lampard-202202090900(C)Getty images

Newcastle United 3-1 Everton: Yah... Kok Kalah Sih, Frank Lampard?

Kedatangan Frank Lampard ke Goodison Park menumbuhkan antusiasme dan optimisme tersendiri di kalangan para loyalis Everton. Tidak muluk, yang diinginkan fans untuk saat ini hanya satu: jangan sampai klub kesayangan mereka terjerembab degradasi.

Muda, berbakat dan inovatif. Lampard, meski dia adalah pelatih pecatan dari Chelsea dan terbilang masih minim pengalaman, tidak lantas melunturkan pesona dia di hadapan klub-klub semenjana. Makanya, Everton tidak ragu menunjuknya untuk menggantikan pelatih dengan pengalaman juara, Rafael Benitez.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Nahas, malam tadi, di St. James' Park, ekspektasi para pemuja The Toffees bertepuk sebelah tangan alih-alih mendulang kesenangan.

Lampard gagal memberi debut mengesankan seiring pasukannya menyerah 3-1 dari Newcastle United dalam pertandingan lanjutan Liga Primer Inggris. Yang bikin geregetan, tim tamu sejatinya sudah unggul duluan, namun akhirnya kecolongan tiga gol balasan.

Segala sesuatunya berjalan sesuai rencana bagi Lampard kala Jamal Lascelles membuat gol bunuh diri konyol karena bola pantul darinya di menit ke-36. Fans Everton bersorak riang, tapi masih berharap gol dari permainan terbuka nan cantik.

Sayang. Hanya berjarak semenit, Lascelles membayar lunas kesalahannya. Tandukannya dari situasi corner mengenai punggung Mason Holgate, yang juga tercatat melakukan gol bunuh diri.

Jamaal Lascelles Newcastle 2022Getty

Loyalis Everton mulai terdiam. Eddie Howe mulai bisa membaca arah permainan Lampard, yang di laga ini tumben-tumbenan memainkan taktik 3-4-2-1. Memang bukan mainan baru bagi Lampard menerapkan tiga bek di barisan belakang. Namun, skema favorit dia selama menangani Chelsea adalah 4-3-3.

Bermain dengan tiga bek tanpa mendapat sokongan yang baik dari lini kedua memudahkan Howe mengeksploitasi banyak ruang kosong untuk menekan lini belakang The Blues. Statistik mencatat, The Magpies berhasil melepaskan hingga 20 tembakan, bandingkan dengan Everton yang hanya membuat 11 shot.

Memasuki menit ke-56, kecepatan Allan Saint-Maximin benar-benar membuat lini defensif Everton gemetaran. Winger Prancis itu melakukan umpan tarik dari tepi kotak penalti. Michael Keane sempat membuangnya dengan tandukan, namun bola jatuh di kaki Ryan Fraser, yang sontekannya kemudian tak dapat diredam kiper Jordan Pickford.

Keunggulan kini berbalik milik Newcastle. Lampard mungkin bisa berdalih gara-gara gelandang Demarai Gray dan bek Yerry Mina -- digantikan Dele Alli dan Jarrad Branthwaite -- mengalami cedera di babak pertama.

Namun, gol ketiga Newcastle mencoreng era baru Everton di bawah komando Lampard. Sepuluh menit sebelum pertandingan rampung, tendangan bebas cantik dari Kieran Trippier memungkas kemenangan 3-1 Newcastle atas klub Merseyside.

Kehadiran wajah baru seperti Donny van de Beek di babak kedua juga tak banyak mendongkrak permainan anak-anak Lampard.

Selepas laga, Opta mencatat, Lampard menjadi manajer permanen Everton pertama yang mengalami kekalahan di laga perdananya di ajang liga sejak Gordon Lee, 45 tahun silam.

Tak pelak, kekhawatiran akan kapabilitas Lampard membawa Everton selamat dari jurang degradasi mencuat. Terlebih, Everton sekarang menelan empat kekalahan beruntun di Liga Primer untuk pertama kalinya sejak Oktober 2019 di bawah arahan Marco Silva.

Namun, Lampard menjamin, bahasan Everton degradasi tak lebih dari delusi belaka.

"Ini adalah hasil yang mengecewakan. Cedera di awal-awal laga tidak membantu kami. Ini adalah laga sulit, sebab kami baru bersama selama seminggu," ujarnya kepada media selepas laga.

"Kami kehilangan dua pemain penting, Demarai Gray dan Yerry Mina. Segala sesuatunya pun jadi berubah. Hal terpenting bagi saya adalah bagaimana kami bermain di laga ini," tambahnya.

Penciptaan peluang Everton di laga ini memang tidak lebih banyak dari Newcastle. Kendati demikian, Lampard cukup menikmati olah bola dari para pemainnya, yang mampu mencatat penguasaan bola di atas 60 persen.

20220205 Frank LampardGetty Images

"Di akhir pekan, kepercayaan diri sempat meninggi, namun Anda bisa melihat seberapa cepat kepercayaan diri itu kembali turun. Kami telah menerimanya dan tidak membiarkan kepala kami tertunduk. Kami harus menyelesaikannya, karena ini adalah sebuah masalah," lanjut Lampard.

"Kepercayaan diri dan keyakinan harus dibangun dan dilatih di tempat latihan. Perlu diubah sesegera mungkin karena kami ingin mendapatkan hasil," tegasnya.

"Itu hanya angin lalu [orang-orang yang menyebut Everton bakal degradasi]. Newcastle telah berada di dalamnya sepanjang musim ini dan mengalami pasang surut," katanya lagi.

Sabtu akhir pekan ini, Lampard akan melakoni debut di Goodison Park di ajang Liga Primer menghadapi Leeds United, kesempatan bagus baginya untuk memantapkan aklimatisasi dan meraih poin penting yang dibutuhkan klub saat ini.

Iklan