Ruben Wuarbanaran - Pemain TerlupakanGoal

Pernah Buat Alfred Riedl Kepincut, Ruben Wuarbanaran Pemain Naturalisasi Tanpa Kontribusi

Suatu masa pernah ada satu pemain keturunan membuat mendiang Alfred Riedl yang melatih timnas Indonesia untuk pra-Olimpiade 2012, kepincut. Gaya bermainnya sesuai dengan kebutuhan yang dicari Riedl.

Pemain yang dimaksud adalah Ruben Wuarbanaran. Padahal, ketika dipanggil menjalani seleksi di timnas Indonesia U-23, pada Januari 2011, ia masih menjadi warga negara Belanda.

Namun, Riedl masa bodoh dengan status Ruben yang belum memegang paspor Indonesia. Juru formasi asal Austria tersebut sudah terpikat dengan performa yang ditampilkan pemain kelahiran 15 Agustus 1990 ini.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sebetulnya, selain Ruben ada beberapa pemain keturunan yang mengikuti seleksi timnas Indonesia U-23, seperti James Zaidan Saragih, Andrea Bitar, dua kakak beradik Vincent dan Donovan Partosubroto. Akan tetapi, Riedl, mencoret keempat nama itu.

Ruben sangat istimewa di mata Riedl. Buktinya, meski mengalami cedera paha, mantan nakhoda SC Obewart itu tetap memasukan namanya dalam daftar 26 pemain timnas Indonesia U-23 untuk pra-Olimpiade.

Sayang, Ruben gagal memperkuat timnas Indonesia U-23 pada pertandingan pra-Olimpiade. Selain karena cederanya belum sembuh, ia juga tak memegang paspor Indonesia hingga tenggat yang ditentukan.

Kegagalan tampil di pra-Olimpiade, tak menyulutkan niat Ruben untuk berseragam Merah Putih. Ia pun melanjutkan proses naturalisasi dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), pada Agustus 2011.

Ruben Wuarbanaran Sriwijaya FC Indonesia Super League 2014 28112013Ghazi Aditya

Setelah itu, Ruben mendapat panggilan mengikuti seleksi timnas Indonesia U-23, untuk SEA Games 2011. Namun, ia dicoret oleh pelatih Rahmad Darmawan, karena dinilai penampilannya biasa saja.

Lantas, Ruben yang sepanjang kariernya bermain di Belanda coba peruntungan dengan klub Tanah Air. Ia, meneken kontrak dengan Pelita Jaya pada musim 2011/12.

Kebersamaan Ruben dengan Pelita Jaya, cuma seumur jagung karena gagal bersaing. Ia dipinjamkan ke klub Belgia CS Vise, supaya bisa memperbaiki permainannya.

Lagi-lagi, Ruben tak mendapat menit bermain yang banyak di CS Vise. Ia lebih sering menghangatkan bangku cadangan akibat performanya yang makin menurun.

Akhirnya, Ruben kembali ke Indonesia, dengan gabung Barito Putera pada musim 2013. Baru beberapa bulan membela Laskar Antasari, ia didepak karena kelakuannya tidak profesional di latihan.

Nasib Ruben sempat terkatung-katung selepas dibuang Barito Putera, meski sempat menjalani seleksi dengan Sriwijaya FC. Kariernya seolah tamat karena tidak ada kesebelasan yang mau memakai jasanya.

Hampir dua tahun menganggur, Ruben dikontrak SV Honnepel-Niedermormter pada 2015. Ia cuma satu kali dikasih kesempatan bermain dari bangku cadangan bersama klub yang bermain di divisi lima Jerman tersebut.

Kemudian Ruben, memilih pulang ke Belanda dan membela SV DFS Opheusden. Dua musim membela klub tersebut ia memutuskan pindah ke Germania pada 2017.

Kontrak Ruben bersama Germania, sudah selesai sejak 2019. Semenjak itu, pemain berusia 30 tahun tersebut belum mendapatkan pelabuhan baru.

Perjalanan karier Ruben, sungguh ironi. Ia sempat digadang-gadang pemain punya masa depan cerah karena postur dan penampilannya yang menunjang sebagai pemain bertahanan.

Iklan