Sekretaris jenderal PSSI Yunus Nusi menilai, Jakarta International Stadium [JIS] lebih layak menjadi stadion Eropa karena dari sisi fungsi tidak mewakili karakter suporter di Indonesia. Dalam hal ini, Yunus menyebut JIS cocoknya berada di Madrid, London atau Milan.
JIS sempat trending di media sosial seiring keputusan PSSI yang tak mengizinkan laga timnas Indonesia digelar di sana kendati stadion itu bisa menampung 82 ribu suporter.
Semula, skuad Garuda diagendakan bentrok dengan Curacao dalam laga uji coba di Gelora Bandung Lautan Api pada 24 September. Tiga hari kemudian, pertandingan dengan lawan yang sama bakal diselenggarakan di JIS.
Namun, seiring sikap PSSI yang menganggap JIS tidak layak, rencana untuk menghelat laga persahabatan di kawasan Sunter, Jakarta Utara, itu akhirnya batal.
"Karena kan beda infrastruktur dan sekelas stadion JIS itu sangat cocok berada di tengah-tengah kota Madrid, Milan, aksesnya di Madrid kita tahu bersama tempat parkirnya di luar juga bagus, di Eropa khususnya," ujar Yunus saat pembukaan rakernas KONI Pusat.
"Tidak salah untuk FIFA membangun stadion sekelas itu, tetapi FIFA tahu enggak di sekitarnya ada kereta api, pemukiman padat penduduk, jalan sempit, dan tak ada kantung-kantung parkirnya. Itu yang bagi kami saat ini belum sesuai dengan karakter suporter Indonesia," tuturnya.
"Lalu ketika nanti tim tamu misalnya, langsung berhenti di area umum, di sana ada pemain-pemain hebat yang juga ada ribuan suporter yang melihatnya, itu kan keamanannya kurang begitu bagus. Ketika bis itu tidak bisa masuk langsung ke dekat akses lorong masuk ke ruang ganti. Itu yang kami khawatirkan."
Yunus mengklaim, JIS memang telah disupervisor oleh FIFA. Akan tetapi hal itu, kata Yunus, hanya satu arah dengan JIS, tidak dengan PSSI.
"Setahu saya dengan PSSI tidak pernah [berkomunikasi. Saya 2016 sudah di PSSI, 2017 di EXCO, mungkin dengan pihak lain. Tetapi kita juga mengetahui bahwa disupervisor oleh FIFA, hanya saja kita tidak tahu persis," urainya.
"Namun, bagi kami itu sudah benar. Lebih benar lagi ketika JIS itu berada di tengah-tengah kota Madrid, London, dan Milan. Itu sangat representatif untuk sebuah stadion," jelas Yunus.
Yunus kemudian memberikan beberapa poin penting terkait apa yang perlu dibenahi pihak JIS jika ingin dikategorikan sebagai stadion yang layak untuk menggelar pertandingan bertaraf internasional.
"Bisa saja nanti kantung-kantung parkir di luar diperbaiki, kemudian juga jalan masuk diperbaiki. Kita tahu bersama bahwa karakter suporter kita kan beda dengan di Eropa yang antre dan disiplin. Ketika nanti dengan puluhan ribu suporter hanya dengan satu flow masuknya, itu kan bisa stagnan, apalagi bus tamu yang kita jaga," tegas Yunus.
