Januari bakal menjadi bulan yang amat sangat berat buat Liverpool.
The Reds merayakan tahun baru dengan memainkan laga seru melawan Chelsea. Hasil imbang 2-2 di Stamford Bridge, Minggu (2/1), amat memanjakan penikmat sepakbola di seluruh dunia, meski Manchester City-lah yang sepertinya tertawa paling puas.
“Kami memang tak pernah membosankan!” seloroh Pep Lijnders.
Pria Belanda itu menggantikan peran Jurgen Klopp di London, karena sang manajer mesti menjalani isolasi mandiri akibat positif Covid-19. Ia memuji timnya, yang kehilangan sembilan pemain skuad utama karena cedera, sakit, dan larangan bermain.
Liverpool dipaksa memeras sumber daya mereka sampai titik penghabisan melawan Chelsea, dengan tiga pemain muda dan dua kiper melengkapi bangku cadangan mereka.
Mereka tidak punya penyerang cadangan, sampai-sampai mesti meminta Alex Oxlade-Chamberlain—yang sejatinya seorang gelandang—untuk bermain sebagai No. 9 darurat selama 20 menit terakhir.
Sekarang bagaimana? Ya makin kacau.
Liverpool bakal tanpa Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Naby Keita yang terbang ke Kamerun untuk mengikuti Piala Afrika. Klopp dan Lijnders praktis mesti berjuang dengan skuad tambal sulam sepanjang bulan ini.
Getty/GOALLiverpool’s schedule is packed, with games in three competitions. And while it could be worse from a Premier League perspective – they play only Brentford (home) and Crystal Palace (away) in January – the Carabao Cup semi-final with Arsenal and the FA Cup third-round tie against League One Shrewsbury simply cannot be downplayed.
Jadwal Liverpool juga padat bukan kepalang: tiga kompetisi dalam satu bulan! Meski mereka 'cuma' harus melawan Brentford dan Crystal Palace Januari ini di Liga Primer Inggris, semi-final Piala Liga Inggris kontra Arsenal dan laga Piala FA melawan tim kasta ketiga Shrewsbury tak bisa diremehkan.
Mengapa? Karena kompetisi-kompetisi itulah yang menjadi harapan terbaik mereka meraih trofi musim ini.
Lijnders tak ambil pusing ketika ditanya GOAL bagaimana Liverpool bakal berjuang tanpa Salah, Mane, dan Keita selama beberapa pekan ke depan.
"Anda bisa berusaha membuat rencana, tetapi tak akan pernah bisa merasa siap," ujarnya. "Saya tak cemas karena kami percaya pada anak-anak yang kami punya, dan pada beberapa yang akan segera kembali."
"Kami juga tahu gelandag-gelandang tertentu bisa bermain lebih menyerang, jadi bukan masalah."
GOAL juga memahami bahwa Liverpool tak punya rencana besar soal pembelian pemain di bursa transfer Januari ini.
Untuk itu, mari kita lihat siapa saya yang harus bisa mengisi lubang di skuad Liverpool dan menjadi andalan Klopp bulan ini.
Takumi Minamino
Belum lama ini Minamino merayakan ulang tahun kepindahannya ke Anfield yang kedua. Ia dibeli dari Salzburg dengan £7,2 juta saja, angka yang dinilai amat murah dan merupakan pembelian cerdas, tipikal Liverpool.
Tetapi peranan Minamino di Merseyside merah minim sekali. Hingga saat ini, ia seringkali cuma bermain di kompetisi piala domestik, bahkan menghabiskan enam bulan terakhir musim lalu dengan menjadi pemain pinjaman di Southampton.
Ia belum dipasang di Liga Primer sebagai starter buat The Reds selama lebih dari setahun, dan absen saat melawan Chelsea karena masalah otot.
Getty/GOALKlopp bilang penyerang 26 tahun itu sudah kembali "berlari" pekan lalu, dan Liverpool bakal berharap ia bisa mengikuti laga semi-final Piala Liga di Anfield 14 Januari nanti, mengingat leg pertama di Emirates mesti ditunda karena merebaknya Covid-19 di tubuh skuad dan staf kepelatihan Liverpool.
Penampilan Minamino musim ini bisa dibilang lumayan. Ia sudah mencetak lima gol, termasuk penyama kedudukan menit akhir kontra Leicester sebelum malam natal, tetapi saat ini Liverpool butuh ia mengisi peran yang sebelumnya tak bisa ia gapai: menjadi pilar tim inti mereka.
Roberto Firmino
Dia juga tak mengikuti laga seru di Stamford Bridge.
Firmino adalah satu dari tiga pemain inti – selain Alisson Becker dan Joel Matip – yang positif Covid-19 saat itu, sayangnya kini tidak hanya tiga orang.
Selain dari itu, Firmino mestinya boleh bertaruh ia bakal kembali ke starting XI di mana ia bakal diminta – bersama Diogo Jota – untuk mengisi kekosongan gol yang ditinggalkan Salah dan Mane.
Getty/GOALFirmino baru mencetak enam gol musim ini, termasuk hattrick ke gawang Watford Oktober lalu. Ia berjibaku dengan dua cedera hamstring sebelum dinyatakan positif Covid-19, dan tak lagi dijamin mendapatkan tempat di starting XI terkuat Klopp.
Jota, yang sudah mengemas selusin gol dan sama-sama mampu melakukan pressing dari lini depan, tampaknya makin siap melengserkan bomber asal Brasil itu.
Firmino sadar betul soal itu, dan penampilan bagus bulan ini – plus mencetak beberapa gol – bisa menjadi obat mujarab, baginya dan bagi Liverpool.
Divock Origi
Liverpool memang sedang sial. Origi yang sebenarnya bisa menjadi bala bantuan berarti di tengah jadwal padat menjelang natal dan tahun baru malah cedera dan belum pulih hingga saat ini.
Ia "merasakan sakit di lutut" saat mengalahkan AC Milan di Liga Champions 7 Desember lalu, dan belum bisa berlatih dengan rekan-rekannya.
Getty/GOALBayangkan jika Klopp bisa menurunkannya di Tottenham dan di Leicester. Mungkin lima poin yang terbuang sia-sia itu bakal lain cerita.
Kalau bisa Lijnders juga bakal memercayainya di Chelsea, mengingat track record-nya melawan bek-bek yang mulai kelelahan.
Liverpool bakal berdoa ia segera sembuh, dan meski ia bukan Salah atau Mane, kehadirannya akan sangat membantu.
Alex Oxlade-Chamberlain
Mengingat salah satu alasannya membelot ke Liverpool dari Arsenal adalah karena ia ingin bermain sebagai gelandang, agak kaget melihat Chambo bermain menjadi striker bergaya Firmino musim ini.
Kalau boleh jujur, hasilnya jelek banget. Oxlade-Chamberlain punya banyak kebolehan, tetapi tidak punya sentuhan dan kesadaran ruang yang diperlukan untuk menjadi striker pemantul bola.
Getty/GOALPenampilan terbaiknya musim ini hadir saat ia bermain sebagai gelandang, tetapi tak perlu kaget jika lagi-lagi ia dipercaya sebagai penyerang sayap bulan ini. Toh ia sudah pernah mencicipi posisi itu sebelumnya.
Ia sudah bugar dan siap dipilih selama setahun lebih, inilah saat bagi Oxlade-Chamberlain untuk benar-benar tampil garang dan merebut kesempatan yang sejak lama ia nantikan.
Thiago Alcantara
Remember the excitement among supporters when Thiago joined from Bayern Munich? And remember the naysayers talking about his age and injury record?
Ingat ketika fans Liverpool menggila, sesumbar, dan gembira bukan main saat Thiago bergabung dari Bayern Munich? Ingat juga tak sedikit yang mencemooh karena ia dianggap sudah tua dan punya histori cedera yang bikin cemas?
Lucunya, kedua belah pihak terbukti benar. Dalam balutan seragam Liverpool, Thiago bermain dengan anggun lagi menawan, terlihat selevel di atas gelandang lain di sekitarnya, tetapi itu adalah pemandangan langka.
The Reds sudah memainkan 80 laga kompetitif sejak kehadiran eks-Barcelona itu, tetapi ia cuma tampil 44 kali, hanya setengah lebih sedikit. Dan tanpanya, terbukti lewat laga kontra West Ham, Tottenham, Leicester, dan Chelsea, pasukan Klopp sering kesulitan merebut kendali lini tengah.
Tanpa dua pemain tertajam mereka, kendali tersebut akan kian dirindukan selama beberapa pekan ke depan jika Liverpool masih ingin menjaga asa juara (tentunya jika masih ada).
Thiago saat ini menepi karena cedera pinggang, tetapi Klopp bakal membutuhkannya kembali untuk menjadi dalang di lini tengah.


