Miftahudin Mukson GFX IDGoal Indonesia/ Ahmad Reza Hikmatyar

Miftahudin Mukson, Asisten Pelatih Timnas Indonesia U-19 Berpangkat Mayor


LIPUTAN   MUHAMAD RAIS ADNAN     DARI   YANGON   

Masyarakat Indonesia tentunya sudah sangat mengenal sosok pelatih Indra Sjafri yang menukangi tim nasional (timnas) Indonesia U-19. Performa apik pun berhasil diracik pelatih asal Sumatera Barat itu di tim berjulukan Garuda Nusantara tersebut.

Tapi, Indra tak mungkin bisa melakukan itu sendiri tanpa adanya bantuan dari para asisten pelatihnya. Salah satu asisten pelatih timnas Indonesia U-19 yang mencuri perhatian adalah Miftahudin Mukson.

Sosok sederhana ini memang kurang begitu mentereng namanya di dunia kepelatihan sepakbola Indonesia. Yang menarik adalah, bisa dibilang dia menjadi satu-satunya pelatih nasional yang masih aktif sebagai perwira menengah TNI, setelah Rahmad Darmawan memutuskan pensiun dini dari kedinasannya sebagai perwira menengah di TNI AL pada 2015 lalu.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Miftahudin pun menceritakan awal mula dia mulai menggeluti kariernya di kepelatihan. Dia memang mengawali karier sebagai pemain terlebih dahulu di kompetisi internal Persebaya Surabaya dengan memperkuat klub Angkasa.

Kemudian, saat beralih ke profesional, pria kelahiran Jombang, 6 Juli 1973, ini sempat memperkuat Persija Jakarta. Namun lantaran kompetisi terhenti karena adanya kerusuhan pada 1998, dia memutuskan untuk pensiun sebagai pemain dan banting setir sebagai pelatih.

SIMAK JUGA: Pelatih Myanmar U-19 Inginkan Indonesia Di Final

"Ketika jadi pelatih, klub profesional pertama saya juga Persija. Ketika itu, saya menjadi asisten pelatih Iwan Setiawan bersama Sudirman. Saat itu, terjadi dualisme kompetisi dan saya melatih yang Persija ISL," ucap Miftahudin, dalam perbincangan di sela-sela penyelenggaraan Piala AFF U-18 2017 di Yangon, Myanmar.

SIMAK JUGA: Myanmar Menang, Indonesia Jumpa Thailand

Hingga akhirnya, pria yang masuk TNI lewat Bintara dari jalur sepakbola ini berhasil membawa PS TNI U-21 juara Indonesia Soccer Championship U-21 2016, yang kemudian dilirik Indra untuk membantunya di Indonesia U-19.

"Saya ketika dihubungi pertama kali waktu itu pada Februari 2017 sedang berlangsung Piala Presiden. PS TNI sedang main di Malang. Awalnya saya enggak percaya ketika ditelepon coach Indra untuk meminta saya membantunya. Namun setelah saya tanya rekan di PSSI dan coach Indra sampai telepon dua kali, saya pun langsung menerimanya," bebernya.

Lebih lanjut, Miftahudin juga mengakui merasakan perbedaan yang mencolok dari ketika melatih PS TNI U-21 dan menjadi asisten pelatih Indonesia U-19. "Perbedaan yang mencolok adalah, saya dapat wawasan baru, dapat ilmu baru bagaimana bentuk tim, bagaimana cara melatih anak-anak muda. Karena saya jarang di usia muda, kebanyakan saya di tim senior. Kemarin saya di PS TNI U-21 itu ketiban pulung saja, harusnya di tim seniornya ternyata disuruh ke U-21," ucapnya, sambil tersenyum.

"Soal pembagian tugas di timnas U-19, saya lebih ke soal teknis. Kalau mas Guntur (Cahyo Utomo, asisten pelatih Indonesia U-19) lebih ke analisis. Dan yang paling ditanamkan di timnas U-19 ini adalah disiplin. Bisa dikatakan, tim yang ini bisa menjadi generasi emas sepakbola kita, tinggal bagaimana kita mengarahkan mereka saja," tambahnya.

Miftahudin Mukson GFX IDGoal Indonesia/ Ahmad Reza Hikmatyar

Pria yang kini menjabat sebagai kepala seksi Provost di Pusat Polisi Militer TNI itu pun menegaskan tak ingin cepat puas dengan apa yang diraihnya saat ini. Dia bertekad ingin mengembangkan karier kepelatihannya maupun militernya. Sekadar informasi, saat ini Miftahudin sudah mengantongi lisensi kepelatihan B AFC.

"Ketika saya diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri baik di kepelatihan maupun militer, saya ingin total. Karena saya juga mewakili institusi, apalagi pimpinan kami memberikan kesempatan untuk itu. Jadi, saya ingin keduanya berjalan beriringan dan juga tak asal-asalan," tegas pelatih berpangkat Mayor itu.

"Target saya memang ingin meningkatkan sertifikasi saya sebagai pelatih, supaya bisa belajar lagi. Kemudian ilmu-ilmu yang didapatkan bisa diaplikasikan di tim manapun yang nanti saya akan pegang," tuturnya.

Di akhir perbincangan, Miftahudin pun memberikan pesannya kepada para pemain dari militer yang kini masih aktif bermain, untuk terus mengembangkan diri mereka. Seperti diketahui, saat ini ada beberapa pemain nasional yang juga sudah menjadi anggota TNI seperti Manahati Lestusen dan Muhammad Abduh Lestaluhu.

"Setiap generasi pasti beda situasi, beda karakteristik. Saya berharap, generasi di bawah saya pada saat ada kesempatan untuk berkarier di militer itu harus diambil, karena kesempatan itu tak akan datang dua kali," pungkasnya.

Iklan