Marc Klok - PersibAlvino Hanafi

"Itu Pelanggaran HAM!" - APPI Kecam PSSI Batasi Jatah Pemain Naturalisasi Liga 1

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengutuk rencana PSSI membatasi jatah pemain naturalisasi yang boleh direkrut oleh tiap-tiap klub Liga 1 musim depan. Mereka melabelinya sebagai sebentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Menjelang musim baru Liga 1, yang rencananya akan berganti nama menjadi Liga Indonesia, PSSI mencanangkan beberapa wacana perubahan aturan pada Sarasehan Sepak Bola Indonesia di Surabaya, Sabtu (4/3) kemarin.

Salah satunya adalah pengetatan jatah pemain naturalisasi. Jika disepakati, maka klub peserta Liga 1 hanya boleh mendaftarkan DUA pemain naturalisasi dalam semusim.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

PSSI langgar HAM?

Wacana ini menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya APPI yang melabelinya sebagai pelanggaran HAM.

"Pembatasan pemain naturalisasi merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)," tulis pernyataan resmi APPI yang dirilis Senin (6/3).

"Setelah seseorang dinyatakan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), seyogyanya ia mendapatkan hak yang sama dengan WNI lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia."

"Hal ini tidak sejalan dengan Universal Declaration of Player RIghts dan FIFA's Human Rights Policy."

"Jika naturalisasi dianggap suatu polemik di sepak bola nasional, perlu dicari solusi terbaik dan bukan malah membatasi jumlahnya dalam setiap tim," lanjut APPI.

Erick Thohir - Ketua PSSIPSSI

Konyolnya, PSSI malah berwacana menambah jatah pemain asing. Saat ini klub Liga 1 bisa mendaftarkan empat pemain asing dengan skema 3+1, yakni tiga pemain asing dari mana saja, dan satu harus dari Asia Tenggara. Rencananya, PSSI akan menambah jatah tersebut menjadi 4+1.

Praktis, APPI mempertanyakan tujuan dari pembatasan pemain naturalisasi. Jika dilakukan demi lebih mengembangkan pemain lokal, maka penambahan pemain asing bertentangan dengan hal itu.

Sentilan para pemain naturalisasi

Stefano Lilipaly - Borneo FC Samarinda (Piala Presiden 2022)Istimewa

Para pemain naturalisasi Indonesia juga angkat bicara mengecam wacana ini. Gelandang Borneo FC, Stefano Lilipaly, pemain keturunan yang sebelumnya berpaspor Belanda, menyerukan sentilan keras terhadap PSSI.

"Kalau main untuk timnas, kita orang Indonesia. Saat main di liga, kita orang 'naturalisasi'," tulis pemain yang akrab disapa Fano itu via Instagram, disertai emoji tertawa.

Marc Klok, pemain kelahiran Belanda yang telah menjadi WNI pada November 2020, melayangkan protes senada. Ia merasa wacana aturan tersebut mendiskriminasi pemain naturalisasi yang telah bersumpah setia pada Indonesia.

"Kami WNI, dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama, namun kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi," tulis Klok di Instagram pribadinya.

"Kami memilih Indonesia karena kami mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepakbola di sini."

"Kami harap liga yang ramah bagi semua pemain, terlepas dari asal dan latar belakang mereka," pungkas gelandang Persib Bandung tersebut.

Iklan