Telkomsel - Footer BannerIstimewa

Menguak Masa Lalu Leonardo Bonucci Di Inter Milan - Kalah Bersaing Dengan Marco Andreolli


OLEH   SIMONE GAMBINO   PENYUSUN    TEGAR PARAMARTHA Ikuti di twitter

Derby della Madonnina antara Inter Milan dan AC Milan memiliki sejarah yang sangat panjang, dengan laga Senin (16/10) dini hari nanti akan menjadi duel yang ke-219. Namun, bagi Leonardo Bonucci, ini akan menjadi derby Milan yang perdana.

Meski sempat membela Nerazzurri, ia tidak memiliki karir yang cemerlang, sangat jauh dari kata 'impresif' dibandingkan dengan perjalanan megahnya bersama Juventus. Bagaimanapun juga, karirnya di La Beneamata tetap memiliki arti khusus, karena di sanalah ia bangkit untuk pertama kali.

Empat penampilan di ajang Serie A Italia dan Coppa Italia, plus Scudetto 2006 secara resmi juga menjadi miliknya, setelah melakoni debut di kasta tertinggi sepakbola Italia melawan Cagliari di akhir musim, sebelum skandal Calciopoli mengubah klasemen akhir.

Ia meraih kesuksesan lebih besar di jenjang usia dini bersama tim Primavera, menjuarai Coppa Italia (2006) dan liga (2007 - musim terakhirnya) saat diasuh Daniele Bernazzani. Mario Balotelli menjadi bintang terbesar di skuat tersebut saat itu. 

Di antara rekan-rekan Bonucci di masa itu, adalah Paolo Tornaghi yang membagi kenangan kepada Goal . " Leo bersama kami dua tahun pada musim 2005/06 dan 2006/07. Tahun pertama bermain sangat sedikit, datang dari Viterbese, dia kalah bersaing dengan Marco Andreolli dan Nicolas Giani, keduanya lahir pada 1986, dia pilihan ketiga, dia memiliki sedikit kesempatan dan lebih sering bermain dengan tim junior ," ungkap Tornaghi yang kembali ke Italia setelah lima tahun berkutat di MLS Amerika Serikat membela Chicago Fire dan Vancouver Whitecaps.

" Musim kedua harusnya menjadi miliknya ," lanjutnya. " Karena dia kelahiran 1987, dia berada dalam tahun terakhir di mana ia bisa bermain untuk Primavera, tetapi pada paruh musim pertama ia bahkan tidak masuk skuat reguler, malah ia disingkirkan pemain lebih muda, Andrea Mei, kelahiran 1989.

" Itu menjadi pukulan keras bagi dia, mengawali tahun di mana Anda diharapkan menjadi pemimpin dan Anda malah duduk di bangku cadangan. Tetapi kemudian perlahan, seiring berjalannya waktu, dia merebut posisi itu dan menjadi pemain yang sangat penting untuk tim dan musim itu kami berhasil merengkuh Scudetto. Itu menjadi tahun transformasi baginya, dia bereaksi dan berhasil merebut posisi, itu perjalanan yang penting ."

Bagaimanapun juga, Bonucci bukanlah pemain yang dipandang sebagai sosok paling bertalenta: " Ada Mario [Balotelli] dan Andreolli yang jauh diperhatikan daripada dia. Ia seperti pemain yang berbeda dari tim kami dulu, saya tidak berpikir dia bisa menjadi pemain tim nasional, menjuarai liga. Saat itu, Andreolli yang tampak memiliki masa depan sangat cerah."

Dan, Leo tetap mampu menjelma menjadi salah satu sosok krusial di Inter. " Pelatih melihat dia memiliki karakter khusus, yang memiliki kepercayaan diri besar pada kemampuannya. Bahkan jalan yang ia lalui, dari bangku caddangan, kemudian memberi reaksi hebat dengan keinginan kuat, jelas membuatnya berkembang dan menjadi salah satu pilar tim.

" Bahkan dalam mengejar karir, dia harus melalui semua pengalaman, dia belajar banyak, semua yang ia dapatkan berkat pelajaran yang ia rasakan. Ada pemain yang menggapai puncak hanya dengan talenta, dan dia juga demikian, tetapi juga berkat kerja keras, determinasi dan keinginan untuk bangkit ."

Namun, Inter masih tidak mempercayai Bonucci: dua tahun pinjaman ke Treviso dan Pisa sebelum dilepas ke Genoa dalam kesepakatan Milito-Motta. Jose Mourinho tidak bisa melihat bakat terpendam sang pemain - hal yang wajar mengingat ia lebih menyukai bek bertipe tukang jagal seperti Marco Materazzi, hingga Branca melepasnya dengan harga €4 juta.

Saat itu, Inter menggapai puncak kejayaan dengan meraih Treble Winners, tetapi bagi Bonucci itu menjadi langkah awal perjalanan panjang ke puncak. Tahun emas di Bari membuka pintu untuk bergabung dengan Juventus, dan setelah itu, namanya terus meroket.

Takdir membawanya kembali ke kota Milan, tetapi di seberang klubnya dahulu: " Aneh melihat pemain Primavera Inter, yang memiliki karir cemerlang di Juventus dan sekarang berada di AC Milan. Sepuluh tahun lalu itu tidak akan terbayangkan, tetapi sepakbola berubah saat ini. Inter selalu mencari talenta di luar negeri daripada mendorong pemain Italia atau pemain dari akademi sendiri. Itu fakta ."

Bonucci (bersama Bari dan Juventus) sudah menghadapi Inter sebanyak 18 kali di Serie A dan Coppa Italia, ia merasakan sembilan kemenangan dan hanya tiga kekalahan. Tetapi kali ini akan berbeda, akan spesial, akan menjadi kisah tersendiri: Meraih kemenangan bersama Rossoneri atas Inter akan menjadi sebuah balas dendam yang memuaskan.

Mau nonton pertandingan tim kesayangan kalian? Pastikan kalian memiliki kuota data VideoMAX SuperSoccer TV -- saluran streaming sepakbola paling lengkap! Nikmati keseruan aksi para bintang sepakbola dunia dengan cara mengaktifkannya melalui aplikasi MyTelkomsel atau menu akses *363*465#

Telkomsel - Footer Banner
Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0