Saat berusia 16 tahun, Pedri bocah merasakan kehidupan yang cenderung bergerak cepat.
Sebelum 18 Agustus 2019, sang gelandang tidak pernah unjuk gigi di ajang kompetitif level senior.
Dalam rentang 15 hari, dia hanya bermain tiga kali bagi Las Palmas sebelum menjadi pemain yang ditakdirkan gabung Barcelona dengan nilai transfer €5 juta di akhir kampanye musim lalu.
Setelah kemunculan Ansu Fati di awal musim lalu, jelas terlihat gairah Barcelona membangun generasi baru untuk menyaingi era Pep Guardiola.
Lahir di Tenrife pada November 2002, pendidikan sepakbola Pedri dimulai di CF Juventud Laguna sebelum diangkut Las Palmas pada 2018.
Setahun berselang, dia dipromosikan dari jenjang muda ke skuad senior untuk melakoni pramusim, dengan pelatih Pepe Mel begitu penasaran melihat apa yang bisa ditawarkan sang remaja kendati tingginya "cuma" 173 meter.
"Saya selalu tidak peduli dengan usia. Saya lebih melihat ke sikap dan performa yang diberikan sang pemain," tutur mantan bos West Bromwich Albion itu eksklusif kepada Goal.
"Tahun lalu, ketika saya dan staf saya tiba [di Las Palmas], kami melihat laga-laga di tim muda dan kami berpikir bahwa jika [Pedri] bisa melakukan hal yang sama dengan tim profesional, dia bisa menjadi penentu era," urainya.
Getty/Goal*Statistik per Mei 2020
Setelah tampil impresif di sejumlah laga persahabatan melawan tim-tim La Liga seperti Granada dan Real Betis, Pedri diberi satu tempat di starting line-up Las Palmas untuk laga pembuka klub di ajang Segunad Division melawan Huesta .
Sepekan berikutnya, setelah masuk dalam kesebelasan Mel, dia memberi assist kepada Ruben Castro untuk membuka skor menghadapi Malaga.
Di tengah melonjaknya minat pada dirinya, Barcelona bergerak cepat mengamankan tanda tangan Pedri. 2 September, klub mengumumkan kontrak dua tahun untuk sang pemain dimulai pada Juli 2020.
Real Madrid juga tampak mempertimbangkan transfer ini tapi mereka kemudian ragu-ragu, membuka jalan bagi Barcelona mengamankan kesepakatan dengan menjanjikan Las Palmas mahar total mencapai €15 juta apabila klausul-klausul tertentu dipenuhi sembari berharap karier panjang sang gelandang di Camp Nou.
"Barcelona telah membuat investasi bagus," aku Mel, yang memainkan Pedri sejak awal di setiap laga saat anak asli Tenerife itu tersedia di musim ini.
Selama perhelatan Piala Dunia U-17, pria 56 tahun itu merasa kehilangan berat bakat mudanya yang mengagumkan dan dewasa sebelum waktunya, dengan Las Palmas hanya meraup satu poin dari lima laga ketika Pedri absen.
Pasalnya, Las Palmas meraih empat kemenangan dalam empat pertandingan sebelumnya, menggambarkan betapa berpengaruhnya sang remaja. sekalipun jika dia bukan satu-satunya sosok kunci yang tak tersedia untuk seleksi dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam sepuluh penampilan starter, Pedri berkontribusi tiga gol dan tiga assist, sebagian besar dimainkan di sisi kiri, namun juga dia terkadang diplot oleh Mel untuk memainkan peran gelandang serang sentral.
Tak peduli di mana posisinya, Pedri selalu unggul.
Getty Images"Dia memahami banyak ruang dengan baik, ketika dia harus masuk dan meninggalkan ruang di sisi luar, atau menyadari Anda punya kemampuan numerik di area-area tertentu di lapangan, ungkap Mel.
"Segala yang dilakukannya dengan bola, dia memahami penempatan dan bagaimana membuat berbagai hal jadi lebih mudah bagi rekan-rekan setimnya dengan permainan simpelnya," jelas mel.
"Dia mampu membuat operan di antara lini yang bisa melumpuhkan lawan, dan dia tidak membutuhkan banyak sentuhan untuk menemukan permainan seperti itu," katanya lagi.
"Terlepas dari usianya dan cuma menjalani beberapa laga profesional, dia bisa mencermati seluruh opsi yang dimilikinya, selalu dengan kepala tegak. Dia selalu memilih yang terbaik."
"Pedri bisa bermain di salah satu dari dua posisi itu, meskipun Anda harus memperhitungkan bahwa dia merasa lebih nyaman di sebelah kiri, sedikit mirip Andres Iniesta," tambah Mel, yang tak segan membandingkannya dengan jawara Piala Dunia 2010 itu. "Faktanya, Pedri sangat mirip dengan Iniesta."
"Dia akan sangat cocok di Barcelona. Dia bisa semakin tumbuh karena dia membuat mereka yang berada di sekitarnya jadi lebih baik. Dia juga semakin hebat ketika peamain-pemain berkualitas berada di dekatnya."
Jika Pedri bisa memiliki separuh kesuksesan di Barcelona, sebagaimana yang dilakukan Iniesta, maka dia bakal masuk dalam sejarah Blaugrana.
Mulai sekarang, dia mungkin masih berada di kelas dua, tapi ini tidak akan lama hingga dia benar-benar terkenang sebagai pemain top di Spanyol bahkan dunia.


