Mohamed Salah Liverpool Getty Images

Transformasi Mohamed Salah: Remaja Menjanjikan Yang Jadi Megabintang Dunia Di Liverpool

Mohamed Salah adalah inspirasi anak-anak generasi baru Afrika dan merupakan daya tarik terbesar AFCON atau Piala Afrika.

Bagaimana tidak, penyerang Liverpool itu kini adalah salah satu megabintang dunia persepakbolaan, sosok suri tauladan bagi anak-anak Arab dan Afrika yang ingin seperti dirinya, dan kembalinya ke panggung terbesar di sepakbola Afrika adalah pengingat terjalnya perjalanan Salah ke puncak.

Salah belum 'ditemukan' hingga ia berusia 14 tahun tetapi ia lalu bergabung dengan klub asal Kairo, Arab Contractors – kini bernama Al-Mokawloon. Itu artinya ia mesti melakukan perjalanan tiga jam dari kampung halamannya di Nagrig, tetapi kepindahan itu terbayar lunas karena di ibukotalah ia ditemukan oleh Sascha Empacher, pendiri dan agen di agensi sepakbola SPOCS.

Setelah melihat Salah remaja secara langsung, bertemu dengannya, keluarganya, dan pihak klub, Empacher membantu berlian mentah itu mendapatkan peluang bersinar di Eropa.

"Waktu itu ia di klub Liga Primer Mesir (Arab Contractors) tetapi Salah tidak bermain. Ia dicadangkan karena masih mudah," ujar Empacher kepada GOAL. "Tetapi kami langsung sadar bahwa ia adalah talenta menakjubkan."

"Kami berkenalan dengan keluarganya, tinggal bersamanya di Mesir, dan saling berteman. Kami memasarkannya di Eropa, tetapi itu enggak gampang. Biaya penerbangan pulang-pergi ke Mesir mahal sekali."

"Kami harus menegosiasikan banyak hal, baik dengan klubnya dan klub-klub Eropa, dan mereka menganut budaya yang berbeda. Begitu banyak klub Eropa yang menolak karena ia cuma bermain di Mesir."

"Kami sudah melakukan kesepakatan serupa untuk Mohamed Elneny dan Trezeguet, dan baru-baru ini Mustapha Mohamud, yang ke Galatasaray dari Zamalek."

"Jadi kami berhasil membantunya dan, akhirnya, Salah melakoni uji coba di FC Basel. Ia mendapatkan kontraknya, bermain di Liga Champions Eropa. Sisanya? Sejarah."

Sascha Empacher quote GFXSascha Empacher
Kenyataan pahitnya adalah banyak sekali faktor yang mengebiri peluang talenta dari Afrika, dan itu bisa menutup kemungkinan youngster lain mengikuti jejak Salah.

Sejak sebelum pandemi Covid-19, tidak banyak pemandu bakat di Afrika, tetapi Empacher kini menggambarkan situasi di mana seringkali cuma agensinya (SPOCS), dan Red Bull, pemilik RB Leipzig dan Salzburg yang menghadiri turnamen junior top di benua itu.

Terlebih, sekarang semakin banyak pemain Afrika generasi kedua dan ketiga dari Eropa dan lima liga besarnya itu yang mendapatkan panggilan timnas senior negara Afrika.

Empacher juga meyakini peraturan FIFA saat ini memperlambat perkembangan talenta dari Afrika. Pemain dari sana tak boleh dibeli klub Eropa sebelum genap berusia 18 tahun, sehingga berpotensi kehilangan tahun-tahun krusial untuk mengenyam pendidikan di akademi terbaik dunia.

"Jika negara Afrika ingin memenangkan Piala Dunia, peraturan ini harus diubah dan mereka harus diperbolehkan hijrah pada usia 16 tahun," tuturnya. "Seharusnya visa mereka dipermudah ketika liga atau klub top Eropa datang memanggil."

"Apa yang awalnya dimaksudkan untuk melindungi mereka kini justru menjadi penghalang. Mereka juga terhalang mendapatkan visa kerja, dan kini Covid-19 bikin situasinya tambah parah. Ini enggak gampang."

"Begitu banyak talenta yang gagal karena urusan administrasi, bukan kurang bakat. Inilah perbedaan utama dengan Eropa."

"Leipzig dan Salzburg memang punya banyak talenta Afrika, tapi itu cuma sedikit jika dibandingkan totalnya. Salah-Salah selanjutnya, Essien-Essien, Drogba-Drogba selanjutnya sudah siap dibina tetapi politik harus berubah untuk membantu benua [Afrika]."

Piala Afrika juga menjadi salah satu kesempatan bagi seluruh benua untuk unjuk gigi kepada dunia.

Sascha Empacher quote GFXSascha Empacher

Empacher memprediksi ia akan segera dihujani pertanyaan soal beberapa klien di agensinya yang menaungi jajaran talenta dengan total valuasi £280 juta, termasuk striker Ghana Benjamin Tetteh dan bek kiri terpinggirkan Chelsea, Baba Rahman.

Selain itu, akan ada banyak klub yang meminta saran kepadanya soal pemain yang sebenarnya bukan kliennya, mengingat koneksinya di Afrika. Memang, ia yakin klub-klub top Eropa semestinya memerhatikan Piala Afrika lekat-lekat jika ingin melakukan pembelian cermat sebelum bursa transfer Januari ditutup.

"Di Ghana, kami punya Abdul Fatawu Issahaku, yang mememangkan pemain muda terbaik di Afrika, dia bakat yang mendebarkan," imbuh Empacher.

"Ada Benjamin Tetteh, yang sebenarnya bukan pemain baru tapi ia siap ambil untung. Ia pernah diincar klub-klub Liga Primer Inggris dua tahun lalu dan semoga ia bisa menjadi starter untuk Ghana. Menurut saya ia bisa ke Inggris atau Jerman."

"Ahmed El Fotouh adalah pemain terbaik di Liga Mesir. Ia adalah seorang bek kiri super cepat dan piawai memberikan umpan silang. Dia bisa bermain di level tertinggi."

"Ada Morlaye Sylla dari Guinea. Saya ingin semua orang menyaksikannya. Ia hebat sekali dan memikat MLS. Ada juga Pape Matar Sarr, yang dibeli Tottenham dari Metz."

Iklan