Indra Sjafri berjasa besar membuat masyarakat Indonesia melompat gembira saat mengantar tim nasional U-22 meraih gelar juara Piala AFF pada Februari silam.
Pada turnamen yang digelar di Kamboja tersebut, Garuda Muda tampil menggila dengan menaklukkan Vietnam (1-0) dan Thailand (2-1) untuk mengangkat trofi.
Padahal, PSSI sebelumnya menyatakan bahwa turnamen tersebut hanyalah uji coba bagi timnas U-22 sebelum melalui target yang lebih utama, yaitu lolos ke Piala Asia U-23 2020.
Jika hanya 'uji coba' saja timnas U-22 sukses melampaui ekspektasi, maka tidak heran jika masyarakat Indonesia memiliki harapan lebih pada ajang kualifikasi Piala Asia, terutama skuat disuntik dengan tenaga baru seperti Saddil Ramdani dan Egy Maulana Vikry.
Namun, apa yang terjadi di Vietnam justru tidak sesuai keinginan, harapan yang terlanjur tinggi mengangkasa dipaksa jatuh menukik ke bumi.
Indonesia bermain sangat jauh di bawah performa, pada laga perdana Garuda Muda tidak berkutik di bawah tekanan Thailand hingga menyerah dengan skor 4-0. Pada pertandingan kedua menghadapi tuan rumah, performa membaik dengan organisasi pertahanan lebih rapi dan disiplin namun sayang gol di menit akhir memastikan asa Indonesia ke Piala Asia 2020 lenyap.

Pada pertandingan terakhir menghadapi Brunei Darussalam yang seharusnya menjadi pelipur lara, mengingat lawan mereka dibantai 6-0 oleh Vietnam dan 8-0 oleh Thailand, permainan timnas malah kembali mengecewakan.
Serangan yang dibangun cenderung terburu-buru sehingga tidak efektif, bahkan Egy dan kawan-kawan nyaris gagal meraih poin penuh seandainya kiper dadakan Dimas Drajad tidak berhasil menepis tendangan penalti pemain Brunei pada menit akhir sehingga skor tipis 2-1 tetap bertahan.
Hasil yang jauh di bawah harapan di kualifikasi Piala Asia U-23 ini membuat masyarakat Indonesia menyoroti taktik yang diterapkan oleh sang pelatih. Tidak berjalannya strategi dan tidak ada jalan keluar yang disodorkan oleh Indra Sjafri membuat posisinya sangat disorot.
Turnamen lain yang akan segera dilakoni oleh skuat asuhan Indra Sjafri adalah SEA Games 2019 yang dimulai November mendatang. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Indra Sjafri masih layak diberi tanggung jawab pada turnamen tersebut?
Dari polling yang dilangsungkan di Twitter Goal Indonesia, mayoritas pembaca masih mempercayakan posisi timnas Indonesia U-23 kepada Indra Sjafri, setidaknya hingga SEA Games 2019 mendatang.
Dari lebih dari lima ribu pembaca yang ikut dalam polling, 53 persen berharap PSSI tidak terburu-buru menendang sang pelatih dari posisinya, sementara 27 persen menginginkan perubahan secepatnya, dan 23 persen sisanya memilih untuk tidak membuat keputusan.

