Liga 1 dan Liga 2 2018 sudah memasuki fase akhir kompetisi. Liga 1 telah menyelesaikan pekan ke-31, sementara Liga 2 dalam pekan terakhir babak delapan besar.
Di saat krusial seperti ini, ada beberapa pertandingan yang diduga mengarah ke pengaturan skor (match-fixing). Hanya saja, hal tersebut masih bersifat dugaan dan belum didukung dengan bukti-bukti yang kuat.
PSSI selaku organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia pun seakan menjadi sasaran yang diminta untuk segera mengusut beberapa pertandingan, yang diduga sudah dijangkiti match-fixing tersebut. Sekretaris jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, menyadari adanya tuntutan dari masyarakat pencinta sepakbola Indonesia mengenai hal itu.
Dia pun menjelaskan, sebenarnya PSSI juga sangat proaktif untuk memerangi match-fixing. "Salah satunya adalah bekerja sama dengan Genius Sport untuk mendapatkan laporan khusus mengenai pertandingan yang diduga tidak wajar. Hal ini dilaporkan secara live dan ada beberapa pertandingan yang memang menjadi catatan, dan saat ini memasuki tahap investigasi lanjutan. Jalur formal lainnya adalah laporan yang masuk kepada Komite Disiplin PSSI," ucap Tisha, kepada Goal Indonesia.
Di samping itu, wanita lulusan FIFA Master ini juga menuturkan pihaknya selalu melakukan evaluasi terkait kinerja wasit. Performa wasit di Liga 1 dan Liga 2 memang kerap menjadi sorotan.




Tisha memaparkan, penilaian terhadap performa wasit melewati tiga tahap. Tahap pertama adalah penilai wasit (referee assessor) PSSI pada saat bertugas. Kemudian tahap selanjutnya dievaluasi kembali oleh direktur teknik wasit PSSI, Toshiyuki Nagi, dan Komite Wasit setiap satu pekan sekali. Untuk tahap akhir adalah penilaian oleh referee assessor JFA (Asosiasi Sepakbola Jepang) di Jepang.
"Laporan tersebut akan dikompilasi per tiga bulan untuk menilai kualitas wasit tersebut (fisik & teknis). Seperti halnya kendala di kepelatihan, jumlah referee assessor PSSI pun masih terbatas, maka dari itu PSSI bekerja sama dengan JFA untuk menanggulangi ini," jelasnya.
"Ada 11 wasit di Liga 1 yang diistirahatkan dan dievaluasi untuk musim depan dan saat ini di Liga 2, Liga 3, memasuki tahap akhir evaluasi. Akhir Desember 2018, akan diputuskan ranking para wasit. Tidak hanya soal teknis, apabila ada wasit yang terbukti melanggar prinsip fairplay dan sportivitas, PSSI tidak akan segan-segan memberhentikan untuk selamanya." tegas salah satu pendiri Labbola tersebut.
Lebih lanjut, wanita lulusan Institut Teknologi Bandung ini mengatakan, untuk memerangi pengaturan skor maupun suap di sepakbola, PSSI tidak bisa bekerja sendirian. Maka itu, dia pun mengajak seluruh stakeholder sepakbola Indonesia ikut bekerja sama memerangi hal itu.
"PSSI saat ini bersama dengan AFC sedang menyusun strategi untuk memerangi match-fixing secara keseluruhan. AFC memiliki hotline laporan terkait integritas yang mana ini akan diadopsi PSSI. Setiap laporan dari Genius sport yang masuk, PSSI konsultasikan dengan AFC untuk investigasi lanjutan," tuturnya.
"PSSI berharap bahwa setiap stakeholder sepakbola Indonesia. Mulai dari anggota PSSI, klub, Asprov, hingga elemen-elemen lain yaitu suporter, media, pemerhati, dan juga pihak berwajib dapat bekerja sama untuk memerangi hal ini dan melaporkan kepada PSSI. PSSI akan proaktif untuk mencari bukti serta mengusut tuntas hal-hal ini," pungkasnya.
Goal Indonesia