatkan kembali cinta dari para fans. Selain itu, mereka menganggap pemain internasional Belgia itu bukan lagi 'raja', sebagaimana ketika dia pertama kali mendarat di Guiseppe Meazza.
Seperti diketahui, Lukaku baru saja menuntaskan kepindahannya ke Inter dari Chelsea dengan status pemain pinjaman selama semusim penuh, tanpa obligasi transfer permanen di jendela transfer berikutnya.
Kepulangan Lukaku ke Giuseppe Meazza tidak lepas dari bobroknya performa dia bersama Chelsea di kampanye 2021/22 lalu, dengan dirinya 'hanya' mencatatkan gol di bawah dua digit [8] -- terburuk dalam karier profesionalnya sejak satu dekade.
Sementara itu, fans Inter kadung mencapnya sebagai pengkhianat karena meninggalkan klub musim lalu di saat mereka lagi sayang-sayangnya sama dia.
Getty/GOALBagaimanapun, yang bisa dilakukan Lukaku sekarang adalah kembali mendapatkan cinta dari loyalis Inter. Caranya, tentu saja menghadirkan prestasi bagi tim, sembari dirinya berjuang untuk kembali menemukan produktivitasnya di depan gawang.
Sah-sah saja jika rasa cinta Interisti berkurang atau bahkan membenci Lukaku gara-gara drama kepindahannya ke Chelsea di musim panas lalu. Akan tetapi yang tak kalah penting, fans harus mengingat betapa mengerikannya statistik Lukaku di periode pertama dia berseragam Nerazzurri.
Lukaku mendarat di Giuseppe Meazza pada musim 2019/20. Di musim debutnya, Lukaku seperti terlahir kembali setelah mengalami mimpi buruk bersama Manchester United. Dicap gagal total saat berbaju The Red Devils, Lukaku kembali moncer di bawah polesan Antonio Conte, pelatih Inter saat itu.
2 Musim: 64 gol, 3 Penghargaan, 1 Trofi
Sepanjang musim 2019/20, Lukaku hanya absen di dua pertandingan Serie A, selebihnya dia selalu jadi andalan lini depan Inter di 36 laga. Dia pun menuntaskan musim itu dengan torehan 23 gol dan menempatkan klub di posisi runner-up klasemen akhir Serie A, hanya kalah satu poin dari Juventus selaku Scudetto.
Masih di musim yang sama, Lukaku juga mengantar Inter keluar sebagai runner-up Liga Europa. Namun, catatan pribadi sang striker di ajang ini patut diapresiasi.
Dia menjadi runner-uptopskor Liga Europa 2019/20 dan terpilih sebagai pemain terbaik turnamen, mengalahkan sosok-sosok seperti Bruno Fernandes [Manchester United] dan Ever Banega [Sevilla].
Total, di musim debutnya, Lukaku mencatatkan 51 penampilan di berbagai kompetisi dan mengemas 34 gol.
Beralih ke musim 2020/21, pesona Lukaku bersama Inter kian memancar. Tak lain dan tak bukan, karena keberhasilan dia membawa Nerazzurrimerengkuh Scudetto untuk pertama kali dalam 11 tahun!
N/ASekali lagi, Lukaku merampungkan musim dengan berada di jajaran topskor: 24 gol. Secara keseluruhan, dia membukukan 30 gol dalam 44 penampilan di lintas ajang.
Tak berhenti di situ, atas kesuksesannya meraih Scudetto bersama Inter, Lukaku diganjar dua penghargaan prestise sekaligus: didaulat sebagai pemain terbaik Serie A 2020/21 dan menjadi pemain paling bernilai di musim yang sama.
Dalam dua musimnya berseragam Inter di periode perdana, Lukaku sudah mengumpulkan 94 laga, mengemas64 gol dan 16 assist.
Kini, tantangan Lukaku di periode kedua berseragam Inter tampak lebih berat. Selain harus bisa memenangkan kembali hati fans, dia juga mesti mengantar tim kembali merebut Scudetto dari bebuyutan abadi, AC Milan.
Sanggup, Lukaku?


