giroud 9 croppedGOAL

Menanti Pembuktian Olivier Giroud Putus Kutukan No.9 AC Milan


PENULIS: YUNITA ARIFIN

Jeda sehari setelah mengucapkan salam perpisahan dengan Chelsea melalui akun Twitter-nya, Olivier Giroud resmi diperkenalkan ke publik sebagai rekrutan anyar AC Milan, Sabtu (17/7) lalu. AC Milan merampungkan transfer Giroud dengan menebus mahar sebesar €2 juta dan durasi kontrak selama dua musim.

Rasanya, untuk pemain berusia 34 tahun, suguhan kontrak dua tahun cukup untuk membuktikan kapabilitas Giroud, mengingat penyerang timnas Prancis itu punya segudang pengalaman dan prestasi.

Keberhasilannya memenangi dua kompetisi besar benua biru seperti Liga Europa dan Liga Champions ditambah empat trofi Piala FA bareng Arsenal dan Chelsea boleh dijadikan patokan kala membicarakan kualitas Giroud. Belum lagi capaian dirinya di level timnas sebagai topskor sepanjang masa Prancis setelah Thierry Henry.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Namun, banyak fans yang meragukan potensi Giroud untuk berkontribusi di skuad Rossoneri. Pasalnya, Giroud bakal memakai nomor punggung sembilan di Milan, sebuah nomor yang kehilangan magisnya sejak ditinggal Filippo Inzaghi yang gantung sepatu pada 2012.

Alexandre Pato adalah yang pertama menerima kutukan tak berujung ini. Sejak didatangkan ke San Siro pada 2007 silam, nama Pato kian melambung dan menjadi bintang pujaan Milanisti. Kemudian malapetaka datang saat dirinya memutuskan mengubah nomor punggung tujuh menjadi nomor sembilan pada musim 2012/13. Badai cedera langsung menerpanya, bahkan hingga akhir paruh pertama Pato tak berhasil mencetak sebiji gol pun.

AC Milan Olivier GiroudAC Milan

Sepeninggal Pato yang hijrah ke Brasil, No.9 di Milan tak pernah memiliki tuan yang mengesankan: Alessandro Matri, Fernando Torres, Mattia Destro, Luiz Adriano, Gianluca Lapadula, Andre Silva, dan Gonzalo Higuain. Barisan juru gedor beken tersebut tak mampu tembus dua digit gol di Serie A.

Kutukan berlanjut kala Krzysztof Piatek mengikuti jejak Pato mengganti nomor punggungnya dan mulai gunakan nomor keramat itu. Piatek hanya mampu mencetak empat gol dari 18 laga, sementara saat memakai nomor lamanya (No.19) ia berhasil tembus 11 gol dari 21 laga.

Pemakai No.9 di musim lalu, Mario Mandzukic, jadi yang terparah. Direkrut untuk jadi pelapis Zlatan Ibrahimovic yang kerap bermasalah dengan kebugaran, Mandzukic bahkan tak mampu mencetak satu pun gol atau assist saat membela Rossoneri.

Melihat sepak terjang deretan pemilik nomor sembilan di Milan dalam satu dekade terakhir, agaknya ada beban tak kasat mata yang dipikul Giroud sebagai pemilik baru angka keramat itu. Banyak pasang mata menunggu penampilannya dengan dua asumsi: mematahkan kutukan, atau justru memperpanjang daftar pemain yang gagal bersinar.

Giroud-Milan GFXGoal

Musim lalu, Giroud mencetak 11 gol dari 31 pertandingan di semua kompetisi, enam di antaranya ia cetak di ajang Liga Champions. Setidaknya, ini menjadi modal yang lumayan mengingat Milan sudah kembali ke habitatnya di Liga Champions setelah absen selama tujuh musim.

Meski telah melewati usia emas, Giroud membawa ambisi mempersembahkan Scudetto dan juga memberikan performa terbaiknya di Liga Champions bagi Milan. Di bawah asuhan Stefano Pioli, Giroud kemungkinan bisa diduetkan dengan sesama bomber veteran yang musim lalu menjadi topskor Milan di Serie A, Ibrahimovic.

Meski tak punya kecepatan, Giroud sangat piawai dalam hal duel udara. Bukan cuma berguna untuk menyambut umpan silang, tapi yang lebih krusial adalah sebagai "tembok pemantul" untuk melancarkan aliran serangan.

Selain itu, Giroud juga mumpuni dalam menempatkan posisi di lini pertahanan lawan, mahir membuat peluang dari sudut sulit, dan kerap membuat gol-gol cantik dan akrobatik. Masih segar di ingatan gol kalajengkingnya ke gawang Crystal Palace kala masih berseragam Arsenal yang sukses memenangkan Puskas Award 2017.

Dengan kemampuannya ini, bukan tak mungkin Giroud menjadi andalan Pioli dalam skema pressing dan menjadi orang pertama yang memecah konsentrasi lawan saat menguasai bola. Bukan tak mungkin pula kedatangannya menjadi jawaban yang dinanti-nanti publik Milan tentang siapa yang berhasil memutus kutukan nomor sembilan sekaligus menjadi penerus tahkta Pippo Inzaghi.

Iklan