pele(C)Getty Images

Pele, Inter Milan & Kepingan Puzzle Yang Hilang Dari Sang Raja Abadi

Raja abadi itu telah pergi. Legenda besar dalam sejarah sepakbola kini beristirahat selama-lamanya.

Namanya harum di seantero jagat, legasinya akan terus mengakar dari generasi ke generasi, dan sang mendiang akan selalu dikenang sebagai orang paling berpengaruh di lapangan hijau.

Satu-satunya 'keunikan' Pele sebagai raja sepakbola adalah statusnya sebagai juara dunia yang seumur-umur tak pernah merasakan karier di Eropa. Di era sepakbola modern, hampir mustahil mendapatkan ganjaran pemain terbaik dunia tanpa berpetualang di Benua Biru, bukan?

Faktanya memang demikian. Pele adalah seorang one-club man dalam pengabdian 19 tahunnya bersama klub top Brasil, Santos. Legenda yang diyakini telah mencetak 1000 gol lebih itu tak pernah sekali pun merantau untuk merasakan sepakbola nan kompetitif di Eropa.

Namun, tahukah Anda, Pele sebetulnya punya kesempatan untuk melengkapi kepingan yang hilang dalam puzzle karier dia ketika dirinya nyaris berkancah di Eropa di awal era 'Grande Inter' -- tim terbaik Inter Milan sepanjang masa -- antara 1960 dan 1970-an.

Massimo Moratti, eks presiden Inter mengungkapkan, betapa dekatnya klub kesayangannya ini memboyong Pele muda pada 1958. Di tahun itu, kabar ini sempat menggemparkan para loyalis Inter.

Fans mana yang tak gembira bukan kepalang mengetahui tim kesayangannya akan kedatangan sosok superstar yang baru saja mempersembahkan titel juara Piala Dunia 1958 untuk Brasil?

Pele SantosGetty Images

"Ketika saya membaca berita di Gazzetta bahwa dia selangkah lagi bergabung ke [Inter] Milan, saya terkejut," kenang Moratti.

"Mungkin, Inter bakal jadi klub Eropa pertama yang bisa memiliki pemain terhebat itu. Saya ingat betul bahwa kami mungkin memiliki Pele di musim 1958/59," lanjutnya.

"Dia masih remaja, yang mengguncang dunia di Swedia dan ayah saya tahu bahwa dia harus bergerak cepat untuk bersaing [mendapatkan jasa Pele]," cerita Moratti.

Kabar manuver Inter terhadap Pele sampai juga di telinga orang-orang Brasil. Dan hal itu justru membuat kegaduhan di saat Pele muda hanya tinggal meneken kontrak penuh dari Inter.

Santos dan warga Brasil tak rela Pele hijrah dari tanah kelahirannya, yang jika itu terjadi berarti mereka akan kehilangan dewa sepakbola. Keributan di sana tak mereda hingga akhirnya Inter memilih mundur dari perburuan tanda tangan Pele.

Selidik punya selidik, presiden Santos rupanya mendapat teror dari publik Brasil bahkan ancaman pembunuhan jika orang nomor satu di klub itu berani melepas Pele ke Inter.

"Bagaimana caranya kita bisa mewujudkannya?" beber Moratti.

"Ketika Anda mempertimbangkan bahwa ada ancaman nyata mengintai presiden Santos, dan Anda berpikir, siapa yang tahu apa yang bakal dilakukan oleh orang-orang gila itu [semisal membunuh]. Itu bukan lagi sekadar situasi sepakbola, tapi ini adalah masalah hati nurani," ungkap Moratti.

Akhirnya, kontrak yang sudah disiapkan Inter dengan matang untuk Pele, dirobek oleh ayah Moratti, yang saat itu merupakan orang nomor satu di Nerazzurri.

Keluarga Moratti tak akan sampai hati orang yang mereka dengar di ujung telepon, keselamatannya terancam hanya karena urusan bisnis olahraga.

Pernah sesekali ayah Moratti kembali membuka komunikasi dengan presiden Santos saat situasi di Brasil mulai kondisif, tapi kesepakatan tak pernah sesimpel di awal.

Giuseppe Meazza

Jika berandai-andai kesepakatan itu tercapai, Pele meneken kontrak, lalu menjadi personel anyar Inter, dia berpeluang besar masuk dalam buku sejarah dalam era 'Grande Inter' di bawah kepemimpinan sosok legendaris klub, Giuseppe Meazza, yang sukses menaklukkan kancah domestik dan Eropa.

"Kami mencoba untuk kembali dalam kesepakatan, tapi di titik itu, segala sesuatunya telah ditutup rapat-rapat untuk alasan yang tak diketahui," pungkas Moratti.

Hingga di hembusan nafas terakhirnya di umur kehidupannya yang ke-82, Pele tak pernah melengkapi kepingan puzzle yang hilang itu meski dunia mengakui dia adalah raja abadi sepakbola.

Selamat jalan, Pele!

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0