Menurut Mediapart dan L'Equipe, pihak berwajib Prancis sedang menyelidiki Nasser Al-Khelaifi, setelah supremo Paris Saint-Germain itu dituding melakukan penculikan dan penyiksaan terhadap Tayeb Benabderrahmane di Qatar pada tahun 2020. Sebagai bagian dari penyelidikan, kediaman Al-Khelaifi pun digeledah.
Pria 49 tahun itu, yang terlambat menghadiri jumpa pers peresmian pelatih baru PSG Luis Enrique kemarin Rabu (5/7), disetop oleh hakim pemeriksa begitu tiba di Bourget.
Hakim menunjukkan surat penggeledahan apartemen Al-Khelaifi tanpa kehadirannya, sesuai dengan hukum yang berlaku di Prancis.
Kubu PSG menepis keterkaitan dalam peristiwa tersebut, dengan mengklaim bahwa keterlambatan Al-Khelaifi terjadi karena masalah keluarga.
"Ia tahu hakim akan berada di sana dan kejadiannya cuma makan waktu lima menit, tak ada hubungan dengan keterlambatannya. Ia terlambat gara-gara pesawatnya delay lantaran masalah keluarga," ucap seorang perwakilan PSG kepada L'Equipe.
Benabderrahmane mengaku memiliki dokumen-dokumen sensitif nan penting terkait penganugerahan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dan tawaran beIN Media untuk memegang hak siar turnamen empat tahunan tersebut di masa depan. Ia menegaskan bahwa ia dibebaskan dari Qatar setelah meneken perjanjian kerahasiaan terkait dokumen-dokumen tersebut. Al-Khelaifi sebelumnya telah membantah terlibat dalam tuduhan ini.
Penggeledahan ini menjadi kontroversi termutakhir yang melanda PSG. Christophe Galtier, yang sudah didepak oleh Les Parisiens secara resmi kemarin Rabu, akan diadili di Prancis setelah dugaan tindakan rasialisme dan islamofobia di bekas klubnya, Nice.


