Mix Milan Napoli Inter Champions League

'Dejavu' Jejak Emas Serie A: Trio Napoli, Inter & AC Milan Sibak Kans Juara Liga Champions!

Begitulah keadaannya, Serie A Italia akhirnya bangkit dari hibernasi mereka di kancah Liga Champions setelah betahun-tahun tenggelam di tengah dominasi sepakbola Inggris, Spanyol bahkan Jerman.

Real Madrid, Barcelona, Bayern Munich, Liverpool bahkan Chelsea, mereka adalah penguasa panggung Eropa dalam beberapa tahun terakhir, mengubur jejak-jejak emas tim bersejarah seperti AC Milan -- yang sejatinya adalah klub dengan koleksi trofi Liga Champions terbanyak kedua setelah Madrid.

Dalam sedekade terakhir, hanya Juventus yang berjuang sendirian dalam upaya mengharumkan Serie A di belantika sepakbola Eropa ketika mereka menembus final di edisi 2014/15 dan 2016/17.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Nahas, kasih tak sampai, Si Nyonya Tua pun terlalu loyo untuk bisa menggapai podium juara, di mana mereka ditumbangkan duopoli La Liga Barcelona dan Madrid.

Tadi malam, untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, Serie A akhirnya mampu mengirim tiga wakilnya bertarung di perempat-final! Hal itu dipastikan setelah Napoli menyusul AC Milan dan Inter Milan.

Partenpei menaklukkan Eintracht Frankfurt dengan skor agregat 5-0, sementara duo Milan masing-masing menyingkirkan Tottenham Hotspur dan FC Porto dengan hasil identik di dua leg, 1-0, memainkan pertahanan bak karang khas Catenaccio Italia.

Trio Italia melawan duo Inggris, satu Spanyol, satu Jerman dan satu Portugal di babak delapan besar. Itu artinya, Serie A kembali mendominasi Liga Champions!

Napoli players celebrating Napoli Eintracht Champions LeagueGetty

Pemandangan di atas hanya bisa dijumpai di awal-awal era 90-an hingga medio 90-an, ketika Milan dan Juventus begitu gagah perkasa menguasai kompetisi elite Eropa itu. Di tahapan awal hingga medio 2000-an juga kita bisa dapati dua sampai tiga tim Serie A melaju ke perempat-final hingga bahkan juara.

Di edisi 2002/03 misalnya, Juventus, Milan dan Inter sukses mencapai semi-final, di mana partai pamungkas pada saat itu menciptakan all-Italian final antara Bianconeri dan Rossoneri.

Secara beruntun di 2005 dan 2006, trio Italia berada di perempat-final meski di edisi itu Milan hanya menjadi finalis dan semi-finalis. Namun setahun berikutnya, Il Diavolo berhasil keluar sebagai juara dengan mengalahkan Liverpool.

Inter UCL 2010Getty Images

Sekarang, berdiri Inter, Milan dan Napoli yang siap merepetisi kejayaan masa lampau, dan bila skenario itu terwujud, situasi terbaiknya akan ada tiga tim Serie A di fase semi-final musim ini.

Inter dan Milan hampir dipastikan bakal berkonsentrasi total mengejar titel Liga Champions setelah di kancah liga sudah terlampau jauh untuk menjangkau Napoli selaku pemuncak klasemen yang memegang keunggulan 18 poin. Jika beruntung, Nerazzurri malah mengincar dobel gelar seiring mereka juga sudah berada di babak semi-final Coppa Italia.

Nah, bicara Partenopei, mereka bisa menjadi paket kejutan Liga Champions musim ini. Selain baru saja mengukir sejarah dengan menembus perempat-final pertama mereka, kini klub asuhan Luciano Spalletti itu juga mengukir rekor selalu mencetak tiga gol di laga kandang Liga Champions 2022/23.

"Siapa pun yang terundi dengan kami [di perempat-final], kami ingin memainkan gaya kami dan melaju ke babak berikutnya. Saya kira, mereka semua tim besar. Kami mampu bertarung dengan lawan mana pun," tegas salah satu pencetak gol kemenangan Napoli di laga kontra Frankfurt, Piotr Zielinski, kepada Sky Sports Italia.

Milan UCL 2007Getty Images

Yang menarik, justru status sebagai 'anak bawang' di kancah Eropa inilah bakal membuat Napoli memupuk konfidensi tinggi, bermain tanpa beban, untuk kemudian menjadi mimpi buruk bagi para rival.

"Kami menyadari kekuatan kami, lawan siapa pun yang kami dapat, kami siap bertarung dan memberi seluruh yang kami miliki demi menulis sejarah. Saya kira, lawan harus takut dengan Napoli yang sekarang," kata Zielinski.

"Kami dalam bentuk terbaik, tim-tim yang menghadapi kami berjuang untuk meraih hasil. Fans pun berada di belakang kami, saya kira kami bisa menciptakan hal-hal besar di musim ini," pungkasnya.

Sementara duo Milan akan mengandalkan pengalaman emas mereka -- yang satu pernah meraih treble winners dan yang satu lagi merupakan kolektor trofi UCL kedua terbanyak -- Napoli bakal jadi kuda hitam mematikan.

Ini adalah momentum tepat bagi trio ini untuk kembali mengibarakan panji Serie A di belantara sepakbola kasta teratas Eropa.

Iklan