Anda pasti pernah melihat pesepakbola mengangkat tangannya ketika menghadapi tendangan penjuru dan mungkin bertanya-tanya.
Di sepakbola, sepak pojok atau corner merupakan sebuah peluang bagus untuk coba mendapatkan gol dan banyak tim jelas ingin memaksimalkan itu.
Goal pun ingin mengulik alasan yang melatarbelakangi si pengambil sepak pojok untuk mengangkat tangannya. Simak!
Mengapa Angkat Tangan?
Getty ImagesPesepakbola yang mengambil tendangan penjuru biasanya mengangkat tangan untuk dijadikan sinyal buat rekan setimnya soal di mana ia akan menempatkan bola. Itu adalah rutinitas yang sudah dilatih sebuah tim di tempat latihan.
Sementara itu, rekan satu tim juga harus memperhatikan si penendang karena kode yang diberikan harus disambut dengan baik sehingga minimal bola itu menghasilkan peluang yang merepotkan bagi tim lawan.
Para manajer juga menekankan pentingnya sepak pojok dan tak jarang memiliki pelatih set-piece guna menyempurnakan itu. Adapun ketika sebuah tim punya pemain dengan fisik bagus, situasi tersebut jelas bisa membantu untuk mencetak gol.
Macam Tipe Sepak Pojok
Getty ImagesDi sini tendangan penjuru memiliki macam bentuk, yang dibagi menjadi berikut:
1. Corner pendek
2. Ke tiang dekat
3. Ke tiang jauh
4. Jarak menengah
5. Corner langsung
6. Berkelok ke dalam
7. Berkelok ke luar
Tentu sangat sulit bagi musuh untuk mengetahui taktik mana yang akan digunakan oleh penendang tendangan sudut.
Di masa lalu, sinyal-sinyal ini biasanya cukup jelas:
- Tiang dekat (tangan kiri diangkat)
- Tiang jauh (tangan kanan diangkat)
- Ke tengah (kedua tangan diangkat)
Namun, kode-kode yang dipakai telah banyak berkembang. Sekarang, seorang manajer dapat mengembangkan rutinitas tendangan sudut saat melawan tim tertentu.
Akan sangat sulit untuk mencoba dan memahami setiap sinyal yang diberikan oleh si pengambil jika ia bukan anggota tim.
Kode Lain Saat Corner
Getty ImagesBukan cuma mengangkat tangan, pesepakbola juga melakukan banyak cara agar taktik yang mereka pakai tidak terbaca oleh lawan ketika mengambil sepak pojok.
Beberapa kode itu seperti menempatkan tangan di paha, menggaruk hidung, menyentuh wajah atau dagu hingga menggulung kaus kaki ke atas.
Di sini fokus menjadi sangat penting dan kode-kode di atas bisa menjadi senjata yang sulit untuk diantisipasi.
